Terimakasih sudah mengklik part ini.
Wajib follow akunku sebelum baca.
Tandai typo ✅
________
"Kalau sudah cinta, semuanya bakal direla-relain."
________Setelah membayar ongkosnya, Liona segera melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah. Saat melewati parkiran, ia melihat Rivan sedang bersandar di motornya bersama dengan ketiga sahabatnya. Seperti biasa, keempat cowok itu asyik dilirik-lirik oleh banyaknya siswa disana.
Liona menghelakan napasnya sedikit kesal, namun ia berusaha untuk mengabaikannya. Namun langkahnya langsung berhenti mendengar suara seseorang yang terdengar tidak asing di telinganya berasal dari parkiran tadi. Liona langsung menoleh ke sana.
"Hai," sapa Karina setelah berada di hadapan Rivan. Raut wajah Rivan yang tadinya ceria karna gurauan ketiga sahabatnya langsung berubah datar kala melihat wajah Karina yang datang bersama keempat anggota gengnya. Tak mau ketinggalan dengan Karina, keempat cewek itu juga ikut tebar pesona kepada ketiga sahabat Rivan.
Sapaan Karina sama sekali tidak direspon oleh Rivan. Namun hal itu tidak membuat Karina goyah. Ia tersenyum ke arahnya.
"Van, gue semalam udah kirimin lo chat, loh. Masa gak diliat?" tanya Karina dengan wajah yang sengaja dicemberutkan.
"Penting emang?" balas Rivan sembari berdecih.
"Penting dong, kan chat dari gue."
"Oh, ya?" Rivan melipat kedua tangannya di depan dada. "Seberapa penting chat lo buat gue?"
Karina memanyunkan bibirnya. "Bagi gue penting, kok."
"Tapi bagi gue, nggak sama sekali, buang-buang waktu," ucap Rivan, lalu melangkahkan kakinya, meninggalkan Karina dengan tatapan datarnya. Ketiga sahabatnya pun mengikutinya dari belakang.
"Kasiann," ledek Arlan saat berpapasan dengan Karina sambil memanyunkan bibirnya dramatis.
Melihat itu, Karina jadi semakin kesal.
"Cinta ditolak, tali gas pun bertindak, ea," tambah Nando menyindir Karina. Kecuali Zion yang terus melangkahkan kakinya menyusul Rivan.
Karina menatap sebal kedua cowok itu. "Akhh, kesal banget gue, ikh!" gerutunya.
Lain halnya dengan Liona yang melihat itu semua, hanya bisa tertawa kecil. Namun disisi lain, ia juga sedikit kesal karna cewek lain yang seenaknya mendekati Rivan.
Sebelum Rivan dan ketiganya mendahului langkahnya, Liona cepat-cepat melanjutkan langkahnya, agar tidak ketahuan oleh cowok itu.Namun, baru beberapa langkah, ia kembali berhenti. Ya, Rivan kembali dihampiri seseorang. Cewek lagi, fiuh!
"Kak Rivan, ini aku bawain coklat buat kakak, dimakan ya," ucap cewek dengan rambut berpita merah sambil menyodorkan dua buah dairymilk ukuran besar dengan pita merah muda sebagai hiasannya.
Nando dan keduanya saling lirik melirik satu sama lain, mencoba menanti bagaiamana respon Rivan selanjutnya.
Sementara Rivan lagi-lagi hanya bisa menatap datar cewek asing di depannya ini. Berani juga nih, cewek, pikirnya.
"Gue gak minat beli," ucap Rivan membuat siswa yang ada di sekitar situ tertegun. Cewek tadi terlihat salah tingkah sambil menahan malu.
"Tapi coklat ini bukan untuk aku jual kak, tapi aku ngasih ke kakak gratis," balas si cewek.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVANDO
Fiksi Remaja"Takdir itu lucu. Dan dijodohkan sama lo itu adalah bagian dari takdir gue yang sama sekali tidak gue anggap lucu." Rivandoxa Zanendra dengan segala kenakalannya. Menjadi cowok populer membuatnya terlihat nyaris sempurna di kalangan para gadis di se...