Sang pembawa kabar

0 0 0
                                    

Paginya Arga bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, Fatimah sudah menunggunya untuk sarapan bersama."Ga, Sarapan dulu ya.Mamah udah siapin nih." Panggil Farida kepada anak satu-satunya itu."Iya, Mah." Jawab Arga sembari keluar dari kamarnya menuju ruang makan."Ayah, gak ikut?" Tanya Arga setelah sampai di ruang makan."Nanti, nyusul.Ayahmu masih istirahat." Jawab Farida.Setelah itu merek sarapan, setelah sarapan Arga pergi dengan menyetir mobilnya karena Sopir barunya akan datang hari ini.
Setelah beberapa waktu akhrinya Arga sampai, lalu masuk dalam kantor.Seketika Semua karyawannya menyapanya."Selamat, pagi.Pak." Sapa salah satu karyawannya begitu juga yang lainnya.Arga hanya menunduk yang berartikan merespon kembali sapa'an mereka.Arga membuka pintu ruangannya, dan disana sudah ada Clara yang sedang merapihkan ruangannya."Pagi,Ga?" Sapa Clara."Pagi." Jawab Arga yang langsung duduk, dan tiba-tiba ponsel nya berbunyi."Hallo?" Arga menjawab telfon itu, ternyata itu telfon dari mang Diman yang mengkonfirmasikan bahwa dirinya sudah sampai diterminal dan sedang menuju kantor."Baik Mang, saya tunggu." Jawab Arga lalu ia menutup telfonnya.
Setelah menaiki Taksi cukup lama, sampai lah mereka pada suatu kantor yang cukup besar di kelilingi gdung lainnya."Ini kantornya mang?" Tanya Gilang penasaran."Iya, ini kantor Bos kamu nanti." Ucap Mang Diman."Ya sudah ayok, masuk." Ajak mang Diman.Mereka pun masuk di awali dengan Lobi, lalu mereka menemui petuga resepsionis untuk memberitahukan kepada Arga bahwa Mang Diman dan Gilang sudah sampai."Ada yang bisa saya, bantu?" Tanya petugas resepsionis itu."Saya ingin bertemu dengan Pak Budi." Ya Mang diman memanggil Arga dengan nama Budi karena ia lebih suka itu."Baik, saya telfon dulu ya pak." Lalu petugas itu menelfon Arga dan Arga menyuruh mereka masuk ke ruangannya."Baik pak, sudah ditunggu oleh Beliau di ruangannya." Ucap petugas itu, lalu Mang Diman dan Gilang pun menuju ruangan Arga."Permisi." Ucap mang Diman." Lalu dibukalah pintu itu oleh Clara."Silahkan, masuk." Ucap Clara menyapa. Setelah masuk Gilang kaget, ternyata itu Arga."Arga?" Ucap Gilang tak percaya."Ka, Gilang?" Ucap Arga kaget juga, lalu mereka pun berpelukan."Loh, sudah saling kenal toh." Tanya Mang Diman bingung."Iya, mang beliau ini teman saya." Ucap Gilang. Arga pun mengangguk mengartikan ia setuju dengan pernyata'an Gilang.Setelah itu mereka berbincang sejenak, saling bertukar kabar."Kalo begitu saya duluan, permisi." Ucap Mang Diman meninggalkan Arga dan Gilang."Clara coba kamu panggilkan OB untuk membuatkan minuman untuk tamu kita." Ucap Arga.
Tak lama OB pun datang dan menyajikan secangkir teh manis di depan Gilang."Makasih, mas." Ucap Gilang, OB itu pun kembali.
"Lalu, Gimana kabar Tante sama Eva?" Tanya Arga penasaran, sembari meminum teh."Kabar mereka baik, bagaimana denganmu?" Tanya Gilang."Sukur deh, Saya juga baik ka." Jawab Arga."Apakah, Eva sudah mempunyai kekasih?" Tanya Arga, Lalu Gilang pun bercerita bahwa Eva sedang dekat dengan seseorang yang tak lain adalah kawannya semasa kuliah.Mendengar itu Arga sedikit kecewa namun apalah daya sekarang ia bukan siapa-siapanya Eva jadi terserah Eva dekat dengan siapa."Ku dengar kamu sudah bertunangan?" Tanya Gilang, sembari meminum teh."Ya begitulah, kebetulan orang nya ada disini." Jawab Arga."Clara, sini." Ucap Arga pada Clara yang sedari tadi berdiri tidak jauh dengan mereka."Ini Clara." Ucap Arga pada Gilang."Gilang." Jawab Gilang pada Clara. Mereka bersalaman, dan saling menyapa.Mereka pun melanjutkan mengobrol tentang pekerja'an, dan Gilang pun setuju untuk bekerja dengannya.
Disisi lain Eva berangkat kuliah pada pukul sepuluh, dan sedari tadi pagi ia tidak melihat kakanya itu."Mah, ka Gilang kemana sih?" Tanya Eva."Katanya sih ke Jakarta, sama Mang Diman.Ngurusin kerja'an." jawab Fatimah."Ouh, kirain kemana." Ucap Eva."Eva berangkat dulu ya, Mah?" Tambah nya."Gak sarapan dulu?" Tanya Fatimah."Nanti saja dikampus, Mah." Jawab Eva."Ya sudah." Jawab Fatimah, Eva pun pergi dengan Angkot yang biasanya.Tak terasa Eva sudah masuk semester ke dua, tak terasa juga sudah begitu lama menyendiri dan pada akhirnya ada Aldo disampingnya sebagai pengganti Arga.Banyak cerita yang telah di lalui antar Arga dan Eva, kini sa'at mereka bahagia dengan masing-masing pasangannya.Karena sekarang kehidupan mereka telah berbeda, takdir begitu jahat telah memisahkan mereka namun disisilain takdir juga begitu baik telah mempertemukannya dengan Aldo sebagai Obat dari luka yang ia rasakan.
Setelah sampai dikampus, Eva langsung disambut Mawar dan Siska yang sedari tadi menunggunya.Eva pun menghampiri mereka dan tak lama Aldo pun datang."Karena Hari ini Saya sama Eva telah resmi berpacaran, kalian saya akan teraktir makan dikantin sepuasnya." Ucap Aldo membuat Eva dan lainnya kaget."Beneran,Va?" Tanya Mawar memastikan, Eva pun mengangguk."Wah, selamat ya buat kalian." Ucap Siska sembari bersalaman dengam Aldo dan Eva.Setelah itu mereka pergi ke kantin, untuk merayakan hari jadi Aldo dan Eva.
"Makasih ya teraktirannya, Ka Aldo." Ucap mawar kekenyangan setelah memakan Bakso sebanyak tiga mangkok."Makasih juga dari Aku, enak banget ini baksonya." Ucap Siska sembari minum Es jeruk.Eva hanya sedikit makan bakso, karena merasa tidak enak dengan Aldo. Setelah kenyang Mawar dan Siska berpamitan, Aldo mengiayakannya."Harusnya, gk seperti itu juga aku jadi gak enak sama kamu." Ucap Eva."Gak papa sayang, lagian gak sering juga kan?kalo sering mah dompet aku nanti jadi bolong." Jawab Aldo sembari sedikit tertawa, Eva juga tertawa."Mereka kan temen-temen kamu jadi otomatis mereka juga jadi temen-temen aku kan?" Ucap Aldo sembari memegang pipi Eva."Ya sudah kamu juga makan yang banyak supaya kuat, masih lama loh kuliah nya." Aldo tertawa lepas. mereka pun sama-sama tertawa, dan Eva pun napsu makannya bertambah ia memesan satu bakso lagi dihadapan Aldo dengan muka cemberut.
Di kantor Arga terlihat kacau mendengar pernyata'an dari Gilang, membuatnya berfikir apakah Eva telah move on darinya?apakah begitu mudah bagi Eva untuk melupakan dirinya? ya, semua pertanya'an itu terus berputar-putar didalam kepalanya.Entah apa yang harus dilakukannya kini selain mencoba memahami, dan menerima segala apa yang terjadi.Tidak, mungkin tidak secepat itu bagi Arga melupakan seseorang itu tidak mudah baginya.Arga masih perlu waktu untuk benar-benar Move on dari Eva, supaya Clara dapat masuk tanpa menyiksa perasa'an mereka masing-masing.Clara sudah begitu baik, tak sepantasnya dia mendapat perlakuan yang tidak adil baginya.Arga benar-benar harus memastikan bahwa dirinya benar-benar siap untuk melanjutkan hidup dan mengubur masa lalu dengan sebaik-baiknya, dan ia akan menyatakan jika ia memang siap untuk membiarkan Clara masuk dalam hatinya nanti.

Jakarta Sad Story Series "Dear Mantan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang