7

2.3K 195 18
                                    

Ketika Haechan membuka matanya, ia kini sudah berada dalam gendongan seseorang dan itu adalah Jeno. Tunggu. Apa yang terjadi? 

Haechan melirik ke belakang Jeno, ah dia baru ingat kalau kematian hampir menjemputnya kalau saja ia tidak segera berlari keluar dari gedung tinggi tersebut. 

Semua ini bermula dari empat jam yang lalu, pukul 08.00 pagi Haechan sudah berada disebuah hotel terkenal. Tujuannya adalah satu, membunuh Yuta, karena dari hasil pelacakan GPS Jeno, orang itu berada disana. 

"Pergilah," ucap Jaemin sambil menyesap teh nya ketika Haechan pamit pada Jaemin padahal dirinya sudah berada di lokasi bersama dengan Jeno. Sedangkan Jaemin sudah berada di pesawat untuk kembali ke 'rumah' mereka, ia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan maka dari itu Jaemin mengizinkan Haechan untuk menuntaskan urusannya membunuh Yuta sebagai hadiah. 

Haechan kini sedang berada di atap gedung yang berada disebrang hotel, gedung kantoran lebih tepatnya. Ia mengambil teropong miliknya dan mengamati salah satu kamar hotel. Tentu saja ia bekerja secara terpisah dengan Jeno, 

Laki-laki manis itu telah memastikan keberadaan targetnya disalah satu kamar, sesuai dengan peta yang dikirimkan oleh Jeno. Haechan juga melihat beberapa penjaga disana.

"Aku sudah masuk, ada 10 penjaga A diluar," jelas Jeno. 

"Ada 10 orang di dalam," Haechan menurunkan teropongnya, ia kembali menghisap batang nikotin ditangannya sebelum akhirnya ia mematikan rokok tersebut dengan menginjaknya. 

Haechan memastikan tali di tubuhnya sudah terikat dengan sempurna dengan pasak yang dia pasang, lantas Haechan mundur hingga dirasa cukup sebelum ia berlari secepat yang dia bisa, jarak antar gedung tidak terlalu jauh bagi Haechan yang kecepatan larinya melebihi kecepatan manusia pada biasanya.

Anak itu berhasil sampai di balkon kamar yang kini ditempati oleh Yuta, kaca pintu balkon itu pecah, Haechan berhasil masuk dan langsung disambut oleh penjaga-penjaga yang menyerangnya. 

Haechan menyerang dengan menggunakan pisau di kedua tangannya, ia lebih menyukai menggunakan pisau karena ia lebih gesit  dalam bergerak. Haechan dengan mudah menghindari penjaga Yuta yang berusaha menghajarnya. Semua penjaga di dalam berhasil Haechan kalahkan, ia mendengar ada pergerakan dari kamar dan ia langsung masuk ke sana setelah mengganjal pintu dengan sofa. 

Haechan membuka pintu kamar, namun ia tak menyangka jika dirinya akan disambut dengan lima orang lagi dikamar itu dengan Yuta yang duduk di dekat jendela kamar. 

"Sudah kuduga kau akan datang, tapi sayangnya hari ini buka harimu," Yuta berucap. Kelima orang itu menyerang secara bersamaan, Haechan menghentakkan kakinya dan sebuah pisau dengan panjang 10 cm keluar dari sepatu bagian belakang yang dikenakan Haechan. 

Hybrid muda itu dengan mudah mengayunkan kaki dan tangannya, gerakannya yang gesit membuat lima orang berpengalaman itu kewalahan menghadapi Haechan. Yuta yang melihat aksi anak muda itu tersenyum, ia jadi tertarik. 

"Aku tertarik padamu, mau bergabung dengan tim ku?" Yuta menghindar ketika Haechan berhasil mendekati dirinya, namun Haechan juga dengan cepat menghadang Yuta. 

"Tidak, aku hanya tertarik untuk membunuhmu," 

Yuta tertawa mendengar balasan dari Haechan, tak lama terdengar suara dobrakan pintu, ia yakin para penjaga diluar akhirnya berhasil masuk. Haechan berdecak, ia melemparkan pisau di tangan kirinya dan mengambil pisau kecil lain untuk dia lempar dan semuanya mengenai sasaran sembari ia kembali mengejar Yuta. 

Hybrid itu berhasil mengejar Yuta dengan mudah, mencegat pria itu hingga keduanya berhadapan. Tangan Haechan mencengkram kerah kemeja Yuta dan mendorongnya ke tembok. 

Rendezvous (Nahyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang