Kaka Eva

2 0 0
                                    

Sore sebelum nya.
Rumah berukuran cukup luas itu gelap seperti tak ada penghuni, ternyata gadis yang sedang memakai baju tidur itu ketiduran di ruang tengah sehabis menonton tv. Rumah yang bermodelkan antara sunda dan betawi terlihat megah dengan cat biru muda bagian exteriornya dan warna putih di bagian interiornya dan Eva tertidur di depan tv dan ada suara yang berkali-kali memanggilnya namun Eva masih tak mendengarnya juga. "Eva, aduh gimana sih ko gak nyalain lampu?" teriak Fatimah yang melihat anak gadis nya terlelap tidur dengan tv keada'an menyala. "Ma'af Mah, Eva ketiduran"Eva tertawa. Dengan rambut yang agak kusut Eva terbangun dari tidurnya. "Ya sudah nyalain, udah sore." Kalo jam segini biasanya Eva memang selalu ketiduran, sampe-sampe Mama nya sendiri sampai bosan sama kelakuan anak bungsunya itu.
"Assalamualaikum" Eva seperti mendengar suara ketika Eva sedang menyalakan lampu, tiba-tiba ada tamu. "Walaikumsalam." Eva menghampiri pintu dengan rambutnya yang masih acak-acakan dan sedikit menguap "Ka,Gilang?" Seakan tak percaya tiba-tiba Kaka nya itu datang setelah hampir 1 tahun Gilang kuliah dibandung. "Hallo, adiku yang cantik?" Sapa Gilang dengan senyuman termanis untuk adik kesanganya. "Ko gak bilang-bilang mau kesini?" Tanya adik bungsunya dengan rasa kaget sekaligus senang. "Mama mana?biar kejutan ajah" Gilang masuk di ikuti sang adik dibelakangnya. "Ma, ada kak Gilang nih" teriak Eva sambil membawakan tas nya Gilang. Dari dapur Ibu-ibu berumur 40 tahun itu menyambut Gilang. "Ko gak bilang-bilang sama Mama mau kesini?gimana kuliah nya disana?" Tanya Fatimah sambil memeluk anak pertamanya itu.
"Biar suprice ajah Ma, alhamdulilah  lancar Ma" Gilang meraih tangan Mamanya lalu mencium punggung telapak tangan Mama nya. "Libur?" tanya Fatimah senang. "Iya, Ma.Gak lama sih cuma satu bulan" jawab Gilang sembari duduk di kursi tamu."Eva, tolong bikin teh hangat buat kakamu ya." Teriak fatimah ke pada Anak bungsunya itu. "Iya, Ma." Jawab Eva sambil membuatkan teh hangat untuk kaka satu- satu nya itu. Gilang adalah anak pertama dari Fatimah dan Heru almarhum suaminya, Sejak Gilang memutuskan untuk kuliah di Bandung dan Fatimah hanya tinggal bersama Eva anak bungsunya itu.Gilang kuliah di salah satu Universitas yang ada di Bandung dengan jurusan Tehnik dan Sebenarnya ia tidak libur namun karena ada masalah di kampusnya ia di skorsing oleh pihak kampus dan dihukum untuk meneliti sesuatu. Ya sekalian bertemu ibu dan adiknya yang manja sekali sama Gilang sejak mereka masih kecil.
Di sisi lain,Arga pulang dengan motornya dan keada'an nya yang masih memar membuat Farida cemas.
"Assalamualaikum." Ucap Arga dengan sedikit merengik."Wallaikumsalam." Jawab perempuan paruh baya itu dan menghampiri sumber suara. "Dari mana jagoan Mama baru pulang?" Sambut Farida. "Dari temen-temen, Mah." jawab Arga menahan sakit. "Kamu kenapa lagi?" Sambil menyentuh wajah Arga yang   babak belur. "Gak papa Ma, biasa anak laki." Sambil tersenyum menenangkan Mamah nya agar tak terlalu khawatir.
"Sini, mama obatin." Kata Farida sambil memapah Anak laki-lakinya itu dengan hati-hati. "Makasih, Mah." Lalu Farida mengambil obat merah, tiba-tiba suara mobil Jodi terdengar.
"Arga mau kemana?" Arga tiba-tiba beranjak dari bangku yang berada tidak jauh dari pintu. "Masuk kamar, Mah." Sambil menoleh ke arah Mamahnya itu. "Ini kan belom di obatin?." Cemas Farida.
"Nanti ajah Ma, Arga males bertemu orang itu." Orang itu yang dimaksud adalah Jodi Ayah tirinya itu, dengan bergegas Arga masuk kamarnya yang ada di lantai 2. Bisa dibilang Arga hidup berkecukupan dengan fasilitas yang di berikan Ayah tirinya itu Harusnya Arga menghargai Jodi, memang sebelum nya seperti itu tapi, setelah mengetahui yang sebenarnya sikap Arga berubah.
"Assalamualaikum." Ucap Jodi menunggu dibalik pintu."Walaikumsalam." Jawab Farida sambil menyimpan obat merah. "Sudah pulang dia?" Tanya Jodi, sambil membuka jas hitam nya lalu memberikan tas nya kepada Farida. "Sudah" Jawab Farida menaruh tas dan jas hitam suaminya itu . Tiba-tiba Arga keluar dari kamar, dengan memakai jaket. "Mau kemana,kamu?" Tanya Jodi dengan emosi tertahan. "Bukan, urusan Anda!" jawab Arga ketus. Sikap itu adalah sebagai pelampiasan kemarahannya kepada Jodi yang sudah membohonginya dari kecil. "Ga!"seru Fatimah." Tunggu." Farida melanjutkan namun, Arga berlalu begitu saja."Arga keluar dulu, Mah." Dengan mengambil kunci motor yang ada di meja iya berlalu meninggalkan Farida dan jodi. "Yang sabar ya Pah, Arga memang begitu." Farida menenangkan. "Iya Ma, Papa tahu dia masih marah dan belom bisa menerima Papah sebagai Ayah nya"Jodi sambil duduk menarik dasi yang sedari tadi di pakainya. "Mau minum apa Pah?"tanya Farida. "Teh hangat saja Ma"jawab Jodi. Lalu Farida pergi ke dapur untuk membuatkan teh hangat untuk suaminya itu. "Diminum, Pah." Sambil menaruh secangkir Teh hangat di meja dekat Jodi duduk. "Makasih, Mah"Jodi meminum teh yang di buatkan istrinya. Farida hanya tersenyum dan kembali ke dapur untuk menghangat kan makanan, untuk makan malam keluarga kecilnya.
Di depan rumah, Arga berhenti sejenak dan menelepon Boby.
"Bob, Gua boleh nginep di rumah lu?" Tanya Arga."Ya elah pake tanya segala, kaya sama siapa ajah." Jawab Boby yang sedang duduk di balkon depan rumahnya."Udah, kesini ajah." Tambah Boby. " Ya udah, Gue kesitu ye?sekalian lu kabarin anak-anak yang lain." Arga menutup telfon dan menuju rumah Boby yang tidak jauh dari rumah nya itu.Setiap ada masalah Arga selalu kabur dan tidak pulang sampai hati dan perasa'an nya tenang dan bersama merekalah ia menenangkan pikirannya.
Di rumah Boby terlihat Boby sedang menelepon seseorang dan dari kejauhan Boby melihat motor Arga. "Eh udah dulu ya, nanti lagi.Bye." Boby menutup telfon. Tiba-Tiba Arga datang dengan muka bete." Anak-anak belom dateng?" Tanya Arga. "Bentar Gue telfon dulu." dengan agak meringis Boby menjawab pertanyaan Arga." Jadi lu dari tadi belom nelfon?wah sialan Lu." Arga Geram."hehe, belom tadi Gue abis ..Eh." Tiba-tiba Boby tidak melanjutkan pembincara'anya." Abis,apa?" Tanya Arga lagi sambil melirik curiga kepada Boby."Gak, ko.Bukan apa-apa." ngeles Boby dan hampir keceplosan. " Ya udah, cepet Lu telfon." Sambil memegang pundak Arga merasa kesal dengan kelakuan sahabat nya itu. Setelah beberapa menit Boby telfon, tak lama Choky dan Desta pun datang. " Woy, dah lama ya nunggunya." tanya Choky sambil turun dari motor. "Mau kemana, kita hari ini?" Tanya Desta sambil merapih kan rambut nya. "Terserah Arga ajah, dia kan bosnya." Boby tertawa."Mau minum, Ga?" tanya Choky. "Kagak dulu deh, Gua lagi gak Mood." Jawab Arga." Maen Ps aja nyok?sampe pagi besok kan libur." Tambah Arga. Dan mereka pun memutuskan untuk Maen Ps(Play Station) atau Game untuk menghibur dirinya sendiri dan disana Arga memberi tahu masalah yang sedang di hadapinya itu kepada Boby,Choky dan Desta.

Jakarta Sad Story Series "Dear Mantan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang