31

691 115 9
                                    


"Sialan, aku benci pertarungan diatas kendaraan," gerutu Haechan. Ia melihat kedepan, jalanan masih lurus dan kanan kiri hanya ada hutan,

"Baiklah, aku tidak boleh melarikan diri," Haechan sengaja mengendarai sepeda motornya dengan zig zag dan gerakan acak karena orang dibelakangnya mulai menembak.

Haechan mengambil satu bom yang ia masukkan kedalam saku jaketnya, sebenarnya ia sudah curiga sejak Jeno memberikan minuman berisi obat tidur, ia bisa menciumnya jadi ia membawa jaket yang sudah penuh dengan bom.

Bom buatan Mark sangat berguna, ia hanya perlu melempar dan ia akan melekat pada badan mobil dan meledak beberapa detik kemudian.
Terdengar suara ledakan besar dari belakang, Haechan tersenyum puas.

"Boom! Jangan meremehkan ku dengan mengirim empat orang penjaga saja dasar Jeffery bodoh," Haechan menekan gas motor dan melaju lebih cepat, ia merapatkan jaketnya dan menarik resleting hingga tertutup sempurna.

"Maaf bayi, kau tidak kedinginan kan? Kau harus tumbuh menjadi anak yang kuat nantinya," ucap Haechan.
Haechan malas untuk menghubungi Jeno, toh Haechan tidak termasuk dalam rencana mereka kali ini kan? Jadi Haechan akan membuat rencana sendiri agar tetap bisa melindungi Jaemin.

Hidupnya untuk Jaemin, jika Tuan-nya itu mati maka untuk apa dia hidup?





---031---

Jaemin tidak tidur, sejak semalam ia harus bersiaga karena jika memang tebakannya benar maka Jeffery akan datang bersama dengan anak buahnya hari ini untuk mengepung rumahnya.

Jaemin hanya berdiam diri dibalkon kamarnya yang menghadap tepat ke halaman rumah, Jeno masih dalam perjalanan pulang menggunakan helikopter untuk mempersingkat waktu tentunya.

Jam menunjukkan pukul 05.00 pagi, sudah saatnya ia bersiap. Jaemin mengambil cangkir kopinya, menghabiskan sisa kopi yang sudah mendingin sebelum ia masuk ke dalam kamar.

Suara deru mobil terdengar dari luar rumah, ada banyak mobil yang datang.

"Bahkan untuk menjemputku saja kau mengirimkan banyak orang?" Jaemin berucap sambil tertawa remeh, ia memakai jaket leather hitam miliknya lalu memakai kacamata hitam sebelum membuka pintu rumahnya.

Bahkan matahari saja belum terbit, tetapi sepertinya pesta sudah dimulai lebih awal.

"Good morning, kakakku tersayang," ucap Jaemin sambil tersenyum menyambut Jeffery yang keluar dari mobilnya.

"Sepertinya rencanaku sudah terbongkar lebih dahulu, jadi kau pasti tahu apa maksud kedatangannku kemari kan?" Tanya Jeffery.

"Of course, kau datang untuk bunuh diri bukan?"  Jawaban dari Jaemin tentu saja tidak membuat Jeffery senang, ia memberikan perintah kepada anak buahnya untuk menyerang Jaemin. Tujuan mereka adalah membawa Jaemin untuk dihadapkan kepada polisi, namun sayangnya, Jeffery meninggalkan fakta bahwa koneksi Jaemin terlalu kuat dan mau bagaimanapun juga orang-orang petinggi itu tidak akan ada yang berani untuk mengusik Jaemin.

Karena mereka berada dibawah kendali Jaemin.

Jaemin mengeluarkan pistolnya, ia menembak semua anak buah Jeffery yang mendekatinya.

"Jangan menyia-nyiakan uangmu untuk menangkapku. Kau bisa memintaku dengan baik-baik kan?" Jaemin tertawa, ia memutar revolver Smith & Wesson 686 ditangan kanannya setelah mengisi ulang pelurunya dengan mudah.
Jeffery berdecak, "Masuklah ke-"

"Ey, cara baik yang kumaksud adalah kau harus mencium kakiku terlebih dahulu Kak," ucapan Jaemin tentu membuat Jeffery naik pitam, ia keluar dari mobilnya dan berjalan menghampiri Jaemin, bukan untuk mencium kakinya namun untuk menghajar anak itu.

Rendezvous (Nahyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang