Chapter 4 : Strategi sang leader

106 6 4
                                    

Gedung tua di pelosok desa menjadi markas pilihan geng motor, Nabastala. Dianggotai oleh Ji-Sung dengan posisi pembalap dan diikuti Jeno dengan posisi panglima. Jaemin sendiri menjabat sebagai penyusun strategi selama ini dia bekerjasama dengan penasihat Benthala, Renjun, untuk menyusun rencana. Namun kali ini mereka kedatangan anggota baru yang akan memimpin strategi. Anggota yang akan menjabat jauh lebih tinggi dari mereka. Posisi leader.

"Saya Mark, leader baru Nabastala."

Tak ada yang menyambut perkenalannya. Mereka sama-sama tak setuju dengan pergantian posisi leader yang telah lama mereka kenal. Dengan sorot mata penuh penilaian, mereka sama sekali tak beranjak dari depan pintu. Seakan sepakat untuk tak membiarkan orang baru memasuki markas mereka.

Merasa tidak ada yang mau menurunkan egonya masing-masing, akhirnya ada seorang yang turun tangan. "Nggak usah formal-formal kali Mark, gue Haechan, Spy Nabastala," ramahnya.

"Ayo kita masuk."

Pintu terbuka lebar, mereka disambut ruangan yang cukup luas dan ramai. Sofa berbentuk L menghias sudut ruangan dilengkapi televisi besar. Game konsol tercecer dengan kabel yang terlilit-lilit. Camilan, buku dan tas tersebar dimana-mana. Sementara makhluk-makhluk didalamnya serentak menengok kearah pintu. Ada yang sedang tiduran, mabar, makan sambil menonton kartun, bahkan ada yang sedang beribadah dipojok ruangan. Untuk yang satu itu memang kejadian langka.

Lagi-lagi hanya Haechan yang mempersilahkan Mark, yang lain entah pergi kemana. Dia menarik napas dalam-dalam. Perlahan menghampiri seseorang yang tengah selonjoran dengan stoples keripik singkong di pelukannya.

"Renjun!" Yang dipanggil hanya melirik, kembali fokus pada kartun yang ditontonnya.

"Lo bilangin tripel J itu lah. Mereka sinis banget, anjir! Kasian Mark dicuekin."

Tripel J yang dimaksud tak lain Jeno, Jaemin dan Ji-Sung. Karena memang hanya mereka yang menyambut tadi.

"Ogah," sahutnya cuek.

Haechan menggasak rambutnya frustasi, "Lo kan penasihat disini. Nasehatin mereka kek."

"Gue bakal kerja kalau leader yang suruh."

"Ini emang perintah leader! Lo belum tahu, Mark dapet tugas buat bimbing kita?"

Keripik singkong yang hendak masuk mulut dia urungkan, "apa?"

"Makanya, cepat bujuk mereka biar kalian tahu maksud leader suruh Mark kesini."

Renjun berpikir sejenak, menyerahkan keripik singkong nya pada Haechan sebelum beranjak membujuk.

|••••|

Mereka duduk melingkar, disuguhi camilan yang di dominasi keripik. Ada juga teh chamomile yang disuguhkan untuk mengurangi tenggang rasa. Agar lebih rileks kalau kata Haechan. Dia juga lah yang merekomendasikan.

"Ku rasa kalian belum mengenal ku. Biarkan aku memperkenalkan diri."

Mereka sama-sama menatap Mark yang berani angkat bicara. Disaat mereka sibuk mencari ketenangan, Mark justru mengacaukan. Sekarang mereka mengerti, kenapa leader mereka menyuruh Mark untuk turun tangan.

"Panggil saja aku, Mark. Leader menyuruh ku mengambil posisi sementara sebagai pemimpin markas Nabastala. Aku sudah mendengar tentang kondisi leader saat ini. Jadi aku tak masalah bergabung dengan kalian untuk bekerjasama."

"Masalahnya kami tidak mau."

Mark mengangkat alis camarnya, "apa?"

Nabastala vs Benthala [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang