Terimakasih sudah mengklik part ini.
Wajib follow akunku sebelum baca.
Tandai typo ✅
_________
"Akhirnya aku menyukaimu."
_________"SIALAN LO, ANJING!" umpat Arlan saat Nando melayangkan joystick di kepalanya dengan sedikit kuat.
"Lo bisa maen kagak, sih?" decak Nando kesal.
"Bukan gue yang salah tapi tangan gue!"
"Alah, gak usah bacot lo!"
Zion hanya geleng-geleng kepala menyaksikan tingkah keduanya. Saat ini mereka sedang berada di kamar Rivan dan Liona. Sepulang sekolah tadi mereka memilih untuk mampir ke apartemen Rivan.
Ceklek.
Pintu kamar terbuka menampilkan Rivan yang berdiri di pintu. Kedua matanya langsung melotot melihat keadaan kamarnya yang sudah jauh dari kata 'kamar'. Kulit kacang berserakan di atas kasur dan lantai. Bungkus jajan ada dimana-mana. Sementara keadaan kasurnya juga tak terbentuk. Rivan menghampiri ketiganya dengan geram.
"Anjir, lo bertiga apain kamar gue?! Ini kalo Liona liat, udah kena semprot gue! Gue gak mau tau, lo pada harus rapiin kamar gue kembali sebelum Liona balik. Cepetan, anjing!" perintah Rivan.
"Yaelah, iya, iya. Ini kita mau rapiin!" ketus Arlan seraya meletakkan joysticknya. Mereka terpaksa harus mengakhiri gamenya. Rivan menghela napasnya gusar dan memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Arlan dan keduanya dengan malas mulai membersihkan kamar itu.
•••🍂•••
Ceklek.
Rivan keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan boxer berwarna abu-abu sehingga menyisakan perutnya yang berotot. Ia menggosok-gosokkan rambutnya dengan handuk kecil.
Ia tersenyum lega melihat keadaan kamar sudah rapi dan bersih seperti sedia kala.
"Anjir, capek gue, bangsat," desah Arlan pelan sambil berbaring di atas kasur.
"Udah, sono lo bertiga pulang!" titah Rivan.
"Buset, bukannya bilang makasih dulu. Kita capek tau, bersihin kamar lo seluas Jakarta gini!" ketus Zion.
"Gak perlu. Lo semua emang yang udah bikin kamar gue berantakan."
"Terserah lo, deh!"
Pintu kamar terbuka menampilkan sosok wanita cantik dengan dua buah paper bag yang digenggam di kedua tangan. Liona tersenyum dan memasuki kamar.
"Kalian?"
"Eh, cantik gue pulang. Bawa apa, tuh?" goda Arlan.
Liona melirik paper bag yang di pegangnya. "Oh ini, bawang sama cabe, mau?" tawarnya.
Sontak Nando dan Arlan tertawa mendengarnya.
"Mau dia itu, Na. Arlan itu penggila bawang sama cabe!" celetuk Nando. Arlan langsung menatapnya kesal.
"Hehe, bercanda. Ini tuh, isinya maka-"
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVANDO
Novela Juvenil"Takdir itu lucu. Dan dijodohkan sama lo itu adalah bagian dari takdir gue yang sama sekali tidak gue anggap lucu." Rivandoxa Zanendra dengan segala kenakalannya. Menjadi cowok populer membuatnya terlihat nyaris sempurna di kalangan para gadis di se...