Chapter 11 : Lost contacts

57 3 1
                                    

Hepi malming.
Sorry about typo.

Happy reading

Gerbang utama dibuka lebar-lebar. Seluruh siswa-siswi berhamburan memeriahkan acara karnaval yang digelar besar-besaran. Stan makanan berjejer dari ujung ke ujung. Beragam permainan pun digelar dengan tiket hadiah yang menggiurkan. Meski panggung pertunjukan masih berantakan, tetapi segera dirapikan oleh OSIS yang bertugas.

Mark, dengan kaos hitam pendek berkacamata berjalan dibarisan paling depan. Berbaur apik dengan tamu undangan yang lain. Sedikit menundukkan brim topi hitam yang turut membantu penyamarannya. Terlebih saat mereka berpapasan dengan pentolan Benthala. Disebelah kanannya ada Renjun dengan outfit serupa tanpa kacamata dilengkapi tas pinggang yang sedari tadi menjadi fokusnya. Sementara disebelah kirinya ada Haechan, masih dengan outfit serupa yang mendekap tablet dengan sebelah tangan membiarkan sebelah tangan lainnya terayun bebas. Daripada tamu undangan, mereka lebih mirip tukang reparasi.

Langkah mereka berbelok menuju lorong kanan paling ujung. Seperti dugaan mereka  sedikit yang akan melewati jalan itu. Maka untuk benar-benar tersembunyi mereka berbelok kiri, melewati lorong sempit muat satu orang sampai tepat dibelakang kamar mandi. Mark, celingak-celinguk keatas mencari CCTV yang terpasang.

"Itu dia," tunjuknya, "bawa kesini."

Haechan yang merasa terpanggil pun menyerahkan barang bawaannya. Selagi menunggu Mark yang sibuk mengotak-atik dia menganga penuh takjub melihat betapa bersihnya Berdikari sampai-sampai tempat terpencil seperti ini pun tidak ada sampah bahkan secuil lumut. Sebuah perbandingan dengan sekolahnya.

"Oke, done."

Perhatikan Haechan kembali fokus pada Mark yang kini menatapnya, "apa?!"

"Berikan kacamatanya pada Renjun."

Haechan menyengir, lupa akan misinya. Setelah memastikan Renjun memakainya, dia bergegas keluar dari tempat persembunyian. Seperti yang sudah direncanakan Haechan dan Mark menuju ruang CCTV sementara Renjun tetap di tempat menunggu aba-aba dari keduanya.

Berbekal denah yang telah dirancang sedemikian rupa mereka dengan mudah menemukan ruang tersebut. Sayangnya di dalam ada dua security yang tengah mengobrol. Mark menganggukkan kepalanya, meng-kode Haechan untuk memulai misinya. Mengerti, Haechan segera memasuki ruangan. Tak lama kemudian dua security itu keluar terlihat berbincang serius dengan Haechan. Mark kembali mengutak-atik tabletnya sebelum masuk ruangan. Begitu menemukan komputer di sana dia segera menghapus rekaman CCTV terakhir. Mengintai tempat-tempat ramai dan tempat persembunyian Benthala. Dia menyalinnya di tablet kemudian menekan ujung kacamata nya, "gerak sekarang. Arah jam dua dari gerbang utama."

|••••|

Seperti yang sudah dia duga sebelumnya, ini tidak akan mudah. Beberapa kali ia mendapat tatapan selidik dari siswa-siswi Berdikari, entah mereka OSIS atau Benthala yang jelas mereka sama menakutkan nya. Renjun membuang napas lega ketika Mark berhasil menuntunnya ke tempat sepi. Namun hanya sesaat sebelum dia tercekat.

"Haruskah tempat ini yang jadi pertama?" selorohnya tak percaya diri.

Pasalnya tempat pertama yang dia tuju adalah ruang kepala sekolah. Sepi memang, tapi tak menutup kemungkinan ada ksatria penjaga yang bersembunyi. Mengingat Berdikari sama liciknya dengan Benthala.

"Upacara pembukaan baru saja dimulai. Ini satu-satunya kesempatan yang kita miliki."

"Jika aku tertangkap, kalian juga harus tertangkap."

Nabastala vs Benthala [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang