Keras kepala

2 0 0
                                    

Selain di Sekolah, di rumah hubungan Arga dengan Jodi-Ayahnya itu juga sedang tidak baik. Sekitar jam sembilan lewat sepuluh menit, Arga mengetuk pintu setelah pulang nongkrong bersama kawan-kawannya membuat Ibu nya khawatir.
"Mah.....?" Sambil mengetuk pintu, Arga terlihat seperti kelelahan. Kebetulan pembantu di rumah Jodi sedang cuti, jadi yang membukakan pintu Farida."Ya, ampun Arga.Kenapa baru pulang?"kata Farida sembari melihat luka di dahi Arga.
"Gak,papa Mah." Arga membalas pertanya'an Ibu nya dengan ekspresi kesakitan."Kamu berkelahi lagi?"tanya Farida.
"Enggak Mah, cuma tadi jatuh ajah. " jawab Arga bohong."Ya udah sini, Mamah ambil obat dulu"Farida menuntun anaknya itu, untuk duduk di sofa dekat pintu. Tiba-tiba terdengar suara mobil dari luar, Arga sudah tau.Ya itu mobil Jodi-Ayah nya itu biasa pulang jam larut malam, seperti Arga yang selalu pulang malam."Assalamualaikum?"suara Jodi berkali-kali namun tak ada balasan. "Walaikumsalam"jawab Farida istrinya itu sembari meletakan obat merah di dekat Arga. "Kenapa kamu tidak menjawab salam Ayah kamu Arga?"kata Farida lambat laun meninggalkan Arga membukakan pintu Jodi.
Arga hanya diam. "Arga mana, Mah?" tanya Jodi seperti kesal. "Ada" sembari menunjukan posisi Arga kepada Jodi dengan matanya yang melirik ke arah Arga berada."Kamu ini, bisa tidak jangan bikin malu!" Kemarahan Jodi tak terbendung lagi, ketika mendengar anak sambungnya membuat masalah di sekolah. "Saya, gak bikin malu siapa-siapa jika Anda merasa begitu itu terserah Anda!" Lalu Arga meninggalkan kedua pasangan ini dengan wajah kesal, sejak kecil memang Arga tak pernah akur dengan Jodhi  apalagi setelah Arga tahu jika Jodhi adalah Ayah tirinya. Farida menikah dengan Jodhi setelah Doni-Ayah kandung Arga meninggal karena penyakit yang menyerang nya, sejak saat itu Arga tak pernah mengganggap Jodi sebagai Ayah nya bagi Arga, tak ada yang bisa menggantikan sosok Doni-Ayah nya.
Pagi itu sa'at Arga sedang berkumpul bersama kawan-kawannya dikantin, tiba-tiba dia melihat Eva bersama teman-temannya Rani dan Vina melintas di depan mereka. "Aduh"Eva terjatuh. Arga DKK tertawa kecil,sembari duduk di kursi kantin. "Eh,Ga!bisa gak jangan jahil?!" Teriak Rani melirik tajam ke arah Arga. "Kamu ini gak ada kerja'an apa?!"tambah Vina. "Sudah, gak papa"jawab Eva sambil berdiri dibantu sama Rani dan Vina. "Makanya, kalo jalan lihat-lihat!" Teriak Arga, sambil mengisap sebatang roko yang ada di tangannya. "Sudah, ayo jalan." Jawab Eva sambil meninggalkan Arga yang tertawa bersama kawan-kawannya. "Nanti kita balas!" Kata Eva, sembari bangun dari lantai."Ok." Rani dan Vina mengangguk tanda setuju.
Disisi lain, Arga dan kawan-kawannya sedang berbincang seperti merencanakan sesuatu.
"Eh, Ga. Apa rencana lo buat ngerjain dia?" celetuk Boby sambil menghisap roko nya, yang tinggal setengah batang itu.
"Iya,Ga.Kalo gak dia semakin leluasa!" Tambah Coky, sambil meminum sebotol es teh manis. "Bener tuh!" Tambah Desta sambil menepuk pundak Arga. "Kalian tenang saja, nanti sore pulang sekolah kita kerjain dia."
Jawab Arga, sembari menghisap rokok nya hingga habis lalu membuang nya.
Bel berbunyi, Arga memanggil kawan-kawannya untuk berkumpul di parkiran. Untuk merencanakan menjahili Eva.
"Eh, sini." Panggil Arga. "Ok" ke tiga kawannya pun menghampiri Arga. Mereka terlihat seperti sedang mengotak-ngatik motor vega berwarna biru yang terparkir di antara motor-motor siswa-siswi yang lainnya. Dan kebetulan situasi lagi sepi.
"Beres" Arga menyeringai dengan senyum tersungging ke arah kawan-kawannya. "Ayo!" Seru Boby. Ke empat remaja ini lalu pergi meninggalkan parkiran, kemudian bersembunyi di balik tembok toilet yang tidak jauh dari parkiran.Tiba-tiba Geng Eva muncul.
"Eh, Va besok kita belajar bareng ya di rumah kamu?" Tanya Rani sembari memakan es krim yang di beli nya tadi di kantin. "Iya, biar pintar kaya kamu Va." Tambah Vina, sambil membetulkan kacamatanya yang miring. "Iya." Jawab Eva, sambil memegang buku yang baru dia pinjam dari perpustaka'an.
"Aduh"teriak Eva sambil memegang rambutnya. Mendengar Eva berteriak Rani dan Vina menghampirinya.
"Kenapa Va?" Tanya Rani. "Lihat nih!" jawab Eva, sambil menunjuk ke arah ban motornya yang kempes. "Ini pasti,.kerja'an si anak brandal itu!" Ramal Vina seakan bisa menebak atas kejadian ini. Dengan Wajah kesal Eva menggengam buku yang tadi dipinjam dari perpustaka'an, dengan penuh amarah. Lalu tiba-tiba dari balik tembok, keluar lah Arga dan kawan-kawanya sambil tertawa. "Makanya kalo naro motor, yang bener!" Celetuk Arga sambil tertawa lepas.
"Eh!ini pasti kerja'an lo kan?!"Sentak Eva, Sambil melotot dan mendekatkan wajahnya ke wajah Arga. "Bisa gak lo gak jahil hah!"tambah Rani, sambil menggengam kedua tangan nya seakan mau menonjok. "Tanggung jawab lo, Ga!"tambah Vina, sembari mendekat dengan ke empat cowok itu. "Idih, jangan sembarang lo!" jawab Arga, seolah tak bersalah atas kejadian yang menimpa Eva. "Udah guys cabut yu!biarin Si anak cengeng ini, jalan kaki pulang nya sambil nuntun motor!" Tambah Arga sambil berlalu, meninggalkan Eva dan Kawan-kawannya sambil tertawa lepas."Ih!gimana ini?gak bisa pulang." Eva cemberut, sambil melihat ke arah motornya yang rusak. Lalu Rani memberi solusi. "Pulang sama gue ajah, Va." Saran Rani.
"Ya udah km pulang sama Rani ajah Va, aku duluan yah." Lalu Vina pergi meninggalkan dua sahabatnya ini. "Tapi motornya gimana?"tanya Eva, kebingungan. "Nanti biar supir aku, yang ngurusin yah." Jawab Rani menenangkan.
"Makasih yah"Eva memeluk Rani.
Kemudian Rani dan Eva pulang, dibelakang mereka datang lah Arga dan kawan-kawan nya untuk pulang menuju parkiran tempat dimana motor mereka di parkirkan. " Eh, tos dulu dong!" Boby membuka percakapan, sambil memakai helm. "Asiyapp." Jawab Coky, sambil memutar balikan motornya. "Harus dirayakan, ya gk ga?" Tambah Desta, sambil menyalakan mesin motornya. "Ok deh, tenang ajah.Gua yang teraktir!" Jawab Arga, sembari berjalan memimpin barisan para MOGE (Motor Gede) ber kekuatan 250 cc itu dengan ugal-ugalan.Di perjalanan menuju Cafe Arga dan kawan-kawan, melihat kawanan dari sekolah lain yang sedang nongkrong di Cafe yang akan di tempatinya.Arga yang nakalnya luar biasa ya wajar untuk anak umur 17 itu pun, mengerjai salah satu anak kawanan dengan melemparinya dengan puntung rokok.
"Eh, kerjain mereka yuk?" Arga memulai sambil memakirkan motornya. Ke empat remaja ini pun melancarkan aksinya, setelah itu mereka kabur dan pulang kerumah masing-masing dengan rasa senang.Untuk anak seumuran mereka wajar saja bila nakal menjadi jalan untuk kesenangan semata.

Jakarta Sad Story Series "Dear Mantan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang