10.

1.8K 178 8
                                    

Hari ini Jaemin mengajak Haechan untuk pergi memeriksa markas mereka, tentu saja sebagai Tuan yang baik ia menyediakan markas bagi anak buahnya. Dan beberapa kali Jaemin akan memeriksa markasnya itu, ia perlu menghasilkan anak buah yang berguna untuk menjalankan misi dengan baik. 

"Sudah siap?" tanya Jaemin. 

Haechan menganggukkan kepalanya, anak itu menutup pintu kamarnya kemudian mendorong kursi roda Jaemin menuju ke lift untuk menuju ke halaman dimana Jeno sudah menunggu di depan mobil. 

Lokasi markas mereka membutuhkan waktu 4 jam ditempuh menggunakan mobil, cukup tersembunyi dan berada di dalam kawasan hutan yang telah dibeli juga oleh Jaemin. Mobil yang dikendarai oleh Jeno berhenti tepat di depan gedung, bangunan itu lebih banyak dilapisi oleh baja dibagian luarnya dengan kaca anti peluru. 

Haechan mendorong kursi roda setelah Jeno memindahkan Jaemin, mereka bertiga masuk ke dalam gedung. Dua orang penjaga menyambut mereka bertiga kemudian mengikuti ketiga orang itu. 

Begitu sampai di ruang latihan, semua orang langsung menghentikan latihan mereka dan berdiri tegap dengan kedua tangan dibelakang. 

"Lanjutkan latihan, aku hanya akan memantau," ujar Jaemin kepada pelatih, hanya ada 20 orang pilihan yang telah terpilih dan sampai pada tahap ini. Jaemin tidak serta merta menerima seseorang, untuk kasus Haechan ia memang membutuhkan hybrid cheetah untuk dia latih. 

Dari 20 orang disana, ada satu anak yang menatap Haechan tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun, dan Haechan menyadari hal itu namun ia hanya melirik dan terus mendorong kursi roda Jaemin menuju ke ruang pantau.

Haechan tak mengenal anak itu, tetapi ia bisa memastikan jika ada sesuatu yang salah dengannya. Haechan tak ingin ambil pusing, ia akan menuntaskan tugasnya untuk mengawal Jaemin seperti biasa saat kunjungan. 

"Sampai disini, urusanku dan Jeno masih lama pergilah berkeliling," Haechan melepaskan genggamannya pada dorongan kursi roda kemudian membiarkan Jaemin dibawa oleh Jeno masuk ke sebuah ruangan. Setelah memastikan Jaemin masuk ke dalam, Haechan mengedarkan pandangannya menimbang kemana ia harus pergi. 

Suara perut Haechan membuat anak itu terkejut sendiri, "Hmm... sepertinya ke kantin saja," gumam hybrid itu, mengambil langkah menuju ke kantin. Makanan disini terjamin, semuanya enak bahkan standar restoran yang disukai oleh Jaemin. 

"Kenapa akhir-akhir ini aku sering sekali lapar," ujar Haechan sambil mengusap perutnya, ia mengambil nampan makanan dan satu mangkuk untuk sup yang disediakan. Jam makan masih lama, tetapi kantin tetap buka untuk melayani tamu, apalagi mendengar jika Jaemin datang. 

Baru saja Haechan mengambil satu langkah, ia merasakan sesuatu datang dari arah belakang dan membuatnya refleks menghindar dan menggunakan nampan besi ditangannya untuk menangkis sebuah tongkat besi yang dilayangkan padanya. 

Haechan menatap tajam siapa yang berani mengganggu jam makannya, dan benar saja jika anak itu adalah yang Haechan curigai. 

"Apa maumu?" tanya Haechan.

Anak itu kembali menyerang, pola serangannya acak dan tenaga yang tidak beraturan. Haechan memilih untuk mengurangi tenaganya. 

"Hidupmu enak sekali, padahal seharusnya hybrid sepertimu hidup di hutan saja," ucap anak laki-laki itu, Haechan tidak tahu identitas anak ini sama sekali dan seingatnya dia tidak pernah punya masalah dengan manusia lain saat setelah ia tinggal bersama dengan Jaemin.  

Haechan hanya berpikir, apa masalah anak ini dengannya? Kaum hybrid sudah lama direndahkan, hal itu menjadi hal yang biasa untuk Haechan jika ada yang berbicara demikian, ia tak sakit hati. 

Rendezvous (Nahyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang