Terimakasih sudah mengklik part ini.Wajib follow akunku sebelum baca.
Tandai typo ✅
________
"Kalo semisal ada orang yang gak mau lepas dari seseorang, bahkan ngerasa hidupnya gak berarti tanpa seseorang itu, artinya apa?"
_________Rivan membawa Herin masuk kedalam mobil. Setelah memasang seatbelt, Rivan mulai melajukan mobilnya.
"Gimana bisa lo di kejar sama preman itu?" tanyanya Rivan.
Herin yang sedang menatap kosong ke luar kaca mobil menoleh menatap Rivan. "Aku barusan pulang dari supermarket. Dan saat lewat jalan sepi, aku ngerasa ada orang yang ikutin aku dari belakang. Aku, aku takut dan perlahan lari tapi akhirnya preman itu berakhir mengejarku," jawab Herin.
Rivan mendengus,"lain kali jangan lewat jalan sepi. Jalan ke rumah lo kan, masih ada jalan lain."
Herin menunduk,"iya, maaf."
Rivan tersenyum,"yaudah, jangan khawatir lagi, ada gue. Gue antar ke rumah lo aja, ya."
Herin menatap Rivan dengan tatapan memelas. "Tapi Van, mama pasti marah kalo liat aku baru pulang jam segini. Ke rumah kamu aja, ya."
"Gak bisa, Rin."
"Kenapa? Kenapa gak bisa? Tante juga pasti senang liat aku datang."
Rivan terdiam. Ia bingung harus menjawab apa. Bayangan Liona kembali hadir dalam pikirannya.
"Rivann," panggil Herin.
"Ya udah, kita kerumah gue," putus Rivan akhirnya. Dalam hati ia berdecak kesal.
"Lalu gimana sama orangtua lo? Mereka pasti lebih cemas karna nunggu lo gak balik-balik."
"Itu gampang, aku tau cara ngatasinya," jawab Herin yang kembali tersenyum lagi karna mendengar keputusan Rivan akhirnya.
Rivan mengangguk,"oke."
Rivan pun meraih ponselnya dan mengirim pesan kepada seseorang.
To : My Wife❤
|Maaf Na, hari ini gue tidur di
rumah mama. Herin paksa buat
pulang ke rumah gue. Lo langsung tidur, ya. Besok gue jemput lo buat berangkat sekolah bareng. Good night my, wife.Setelah terkirim, Rivan pun menaruh ponselnya kembali.
"Kamu chat sama siapa, Van?" tanya Herin.
"Bukan apa-apa," jawab Rivan.
Selang beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di rumah orangtua Rivan. Keduanya turun, dan berjalan mendekati pintu.
Rivan menekan bel rumah sebanyak tiga kali, dan akhirnya pintu pun terbuka menampilkan sosok Elena. Elena terkejut melihat kedatangan keduanya.
"Rivan?"
Rivan melirik Herin sekilas. "Maaf, ma. Rivan bawa Herin pulang kesini dulu. Tadi Rivan dapatin dia lagi dikejar sama beberapa pria."
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVANDO
Fiksi Remaja"Takdir itu lucu. Dan dijodohkan sama lo itu adalah bagian dari takdir gue yang sama sekali tidak gue anggap lucu." Rivandoxa Zanendra dengan segala kenakalannya. Menjadi cowok populer membuatnya terlihat nyaris sempurna di kalangan para gadis di se...