Selama mereka bertiga nonton film, perasaan Reza jadi gelisah. Dia mengingat banyak adegan di dalam film yang sudah dia lakukan dengan kakaknya.
Saat film itu memperlihatkan puting seorang cowok di emut dan di mainin oleh lawan mainnya, membuat Reza jadi merasakan teteknya sendiri yang gatel, rasanya juga pengen di mainin. Tapi Reza berusaha untuk tidak menyentuhnya membiarkan putingnya bertambah gatel.
Bahkan bagian bawahnya sudah tegang dan keras. Untung saja dia memakai tas selempang hari ini, jadi Reza dengan mudah menutupi tititnya yang sudah tegang sempurna.
Setelah kurang lebih 20 menit film itu berputar sekarang sudah sampai di bagian inti, dimana seorang cowok memasukkan batangnya pada lubang belakang lawan mainnya.
Hal itu membuat mereka semua kaget. Mereka kira kalau cowok sedang main cuma sebatas pedang pedangan saja dan saling menggesek, dan ternyata salah.
Sekarang cowok itu sedang memasukkan tititnya ke lubang bagian belakang yang sangat sempit bahkan pemerannya terlihat kesakitan.
Seperti pada filem sebelumnya yang mereka tonton, saat perempuan tadi menjerit, dan sekarang orang yang ada di posisi seperti perempuan itu bener benar terlihat kesakitan.
Namun pemeran satunya memaksa terus masuk, film itu terus menayangkan adegan sampai dua orang cowok itu mengeluarkan cairannya.
Reza yang memang sudah tidak kuat langsung menelpon kakanya.
Reza : Hallo kak Fahmi… kak fahmi ada di mana sekarang? Kakak bisa jemput aku nggak?
Fahmi : Ada apa Reza? Kakak lagi di luar nih sedang nongkrong Bersama teman teman kakak.
Reza : Aku ada di rumah Erik, aku pengen pulang tapi nggak bawa motor, kakak bisa jemput aku nggak?”
Fahmi : ya sudah kirimin alamatnya biar kakak jemput kamu sekarang.
Reza : oke kak aku tunggu di sini.
Setelah telfon terputus Reza langsung mengirim alamat rumah Erik pada kakaknya.
“Eh teman teman gue sudah di jemput kak Fahmi nih, gue pamit pulang dulu ya.” Reza lanmgsung berdiri dan hendak keluar dari kamar Erik.
“Buru buru banget sih lo, nggak seru lah kalau lo nggak ikut nonton lagi.”
“Memangnya kalian masih mau nonton? Kenapa tidak bilang dari tadi, gue sudah di jemput kaka fahmi di luar. Kapan kapan saja ya gue main ke sini lagi.”
Reza pura pura menyesal tidak ikut nonton bareng temannya, karena sebenarnya Reza sudah ingin pulang.
“Oke deh kalau gitu hati hati ya Reza.” Ucap erik dan Roni bersamaan.
“oke, terimakasih ya makanannya, gue pulang dulu Rik Ron, sampai jumpa besok di sekolah.”
Iya hati hati salam sama kak Fahmi ahmi ya…. Bilangin ada salam dari sahabat kamu yang paling ganteng ini, yang namanya Erik. “
“Iya tenang saja nanti gue sampein.”
Reza buru buru keluar dari rumah erik, dia pura pura kalau fahmi sudah ada di luar sedang menunggunya padahal tidak, dia buru buru keluar karena sedang ereksi, dia takut kalau sampai temannya melihat punya Reza yang sudah tegang seperti saat tadi melihat film pertama. Mereka saling memeriksa titit temannya masing masing.
Sekarang Reza sudah keluar rumah Erik. Dia derdiri di pinggir jalan sambil menendang nendang kerikil, sebenarnya dia malas untuk menunggu tapi dari pada ketahuan teman temannya kalau dia sudah tegang.
Apa lagi tititnya Reza belum mau tidur juga masih sesak di celananya rasanya benar benar tidak enak.
TIIIIIIIIIINNN
“Orang ini ah sudah tagu gue berjalan di pinggir jalan masih saja gue di klakson, memangnya jalannya kurang lebar apa.”
Reza terus berjalan sambil menggerutu, tapi semakin minggir sampai mepet ke pagar rumah Erik.
TIIIIIINNNN
“Dasar orang ini! gue sudah minggir gini masih di klakson lagi.”
TIIIINNNN
Reza yang marah langsung menoleh ingin memaki orang itu.
“LO TUH YA… kak fahmi”
Reza yang mau marah pada pengemudi itu langsung tidak jadi, setelah menoleh ke belakang ternyata ada kakanya. Reza langsung berlari menghampiri kakaknya dengan wajah lega.“Kak fahmi kok cepet bangut? Aku kira orang iseng barusan yang klakson klakson tidak jelas, barusan mau marahin Eh pas noleh ternyata kak fahmi he he he.”
“Ayo buruan masuk di luar panas banyak debu.”
“Kak fahmi kok cepat sampai sini, aku kira 20 menitan baru sampai sini.”
“Iya kak fahmi kebetulan ngumpulnya dekat sini, terus kalau kak fahmi masih lama kenapa kamu sudah keluar duluan nggak nunggu di dalam saja.”
“Iya aku sampai lupa Titit aku sakit banget. Kak fahmi jangan noleh ke sini ya aku mau benerin titit aku.”
Saat ini tititnya reza susdah setengah tegang. Tidak seperti tadi yang tegang sempurna. Tapi posisi yang salah membuat tititnya sakit dan harus di betulkan posisinya.
“Iya memang kenapa titit kamu harus di benerin segala.?”
“tadi tegang jadi posisinya tidak enak, kakak jangan lihat sini ya aku mau benerin dulu.”
“Reza mulai membuka resleting celana lalu dia turunin sebatas paha. Dia membiarkan sampai tititnya jadi lemas. Namun yang ada Reza malah ketiduran dengan posisi sama seperti tadi.
“Reza ayo bangun kita sudah sampai di rumah nih.”
Reza yang di bangunkan oleh fahmi langsung kaget.
“kak sekarang kita sudah sampai mana?”
“Kita sudah di rumah ayo turun. Mau kakak gendong apa jalan sendiri?”
“Gendong… aku masih ngantuk.” ucap Reza manja.
“ya sudah ayok.”
Sekarang fahmi sudah menggendong reza sampai di kamarnya. Lalu fahmi menurunkan reza di ranjang.
“Kak fahmi mau ke mana?” tanya Reza yang melihat kakaknya mau keluar kamar.
“Ke kamar mau istirahat.”
Reza yang melihat kakaknya mau keluar dari kamar, langsung di cegahnya.
“Jangan keluar kak, temenin aku… kak fahmi istirahat saja di sini. Aku mau cerita dan tanya tanya sama kakak.”
“oke kamu mau tanya apa? Kalau kakak tahu pasti kakak jawab.”
“aku yakin kak fahmi pasti sudah tahu, kakak kan sudah pengalaman.”
“iya kakak akan jawab."
”Gini kak aku punya teman cewek, namanya Stefania anak pindahan, dia itu cantik banget dan jadi rebutan anak anak di sekolah.
Menurut Erik dan Roni Fani ini suka sama aku dan mereka berdua menyuruhkau nembak fani agar tidak sampai di rebut orang lain. Tapi aku tidak punya perasaan apa apa sama dia, terus bagaimana kak”
“kalau dia cantik kenapa kamu tidak suka?”
“aku bukan tipe orang yang suka jatuh cinta kak. Meskipun dia cantik tapi aku tidak tergoda sama sekali.
“Rezaaa yang jawab pertanyaan kamu ini harus diri kamu sendiri, karne kamu yang merasakan. Dan kamu juga yang harus menentukan, karena kamu ayang akan menjalaninya nanti.”
“Iya ya kak, sepertinya kali ini aku harus menggunakan hati aku untuk mencari jawaban.
“iya reza…. Kakak akan dukung kamu apapun yang terbaik untuk kamu, maka lakukanlah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
adik tercinta
Подростковая литератураAda suatu ketika saat Reza tidur di kamar kakaknya Reza terganggu dalam tidurnya, sangat terasa bahwa ranjang yang ditempati sedikit bergoyang, awalnya goyangan itu pelan dan teratur namun semakin lama goyangan itu semakin cepat dan tidak teratur la...