Hari terus berjalan

1 0 0
                                    

Hari terus berlalu tergilas oleh waktu, ya mungkin terdengar tidak adil bagaimana mungkin orang yang saling mencintai dapat berbisah?ya bisa saja jika takdir yang berbicara. itu lah yang harus mereka relakan, dan untuk melupakan masing-masing perasa'an mereka pun menyibukan diri sebagai cara pengalihan yang tepat.Pagi-pagi sekali Arga pamit pada Farida yang sedang ada di dapur bersama si mbok."Mah, Arga pamit kekantor dulu." Ucap Arga."Iya, hati-hati nak." Jawab Farida."Sudah siap, Pak?" Tanya supir itu yang sedari tadi menunggunya sembari membukakan pintu."Iyah." Jawab Arga lalu masuk kedalam mobil.Dalam perjalanan Tiba-tiba Mang Diman meminta untuk berhenti menjadi supir."Pak, Apakah saya boleh untuk mengundurkan diri?" Tanya mang Diman."Kenapa?apakah bayarannya kurang?" Tanya Arga sembari memainkan handphone nya."Bukan begitu, tapi saya cuma merasa badan saya sudah tak lagi muda, sudah tua juga sih Pak." Jawab mang Diman sembari menyetir."Boleh saja, rencananya kapan?" Tanya Arga."Minggu depan." Jawab mang Diman."ok." Jawab Arga."Tapi sebenarnya saya ada orang yang mau menggantikan saya, jika Bapak setuju." Ucap Diman menawarkan."Siapa?tetangga Mang Diman?" Tanya Arga."Iya." Jawab Diman."Nanti bawa saja kesini." Jawab Arga."Baik." Ucap Diman dan melanjutkan perjalanan.
Di depan kampus terlihat Eva, Mawar dan Siska sedang berjalan di koridor kampus menuju kelas.Tiba-tiba Aldo datang dan menghampiri mereka."Va tunggu, bisa bicara sebentar?" Ucap Aldo."Boleh, mau bicara apa kak?" Jawab Eva lalu Mawar dan Siska pamit untuk duluan masuk ke kelas."Jangan disini, yuk." Ucap Aldo dan mereka pun pergi ke taman dekat kampus."Sebenarnya ada sesuatu yang mau Aku sampaikan ke kamu Va." Ucap Aldo gugup."Iya ka, ngomong ajah." Jawab Eva sembari melihat jam yang ada di tanggannya."Sebenar,,,," Ucap Aldo terbata-bata.Sebelum Aldo melanjutkan tiba-tiba Mawar menyusul."Va, Dosen udah dateng, ayok masuk." Ucap Mawar."Nanti lagi ya ka, Aku masuk dulu." Ucap Eva sembari melambaikan tangannya.
Dikelas terlihat Gilang sedang duduk membaca sebuah buku, Aldo menghampirinya."Eh Do, kenapa?" Tanya Gilang sembari meletakan bukunya."Gini Lang, kalo Gue macarin Adek Lo gak papakan?" Tanya Aldo."Ya Gak, papa sih.Gue mah terserah dianya." Jawab Gilang."Memang nya Lu udah ngomong sama Ade Gue?" Gilang menambahkan."Belom sih, tapi segera." Jawab Aldo."Ya Gue sih ngedukung Lo, tapi inget awas ajah kalo sampe nyakitin ade Gue.Nih!" Ucap Gilang sambil mendekatkan kepalan tanggannya di dedekat wajah Aldo." Siap." Jawab Aldo, tak lama dosen pun datang dan Aldo kembali ke tempat duduknya.
Setelah pelajaran selesai, Eva dan yang lain keluar kelas dan menuju kantin.Tiba-tiba Aldo datang lagi dan menghampiri mereka."Va, bisa lanjutin yang tadi?" Ucap Aldo."Khem" geram Aldo sebagai tanda jika mereka ingin berbicara berdua."Ya sudah,kita duluan ya.Va?" Eva mengangguk, lalu tiba-tiba tangan Aldo menggenggam tangan Eva membuat nya kaget."Aku suka sama kamu, Va." Ucap Aldo, membuat Eva terdiam sejenak."Kamu mau kan, jadi seseorang yang sepesial dikehidupan aku?" Tanya Aldo menyakinkan."Em..." Eva menggumam."Aku butuh waktu ka, boleh kan aku jawab nya nanti." Jawab Eva."Iyah, nanti kabarin ajah kalo udah siap ngasih aku jawaban." Ucap Aldo. Lalu mereka menyusul Mawar dan Siska.
Didalam ruangannya Arga terlihat sedang melihat sesuatu, tiba-tiba Clara datang mengagetkan Arga dan buru-buru memasukannya kedalam saku bajunya."Bisa gak, kalo masuk ketuk pintu dulu." Ucap Arga."Ma'af, Ga." Jawab Clara."Ini ada yang harus kamu tanda tangani." Clara duduk sambil menyodorkan beberapa kertas Dokumen." Taruh saja disitu." Jawab Arga."Keluar bentar yuk Ga." Ajak Clara."Kemana?" Tanya Arga."Ke cafe sebelah, aku dengar sedang ada discount." Ucap Clara."Boleh." Lalu mereka pergi ketempat yang ditunjukan Clara."Ada menu baru juga, kamu harus cobain.Ga." Ucap Clara sembari membacakan menu yang ada dimeja."Mba, Saya pesan Coffe late 2 sama Sandwitch keju 2" Ucap Clara pada salah satu pelayan disana.Setelah menunggu beberapa menit pesanan mereka datang dan mereka meminum Coffe sembari mengobrol. Tiba-tiba hujan mengguyur kota Jakarta yang panas dan mengubahnya menjadi kota yang dingin, sedingin hubungan Arga dan Eva sekarang.Arga belum juga bisa sepenuhnya Melupakan sosok Eva dihatinya, entah sampai kapan.
Tiba-tiba Ponsel Arga berbunyi, setelah dilihat ternyata itu Desta."Hei, apa kabar?" Tanya Arga pada Desta yang sedang duduk sisebuah Cafe dengan Rani disampingnya."Baik, Lu gimana disana baik juga kan?" Tanya Desta."Baik juga.Makin lengket ajah nih kalian berdua." Jawab Arga."Haha, bisa ajah Lo Ga." Jawab Rani.
"Lo sama siapa?disitu." Tanya Rani."Sama Clara." sambil memperlihatkan kamera mengarah wajah Clara."Ada yang mau bicara'in, Lo menjauh dulu dari Clara." Ucap Rani.Arga pun ijin keluar sebentar."Clara , Aku keluar bentar ya signal nya kurang bagus." Ucap Arga bohong, ia pun berada jauh dari Clara."Ada apa Ran?" Tanya Arga penasaran."Kemarin, Gua sama Desta abis telfonan sama Eva." Ucap Rani."Terus kabar dia, Gimana?" Tanya Arga antusias."Dia baik ko, dia udah mulai kuliah disana." Jawab Rani."Terus dia tau, kalo Gue udah tunangan sama Clara?" Tanya Arga lagi." Sudah, kemarin dia nanya kan ya Gue jawab ajah.Ma'af ya Ga?" Ucap Rani menjelaskan."Iya ,gak papa Ran." Arga pun mematikan telfonnya, dan kembali ke tempat Clara berada.Hujan semakin deras, mereka meminum banyak Coffe supaya badan mereka tetap hangat.

Jakarta Sad Story Series "Dear Mantan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang