4-RIVAN HOME'S

1.2K 232 72
                                    

Terimakasih sudah mengklik part ini.

Wajib follow akunku sebelum baca.

Tandai typo ✅

________

"Pertemuan pertama dengan orang baru itu sangat terasa nyaman jika terkesan hangat."

________

Rivan mengusap keringat yang tengah mengucur di dahinya dengan sebelah tangan. Tangan yang satunya masih setia menghormati bendera. Tak ada Zion disampingnya.

Yup! Tadi ia telah ketahuan oleh Bu Genta saat ia tengah beristirahat dari hukumannya. Ia kini telah dihukum dua kali lipat oleh Bu Genta. Ia menghormati bendera selama dua jam. Sementara Zion hanya satu jam. Rivan melirik jam tangan ala cowok yang melingkar di pergelangan tangannya.

Pukul 14.50.

Itu artinya sepuluh menit lagi bel pulang akan berbunyi. Baju kaos Rivan sekarang bahkan sudah habis basah oleh keringat. Apalagi karna warnanya hitam, cukup membuatnya sangat gerah. Ingin rasanya melepas bajunya itu sekarang juga agar rasa gerahnya ini hilang.

Dan waktu yang ia tunggu-tunggu pun tiba. Bel pulang akhirnya berbunyi. Dengan kasar, Rivan menurunkan tangannya lalu berjalan cepat menuju parkir sekolah. Sambil berjalan, ia meraih ponselnya dari saku celana lalu menelepon Arlan.

"Lan, bawain tas gue. Gue tunggu di parkir."

"Oke, am-"

Tuk. Belum sempat Arlan menuntaskan ucapannya, Rivan sudah mematikan telepon. Ia kini duduk santai di atas motor ninjanya sambil memainkan ponselnya. Tak lama kemudian, ia melihat Naya yang akan berjalan melewatinya. Melihat Naya, ia langsung teringat akan Liona.

"Oi!" panggil Rivan saat Naya sudah berada disampingnya. Naya pun menoleh ke arah Rivan.

"Liona mana?"

"Liona? Oh. Tadi dia bareng sama aku. Tapi katanya tadi dia mau ke toilet sebentar. Dia suruh aku pulang dulu-"

"Oh. Ya udah, sana," potong Rivan datar sambil kembali menatap layar ponselnya.

Naya berdecak kesal dalam hati. Rivan ini tipikal cowok yang tak ada sopan-sopannya sama sekali. Ia pun berlalu dari situ dengan raut wajah cemberutnya.

Tak lama kemudian, ia melihat Liona muncul dari arah sana. Ternyata Liona juga sudah melihat ke arahnya. Dengan langkah terpaksa, Liona pun berjalan menghampiri Rivan.

"Gue kira lo amnesia. Ternyata ingat ucapan gue juga."

Liona hanya menatapnya malas. Tepat saat itu, Arlan, Zion, dan Nando datang. Nando datang bersama dengan Milena.

"Nah tas lo! Jaket lo juga!" ucap Arlan sambil memberikan ransel hitam ala cowok serta jaket kulit berwarna hitam kepada Rivan. Rivan menerimanya.

"Bawain tas gue!" perintah Rivan sambil menyodorkan kedua barangnya itu pada Liona. Liona dengan kesal menerimanya, membuat teman-temannya cengo lagi. Mereka sudah menduga, ada sesuatu antara Rivan dan Liona ini.

Jleb!

Liona terkejut. Rivan secara terang-terangan langsung melepas kaosnya di depan mereka. Sementara Milena langsung menoleh ke arah lain.

RIVANDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang