Sebuah kebenaran

0 0 0
                                    

Dua bulan kemudian Arga seperti biasa berangkat ke kantor sendiri, Jodi sudah berhenti mengurusi urusan kantor karena semua urusan kantor telah di berikan kepada Arga.Terlihat Arga sedang sarapan bersama Ayahnya itu, Sebelum berangkat Jodi bertanya."Sebelum Mamah kamu meninggal, kami sudah menentukan hari pernikahanmu." Arga terdiam sejenak mendengarkan Ayahnya berbicara."Hari pernikahanmu tepat tanggal 14 febuari." Sekarang baru bulan desember, berarti hari pernikahannya tinggal dua bulan pagi.Arga mengangguk."Kamu sudah mempersiapkannya bukan?" Tanya Jodi memastikan."Sudah , Arga berangkat dulu ya." Setelah itu Arga pergi untuk ke kantor, sebelum Arga pergi tiba-tiba si Mbok memberikan sebuah kartu undangan yang ternyata itu adalah undangan pernikahan dari Boby dan Rani.Arga terkejut dan sambil tertawa kecil, lalu membawa undangan itu bersamanya ke kantor.
Di rumah terlihat Eva sedang mencuci pakaiannya, serta membereskan tempat tidurnya karena hari ini tidak ada jadwal kuliah Eva memutuskan untuk beberes rumah membantu Fatimah.
Gilang sedang berada rumah mertuanya, kadang-kadang mereka main kerumah seperti kemarin pas hari pertunangannya.Tiba-tiba datang tukang pos mengirim sebuah surat, tertulis disana untuk dirinya.Setelah di buka ternyata itu adalah sebuah kartu undangan dari Boby dan Rani, Eva pun kaget karena tak ada pemberitahuan sebelumnya dari mereka.Eva pun menelfon mereka, Sembari merapihkan kamarnya yang masih sedikit berantakan.
Setelah merasa semua udah beres, Eva pun duduk di depan teras rumahnya dan menelfon Rani."Eh, ko gak bilang-bilang sih kalian?tau -tau ngirim undangan ajah." Ucap Eva sembari memegangi ponsel nya itu.Rani menerangkan ia sengaja tak mengabari Eva sebelumnya katanya untuk memberi kejutan, sontak Eva pun merasa kesal tapi ya sudahlah toh sama saja pikirnya.Disana pun ada yang lain yang membantu persiapan pernikahan mereka, semua lengkap geng cewek sama cowok pada masanya kecuali Arga dan Eva."Jangan lupa datang ya." Ucap Boby.Eva mengangguk sembari mengibaskan tangannya .Setelah itu Eva menutup telfon dan pergi ke kamar mandi.
Dikantor Arga menelfon untuk memarahi Boby, sembari mengerjakan berkas yang belum selesai di tinjau."Bob, Kenapa gak bilang kemarin waktu disini aja?jadi kan Gua bisa bantu apa ke." Tanya Arga.Boby mengalihkan panggilan suara ke panggilan Video, Arga kaget ternyata semua sudah berkumpul disana.Boby menjelaskan jika dirinya tahu jika Arga sedang sibuk, jadi ia sengaja tidak memberitahukannya pada Arga sa'at kemarin mengunjunginya.Boby hanya berpesan kepada Arga bahwa Arga harus datang sekalian reuni, tentunya Eva pun pasti datang."Siap" Jawab Arga."Gue pasti dateng." Arga menambahkan, Lalu setelah itu Arga mematikan panggilannya.
Clara masuk, ia membawa berkas yang harus dipindai juga oleh Arga."Makasih, ya." Ucap Arga.Setelah itu Clara pergi, sebelum pergi Arga bilang Jika ia meminta untuk memanggil OB supaya membuatkan nya kopi.Clara mengangguk, lalu ia keluar dari ruangan Arga. Arga kembali mengerjakan berkas yang belum selesai sembari menunggu kopi yang sedang di buatkan.
Setelah beres mandi, Eva bersantai di depan teras sembari membaca sebuah novel romansa.Tiba-tiba teman kuliahnya itu datang ke rumah Eva.Siska berkunjung kerumahnya sekalian memperkenalkan seseorang kepadanya."Hai,Va." Ucap Siska sembari menggandeng seorang laki-laki bersamanya." Tumben kesini?" Tanya Eva heran." Iya kita mau ngajakin kamu jalan-jalan." Ucap Siska. "Mana mawar?" Tanya Eva."Dia udah nunggu disana, Ouh iya kenalin ini Rehan." Eva pun bersalaman dengan Rehan, Sembari berdiri lalu mereka duduk kembali."pacar kamu Sis?" Tanya Eva.Siska hanya mengangguk, Eva tidak tahu bahwa Rehan adalah teman satu sekolah dengan Arga di sekolahan yang baru begitu pun sebaliknya."Ya sudah, tunggu sebentar." Eva pun masuk kedalam rumah untuk berdandan.
Setelah lama menunggu Eva, akhirnya mereka berangkat menggunakan sebuah mobil berwarna merah yang dimiliki Rehan.Mereka menuju salah satu Mall yang ada di Bandung, yang terkenal dengan banyak wahana permainan.Ya hari ini adalah hari libur jadi sesekali mereka bermain, setelah lelah memikirkan mata kuliah mereka. Rehan bersekolah di kampus yang berbeda, Siska bertemu rehan di tempat magang yang kebetulan berdekatan.
Setelah bermain mereka ke sebuah restoran yang terkenal di Bandung, untuk merayakan satu bulanan mereka berpacaran, Siska dan Rehan yang mentraktir semua makanan dan permainan yang mereka mainkan tadi."Ayo, pesan ajah tenang kita yang bayar ya yank." Ucap Siska kepada Eva dan Mawar sembari melirik ke arah Rehan, Rehan tak bisa apa-apa jika itu keinginan Siska. Padahal yang bayar semua adalah dirinya bukan siska, Eva sudah mengetahuinya dari raut muka Rehan.
Setelah mereka selesai makan, mereka pun berbincang."Nama kamu Eva?" Tanya Rehan pada Eva yang sedang minum, lalu semua melihat ke arah Rehan."Iya." Jawab Eva."Berarti kamu mantan nya Arga?" Eva kaget kenapa bisa tahu tentang masa lalunya, sebenarnya siapa Rehan ini." tahu dari mana?" Tanya Eva penasaran.Rehan menjelaskan bahwa dirinya dahulu teman sekolah di tempat baru Arga, sekali gus sahabat dari ketika mereka masih smp. Lalu menjelaskan juga bahwa Arga dulu sempat menceritakan dirinya ke pada Rehan, segala kegalauan Arga pada sa'at itu.Mawar dan Siska pun mendengarkan cerita dari Rehan, mereka mulai mengerti bahwasanya Sebelum bersama Aldo dia bersama Arga dahulu.
"Bukankah setelah putus sama Aku, dia udah punya pacar?" Ucap Eva.Lalu Rehan menjelaskan bahwa yang menerima telfon darinya sa'at itu adalah pengurus kantin, karena pada sa'at itu Arga sebal karena ada orang yang terus-terusan menelfon dirinya tetapi ketika diangkat tidak ada suaranya.Eva tertawa kecil, karena itu perbuatan dirinya.Eva berfikir ternyata dirinya selama ini ternyata salah paham, ia sangat menyesalinya.Namun semua tak akan ada gunanya untuk menyesalinya, karena semua sudah berlalu terlalu jauh.Setidak nya bahwa dirinya tahu, jika Arga belom benar-benar moveon sa'at itu.
Setelah berbincang-bincang, mereka pun memutuskan untuk pulang.Mawar sendiri karena Arah mereka berbeda, ia mengendarai mobil mini berwarna kuning itu dengan cepat.Lalu Eva, Siska dan Rehan pergi juga.Didalam mobil Eva masih terfikirkan dengan perkata'an Rehan, andai ia tahu dari dulu mungkin masalahnya tak akan serumit itu dan andai Ayahnya Arga ayah kami juga mungkin Eva dengan Arga bisa bersatu.
Ya semua telah berlalu tak ada yang bisa mengubahnya, meski Eva dapat melakukanya karena dia dan Aldo belum menikah dan sebaliknya Arga dan Clara juga belum menikah tapi ia tidak mau ke egoisannya membuat luka semua orang.Dalam perjalanan Eva terus memikirkan hal barusan, sampe-sampe mereka sudah sampai di depan rumah Eva pun tak sadar."Va..Va..." Suara Siska membangunkan Eva dari lamunannya."Ouh iya..Aku turun dulu ya, kaian hati-hati." Ucap Eva sembari turun dari mobil dan melambaikan tangan. Siska membalas sembari menutup kaca jendela, Eva pun masuk ke dalam rumah.

Jakarta Sad Story Series "Dear Mantan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang