Pelukan terakhir

0 0 0
                                    

Setelah beberes merapihkan kontrakannya, Eva beristirahat sebentar.Tiba-tiba Eva teringat tentang kejadian tadi, dia sekarang terlihat berbeda.Terlihat lebih dewasa, ya mungkin karena mereka sudah lama tak bertemu.Eva mencoba menyangkalnya, ditengah lamunannya tiba-tiba ponsel Eva berdering.Ternyata itu Aldo, Eva segera mengangkatnya.Mereka berbincang-bincang, padahal baru tadi siang mereka bersama.Namanya juga sedang kasmaran, harap dimaklumi.
Didalam Kamar Arga sedikit melamun, membayangkan Eva yang mulai terlihat dewasa apa lagi semenjak Dia dan Eva berpisah dan tak bertemu dalam waktu yang sangat lama.Tiba-tiba suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya."Permisi." Suara Gilang sambil mengetuk pintu."Kenapa, Lang?" Jawab Arga sambil membuka pintu kamarnya."Anu saya mau minta izin keluar sebentar." Ucap Gilang."Mau kemana?" Tanya Arga penasasaran."Ke kontrakan adik saya." Jawab Gilang.Arga menengok kanan dan kiri."Saya boleh ikut?" Tanya Arga berbisik.Gilang mengangguk.Mereka bersama menuju kontrakan Eva.
Setelah selesai berbincang dengan Aldo, Eva pun menutup telfonnya.Rebahan sebentar meratakan seluruh badannya yang pegal-pegal karena merapihkannya sendirian membuat tubuhnya cape sekali, kruyuk terdengar suara dari perutnya.Ia lapar tapi tadi lupa beli makanan, lalu ia pergi ke warung yang berada tak jauh dari kontrakannya untuk membeli mie instan.Uang nya hanya sedikit, ia harus menghematnya secukup mungkin.Setelah kembali dari warung ia memasak mie instan itu.
Dalam perjalanan Arga menyuruh Gilang mampir ke supermarket untuk membeli beberapa makanan untuk Eva, Setelah sampai ia langsung turun."Tunggu sebentar ya, saya mau beli makanan buat Eva dan kita nanti." Ucap Arga sembari menutup pintu mobilnya.
Setelah Arga pergi, Gilang tersenyum.Setelah beberapa menit Arga pun kembali dengan belanja'an yang cukup banyak, membuat Gilang heran."Lang buka pintunya." Ucap Arga."Banyak amat, gak salah itu?" Jawab Gilang."Ya cukup untuk sebulan mah, saya yakin disana tak ada makanan." Ucap Arga sembari masuk ke dalam mobil.
Setelah masak, Eva pun memakan makanan seadanya.Namun setelah menghabiskan mie itu perut Eva masih keroncongan, tapi tak ada yang bisa dimakan.Eva coba menahannya namun tak bisa, ditengah kegaduhannya tiba-tiba suara ketukan pintu berbunyi.Siapa malam malam gini bertamu? pikir Eva, apakah mungkin ka Gilang? tanpa pikir-pikir lagi Eva membuka pintunya."Ka Gilang?" Ucap Eva sambil melirik yang ada di belakang Gilang."Arga?" Eva menambahkan."Iya, Ouh iya Va Arga tadi beli makanan banyak." Eva menundukan kepala."Ayo, masuk.Ma'af masih agak berantakan.
Setelah masuk Eva langsung memasak makanan yang di bawa Arga, sambil menengok ke arah Arga berada.Terlihat Arga sedang mengobrol dengan Gilang disusul dengan makanan yang sudah selesai dimasak."Permisi." Ucap Eva sambil membawa masakan yang dimasaknya."Aku rindu suasana ini, Va." Ucap Arga seketika membuat suasana menjadi hening."Boleh aku memelukmu untuk terakhir kalinya?" Ucap Arga.Mereka pun berpelukan, membuat Gilang terharu."Andai kau datang lebih Awal mungkin semua ini takan terjadi." Bisik Arga.Eva terdiam tiba-tiba air matanya menetes, berbisik."Semua sudah terjadi Arga, kita tak pernah tau apa yang akan terjadi." Ucap Eva sembari menangis sendu."Ma'af kan aku yang egois ini, andai dulu aku mendengarkanmu mungkin.." Ucap Arga terbata-bata.Gilang hanya terdiam melihat adiknya begitu bersedih, sembari memeluk mereka berdua.
penyesalan memang selalu datang di akhir, itu lah yang mereka rasakan sa'at ini.Apapun yang sudah terjadi kini mereka tak bisa menghindarinya, karena jika ke egoisan mereka tetap dijalankan banyak hati yang akan kecewa dan terluka.Mereka dituntut menjadi dewasa di situasi seperti ini, dimana mereka harus mengorbankan kebahagia'an mereka demi kebahagia'an orang banyak.
Setelah itu mereka memakan masakan yang dibuat Eva, sembari menenangkan perasa'an masing-masing.Tak lama ponsel Arga berdering, Clara menelfonnya."Iya?" Arga terpaksa berbohong bahwa dirinya berada dirumah kepada Clara dan bilang jika dia ingin beristirahat cepat, setelah itu Arga mematikan telefonnya.Tak lama setelah mematikan telfon dari Clara suara ponselnya kembali berdering, ternyata itu telfon dari kantor polisi yang mengabarkan bahwa Rizky berhasil ditangkap kembali.
"Makan yang banyak, ngelupain mantan itu butuh energi." Ucap Arga sembari tertawa kecil.Mendengar pernyata'an Arga membuat Eva tertawa juga." Kamu juga ya." Gilang pun ikut tertawa mendengarkan mereka berbicara.Setelah mereka selesai menghabis makanan yang ada didepan mereka, Arga dan Gilang pun berpamitan."Selamat mulai besok, kamu bekerja dengan saya." Ucap Arga berlagak seperti di film-film."Siap, Pak." Jawab Eva sembari tertawa."Ya sudah aku pulang dulu ya, istirahat kan besok kerja." Ucap Arga sembari mengajak Gilang keluar."Kaka pamit dulu ya Va." Ucap Gilang.Eva mengantar mereka ke depan, sembari menitihkan air mata."Dah." Mereka pun masuk dalam mobil dan meninggalkan Eva.
setelah mereka pergi, Eva masuk dan menangis tak henti-henti.Ia benar-benar bersedih karena sudah tidak ada lagi kesempatan untuk kembali, karena hubungan mereka sangat rumit.Mereka telah mengambil keputusan yang terburu-buru, sehingga mereka tak dapat keluar dari apa yang mereka telah putuskan.
Didalam mobil Arga pun menangis tak henti-henti, membuat Gilang merasa kasihan.Gilang mencoba menenangkanya, namun ia tak bisa berbuat apa-apa.Sedari awal mengenal Arga Gilang sebenarnya sudah mendukung hubungan mereka, berdua tapi yang menjadi masalah inti adalah keluarga mereka yang membuat mereka menjadi korbannya.Jika saja Ayah Arga bukan Jodi mungkin masalahnya tak serumit ini, dan Jodi juga adalah Ayah Gilang.Arga terus menangis di sepanjang jalan, Gilang terus menenangkannya.
Di tengah perjalanan tiba-tiba Mery menelfon, Mery adalah pacar dari Gilang. Mery menanyakan kabarnya, karena beberapa waktu ini Gilang tak ada kabar.Mery khawatir, lalu Gilang menjelaskan bahwa dirinya sedang sibuk beberapa hari ini dan ia meminta ma'af padanya. Gilang dan Mery sebenarnya mereka sudah bertunangan sejak masa kuliah, mereka merencanakan pernikahannya mereka dalam waktu dekat yakni sebelum Arga menikah dan juga sebelum Eva menikah. Setelah menutup telfon dari Mery, Gilang melanjutkan perjalanan dan Arga sudah tenang.
Dalam perjalanan mereka dikagetkan dengan kedatang orang tak dikenal, dari penampilannya mereka adalah perampok jalanan yang mencoba menghentikan Arga dan Gilang dengan Motor Raja jalanan atau lebih dikenal dengan motor Rx king.Mereka berhasil menghentikan laju mobil dan menyuruh Gilang dan Arga keluar dari mobil, namun Gilang menghantam tubuh salah satu dari mereka sehingga membuatnya terjatuh.Satu orang lagi mencoba menyerang Gilang dengan senjata tajam, tapi dapat di kalahkan dengan tendangan Arga yang membuat senjata itu jatuh begitupun dengan orang itu.Setelah itu mereka kabur dengan menaiki motornya, Arga dan Gilang selamat."Gak papa kan Lang?" Tanya Arga sembari menghela nafas."Iyah, gak papa." Jawab Gilang juga sembari mengatur nafas."Ya sudah ayu lanjutkan perjalanan, sudah malan juga." Ucap Arga, mereka pun masuk kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan.

Jakarta Sad Story Series "Dear Mantan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang