Taak tok, taak tok, tak tok
Fahmi tersenyum melihat adiknya yang menuruni tangga dengan malas dan wajah yang terlihat masih ngantuk.
"Reza... Reza, kamu itu sudah tidur sore masih saja ngantuk apa lagi kalau tidur malam, sudah ayo sini cepetan sarapan".
Setelah sampai di meja makan Reza masih duduk diam tidak mau mengangkat tangannya untuk makan. Reza benar-benar ngantuk sekarang, kakaknya saja yang tidak tahu kalau Reza baru bisa tidur lelap saat jam menunjukkan pukul 1 lewat 30 dini hari.
Jika sudah seperti ini Fahmi harus menyuapi adiknya supaya bisa sarapan. Satu suapan, dua suapan, tiga suapan Reza benar-benar tertidur di meja makan, tangannya sudah di jadikan bantal untuk menopang kepalanya, meski begitu Reza tetap bisa makan dengan mata terpejam asal di suapi.
Pagi ini mereka hanya sarapan berdua orang tuanya sedang sibuk mengurusi bisnisnya, ayahnya di luar kota untuk mengurus bisnisnya dan ibunya tadi malam menyusul ayahnya ke luar kota juga. Kini hanya tinggal mereka berdua yang sarapan di meja makan.
Hal seperti ini sudah menjadi pemandangan setiap hari, mereka pun tidak pernah protes mereka tau kesibukan orang tuanya seperti apa, dan apa yang orang tuanya lakukan juga untuk mereka. Mereka hanya tinggal menikmati fasilitas yang sudah di sediakan.
Setelah sarapan di piring Reza habis dan sarapannya sendiri sudah habis. Fahmi langsung menggendong adiknya yang tidur untuk membawanya ke mobil depan rumah untuk berangkat sekolah. Saking sayangnya Fahmi pada Reza sampai tidak mau membangunkan Reza.
"Pak tolong tutupin pintu depan ya, nanti bapak jemput Reza seperti biasanya soalnya sekarang dia saya anterin gak bawa motor".
"Iya tuan saya laksanakan".
"Saya pamit berangkat dulu ya pak"
Reza selalu berpamitan pada pak Burhan supirnya, Reza sudah menganggap pak Burhan sebagai keluarganya. Karena ayah dan ibunya jarang ada di rumah dan menitipkan anaknya pada pak Burhan jika berangkat sekolah. Dan pak Burhan sudah bekerja di rumah ini sejak mereka belum lahir.
***
"Reza... Bangun sudah sampai di sekolah ini..."
"Tapi kak aku belum sarapan aku minta uang jajan donk..."
"Terus yang kakak suapi dari tadi siapa hantunya kamu? Ya sudah ini kakak tambahin".
Fahmi mengambil 2 lembaran uang berwarna merah dan menyerahkan pada Reza. Padahal di rumah sudah diberi 5 lembar uang berwarna merah juga.
"Terima kasih kak Fahmi yang ganteng... Emmmuah... Reza berangkat dulu ya".
Reza langsung mencium pipi Fahmi dan langsun keluar mobil berlari sebelum dapat protes dari kalaknya. Fahmi sangat menyukai adiknya yang seperti ini, selalu manja padanya.
"Hati-hati nanti langsung pulang jangan terlambat".
"ya kaka ganteng .. babay".
Fahmi hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan adiknya.
***
Setelah Reza benar-benar hilang dari pandangannya barulah Fahmi memutar arah mobilnya untuk melanjutkan perjalanan menuju universitas tempat dia belajar.
Sekarang Fahmi turun dari mobil sport berwarna merah, Fahmi mengenakan pakaian yang sangat modis ala anak muda jaman sekarang, semua yang dia pakai adalah barang branded, seperti jam tangan yang dia kenakan saat ini seharga motor dengan keluaran terbaru. skipun begitu Fahmi tidak pernah sombong, dia adalah pribadi yang ramah, murah senyum dan tidak pernah pilih-pilih teman, hanyasaja orang-orang yang segan untuk mendekati karena mereka merasa tidak pantas bergaul dengan fahmi.
Sekarang semua mata tertuju untuk memandangnya, Fahmi hanya memberikan sedikit senyuman pada mereka lalu berjalan menuju basecamp UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) wanapala yaitu UKM pecinta alam. Fahmi lebih nyaman menunggu perkuliahan yang masih dua jam lagi di dalam base cam dari pada di luar ruangan.
"Tumben masih sepi yang lain masih belum ada yang datang ya?".
Fahmi menyapa Silvi yang duduk sendirian di basecamp wanapala, kalau Fahmi memang selalu datang pagi karena habis mengantar adiknya yang sekolah, kalau kembali ke rumah jaraknya lumayan jauh jadi Fahmi memilih menunggu di kampus saja.
"Belum... Kan jam kuliah masih dua jam lagi".
Sekarang terlihat Silvi sedang mengeluarkan kotak bekal berwarna ping dari dalam tas dan membukanya.
"Fahmi kamu sudah makan belum ini aku bawa bekal buat kamu, aku sengaja masak pagi-pagi buat kamu semoga kamu suka cobain deh, haak".
Kini Silvi mulai menyendok bekalnya dan menyuapi Fahmi sesendok nasi goreng, Fahmi ingin menolak karena masih kenyang tapi di urungkan karena melihat usaha Silvi yang memasak pagi-pagi hanya untuknya. Fahmi sudah tahu jika Silvi menyukainya sejak pertama masuk kuliah, Silvi selalu cari perhatian pada Fahmi termasuk membawakan bekal seperti pagi ini. Silvi ikut UKM Wanapala juga karena ada Fahmi, kegiatan apapun yang di ikuti Fahmi pasti di ikuti Silvi juga.
Silvi adalah teman satu angkatan dengan Fahmi dengan program studi yang sama yaitu kedokteran. Silvi memiliki paras yang sangat cantik, dengan body yang menggoda para kaum lelaki, dan pastinya dia masih jomblo.
Sayangnya Fahmi tidak tertarik sama sekali karena dia sudah punya seseorang yang dia cintai di dalam hatinya, dia orang yang harus Fahmi jaga, Fahmi tidak ingin membagi cinta dan kasih sayangnya.
"Fahmi Minggu depan kita ada kegiatan wanapala di Ciwidey, kamu mau ikut tidak?,nanti kita di sana jadi kaka pembimbing, ada anak sekolahan yang sedang mengadakan jejak petualang gitu dan tim wanapala yang akan mendampinginya".
"Masih mau tanya sama orang rumah dulu kalau adik gue ada yang jagain ya gue ikut, kalau tidak ada yang ngejagain ya terpaksa gue kagak ikut".
"Bukannya adik Lo sudah gede ya dia kan sudah SMA masak gak berani di tinggal sendiri... Ayo lah ikut... Kalau tidak ada kamu tidak seru...".
Silvi terus memaksa Fahmi untuk ikut, ini memang tujuan dia yang selalu ingin dekat dengan Fahmi.
"Gue belum bisa mutusin sekarang, besok deh gue kabarin".
"Bener ya gue tunggu kabar Lo, ayo ke kelas sebentar lagi perkuliahan di mulai".
sekarang Fahmi berjalan beriringan dengan silvi menuju ruang kelas, dia benar-benar terlihat serasi yang satu cowot tampan dan satunya cewek tercantik yang ada di kampus ini, sampai orang orang pada mengira kalau dia pasangan kekasih. Tidak heran sih kalau beredar berita pacaran tentang keduanya karena mereka sering jalan berdua.
Silvi sangat senang jika ada yang bilang dia pacarnya Fahmi, dan Fahmi tidak pernah membantah kalau ada orang yang mengatakan dia pacarnya Silvi, Fahmi malas berargumen dengan urusan yang dia anggap tidak penting.
***
Fahmi baru pulang dari kampus masih menenteng laptop di tangannya. Dan setelah melihat bibik asisten rumah tangga di situ langsung di samperin
"Baik.. mama belum pulang ya?"
"Belum mas... Ibuk baru pulang Minggu depan, itu juga cuma mampir sebentar mengambil berkas katanya, memang ada apa mas tumben nanyai ibuk".
"Aku ada kegiatan kampus bik dua hari dua malam, tadinya kalau mama datang aku mau ikut tapi kali tidak datang siapa yang mau jagain Reza".
Semua orang pasti menilai Fahmi berlebihan menjaga adiknya, karena adiknya sudah gede bisa melakukan apapun sendiri meski tanpa bantuan Fahmi.
"Biar mas Reza bibik saja yang jagain... Pasti aman kok di tangan bibik, mas Fahmi ikut saja tidak usah hawatir".
"Jadi bingung aku bik, Reza ada di kamarnya kan bik?".

KAMU SEDANG MEMBACA
adik tercinta
Ficção AdolescenteAda suatu ketika saat Reza tidur di kamar kakaknya Reza terganggu dalam tidurnya, sangat terasa bahwa ranjang yang ditempati sedikit bergoyang, awalnya goyangan itu pelan dan teratur namun semakin lama goyangan itu semakin cepat dan tidak teratur la...