Selama masa pemulihan, Haechan tidak lagi dibolehkan untuk beraktivitas berat, bahkan mereka menyuruh Mark untuk menggantikan Haechan sementara.
Meski masih harus bekerja, namun Jaemin dan Jeno pulang lebih cepat dari biasanya. Kecuali keadaan mendesak mereka akan membagi tugas, salah satu dari mereka akan pulang terlebih dahulu.
"Tuan Jaemin," dengan suara riang dan berlari kecil Haechan menghampiri Jaemin sambil merentangkan kedua tangannya, berakhir memeluk tubuh kekar Jaemin dengan erat.
"Aku membuat cake hari ini, kau ingin mencobanya?" Tawar Haechan,
"Bukankah aku sudah bilang agar diam saja dikamar?" Jaemin bertanya, sebelah alisnya terangkat, kepalanya menunduk untuk menatap Haechan yang masih asik memeluknya dengan erat.
"Aku tidak bisa, bosan sekali dikamar. Lagipula aku masih dirumah, Tuan," jelas Haechan membelas dirinya sendiri, pada akhirnya Jaemin hanya menghela nafasnya.
"Baiklah, dimana kuenya?" Tanya Jaemin.
Haechan dengan senang hati membawa Jaemin ke ruang makan, karena kehamilan Haechan, mereka memutuskan untuk pindah ke kamar yang ada dilantai bawah agar Haechan tidak perlu jauh-jauh berjalan."Jeno tida ikut pulang?" Tanya Haechan, ia mengambil satu piring besar berisi cake buatannya tadi, red velvet cake.
"Dia akan pulang sebentar lagi, aku menyuruhnya membeli sesuatu," jawaban Jaemin dibalas anggukan kecil oleh Haechan, ia terlihat fokus menyiapkan cake untuk Jaemin sebelum menghidangkannya di depan Jaemin.
"Cobalah," Haechan duduk disamping Jaemin yang mencicipi cake buatannya, pria itu terlihat memejamkan matanya ketika satu sendok cake masuk ke dalam mulutnya.
"Sepertinya kau bisa membuka toko roti setelah ini," ucapan Jaemin membuat wajah Haechan tersipu, anak itu tersenyum senang ketika Jaemin menyukai cake buatannya dan kembali menyendok cake.
"Tuan, aku merasa sudah sehat. Bisakah besok aku mengikuti Tuan seperti biasanya?" Tanya Haechan,
"Tidak," Jaemin menjawab dengan singkat, membuat Haechan mengerucutkan bibirnya karena tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Tapi Tuan-"
"Jangan membantah, katakan saja apa maumu dan aku akan mengabulkannya asal kau tidak meminta beraktivitas diluar rumah," Haechan merengek, anak itu sampai melengkungkan bibirnya kebawah karena keinginannya tidak dituruti.
Dia bosan dirumah, tinggal dirumah tanpa melihat Jaemin malah semakin membuatnya lebih parah lagi. Ia merindukan Jaemin meski hanya ditinggal bekerja.
"Aku hanya ingin mengikuti Tuan kemanapun seperti biasanya," jelas Haechan.
Mendengar itu Jaemin menghela nafasnya, Haechan meminta demikian dengan matanya yang berkaca-kaca membuat Jaemin jadi tidak tega.
Apalagi Haechan ketika hamil mood-nya gampang sekali berubah dan menjadi sangat sensitif.
"Hanya sekedar ikut dan kau tidak boleh melakukan apapun," ucapan Jaemin dibalas anggukan semangat oleh Haechan. Setelahnya Haechan membahas tentang apa yang ingin dia lakukan ketika pergi ke sea world nantinya. Jaemin hanya mendengarkan Haechan bercerita tanpa menanggapi atau menjawab sambil menghabiskan cake buatan Haechan.
Tak lama kemudian Jeno datang, ia membawa beberapa paperbag yang ukurannya lumayan besar.
"Tuan membeli apa? Tidak biasanya Tuan berbelanja sebanyak ini?" Tanya Haechan.
"Jeno mengusulkan untuk membeli perlengkapan bayi, jadi aku menyuruhnya," jawaban Jaemin membuat Jeno menatap sahabatnya itu dengan sinis, padahal Jaemin murni menyuruhnya tanpa Jeno mengingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendezvous (Nahyuck)
FanfictionJaemin ingin membalaskan dendamnya kepada orang yang telah merusak hidupnya, karena itulah ia membeli seorang hybrid dari penampungan terlarang untuk menjadikannya alat terbaik miliknya. Serta... peliharaan yang patuh. WARNING!! BXB Nahyuck Abuseme...