25 Jadi main ke rumah reza

493 19 1
                                    


"Oh iya, ini gambar cewek cantik, dia siapa?".

"Pacar ku". Reza hanya menjawab asal, bahkan dia tidak tahu siapa yang menggambar di kursi itu, dia cuma tidak sengaja menemukan gambar perempuan kecil itu saat mencari penghapusnya yang jatuh. Tapi Fany si murid baru itu percaya percaya saja pada Reza. Karena Reza saat berbicara ekspresinya meyakinkan.

"Hayo dua orang di pojok belakang kok ribut sendiri ya dari tadi saya perhatikan".

"Iya pak... Saya minta maaf".

Meraka Reza dan Fany menjawab bersamaan lalu menoleh ke satu sama lain dan saling tersenyum merasa lucu.

***

Setelah bel pulang sekolah berbunyi Erik sama Roni menarik tangan Reza bersamaan tidak perduli pada Reza yang sedang bicara sama fany.

"Ayo cepet pulang... Masih ingat kan sama janji kamu waktu di tempat jelajah itu".

Mereka berdua menarik Reza sampai ke parkiran, dan baru melepaskan tangan Reza setelah sampai di motor Erik.

"Aku tahu kamu nggak bawa motor, jadi kamu harus ikut kita".

"HAH maksud kamu kita mau bonceng tiga gitu, nggak mau ah, di tilang polisi baru tahu rasa kamu".

"Alah... Sama polisi saja takut ayo buruan".

"tapi aku gak bawa helem".

"Di tengah aja gak bakalan kelihatan, intinya kamu tenang aja aku yang bakal tanggung jawab".

"Oke kalau gitu, tapi awas ya kalau ada apa apa kamu nggak tanggung jawab, aku tuntut kamu".

"Iya... Ayo ah buruan naik".

Dan akhirnya mereka beneran bonceng tiga, dari sekolahan sampai rumah Reza bahkan di sampai lewat jalan tikus meskipun sedikit menyita waktu perjalanan.

***

"AHHHH ahirnya sampai juga".

Mereka bertiga benar benar lega karena tidak bertemu polisi di jalan. Sedangkan di teras rumah ada Fahmi yang tersenyum melihat tingkah Reza dan ke dua sahabatnya yang konyol itu.

"Lain kali bilang dong kalau cuma bawa motor satu, tahu gitu aku bawa motor sendiri".

Setelah memarkir motornya di halaman Erik sama roni langsung berjalan mendahului Reza ingin cepat sampai di dalam rumah karena di luar rumah sangat panas. Namun setelah hampir sampai ke teras rumahnya Erik dan Roni tiba tiba berhenti dan menyuruh Reza jalan duluan.

"Eh za kamu duluan deh tali sepatu ku lepas",

"aduh tiba tiba kaki ku sakit nih".

Saat ini Erik dan Roni beralasan ingin jalan di belakang Reza karena dia melihat kak Fahmi yang ada di teras rumah, mereka benar benar malu setelah dia tidak percaya kalau Fahmi adalah kakak Reza dan dia malah berfikir yang tidak tidak tentang Fahmi dan Reza waktu di tempat jelajah.

"Hayo... Aku tau nih akal akalan kalian berdua... Kalian  malu kan sama kakak ku... Ayo ngaku deh kalian, kalau enggak bakal aku adu in nih sama kak Fahmi kalau kalian ngomongin kak Fahmi yang jelek jelek".

Mereka bertiga sedang berhenti jalan malah ngobrol di panasnya, tapi mereka lupa dengan panasnya matahari malah takut untuk bertemu kak Fahmi.

"Iya iya Jagan bilang sama kakak kamu dong... Kita beneran malu".

"Makanya kalian berdua tuh mikirnya harus positif jangan negatif thinking".

"Iyaa maafin kita".

"Ya sudah ayo buruan kamu nggak panas apa".

Mereka semua berlari Setelah sampai di teras mereka langsung di sambut oleh Fahmi.

"Temannya Reza kan? Ayo masuk dulu".

"He he he, iya kak saya Erik", "saya Roni kak".

"Ohh Reza, jadi ini teman kamu yang tidak percaya kalau kakak adalah kakak kamu? Dan mereka juga yang mau di kenalin sama kakak?"

Mendengar Fahmi bicara seperti itu Erik dan Roni jadi sikut sikutan karena malu.

"He he he maafin kita ya kak, bukannya kita nggak percaya tapi kita...".

Saat Erik bicara tiba tiba kata kata yang akan di ucapkan pada Fahmi hilang dia lupa mau ngomong apa. Lalu erik berbisik pada Roni.

"Ron bantuin aku ngomong dong aku grogi nih di tatap kak Fahmi".

"Sama gue juga nggak tahu mau ngomong apa".

Mereka berdua masih saja berdiri di pintu belum masuk juga.

"Sudah ayo masuk sini, biar kakak ambilin minum dulu, kalian mau minum apa?".

"Nggak usah repot repot kak air putih saja".

"Rezaa ayo bantuin kakak dulu". Fahmi langsung menggandeng tangan Reza mengajaknya ke belakang untuk mengambil minum dan cemilan.

"Reza mereka suka minum apa?".

"Seadanya saja kak mereka peminum segalanya kok".

"Kamu ini ya di tanya bener bener malah bercanda"

"He he he, es teh saja kak, aku juga mau".

"Oke... Ini tolong bawain makanannya".

Setelah selesai Fahmi dan Raka kembali ke ruang tamu menyuguhkan minuman dan cemilan yang dia ambil dari dapur.

"Ayo di makan nggak usah malu malu, katanya mau kenalan sama kakak, ini orang nya sudah di depan kalian".

"Iyaa" cuma satu kata itu yang keluar dari bibir Erik dan Roni.

"Kak aku capek pijitin dong"

Reza sedang datang mode manjanya sampai dia lupa sama temannya. Reza langsung tidur di paha kakaknya dan memejamkan mata sedangkan Fahmi dia memijit tubuh Reza yang katanya ke capek an itu.

"Kata Reza kalian berdua suka nge game ya?".

"Iya kak kita sering Mabar ML bertiga".

Mendengar kata ML Fahmi langsung mengangkat alisnya.

"Maaf kak maksud kita mobile legen bukan ML yang lain".

Erik yang tanggap langsung meminta maaf takutnya kak Fahmi jadi salah paham.

"Iya kakak ngerti kok, kakak juga sering Mabar sama Reza, Gimana kalau kita Mabar habis ini, tapi kita makan dulu".

"Iya kak boleh". Erik dan Roni senang karena di ajak Mabar, tapi yang lebih senang dari mereka karena di ajak makan, mereka memang sudah kelaperan sekarang.

"Rezaa ayo bangun jangan tidur kita makan dulu, kakak sudah masak buat kalian".

Reza yang mendengar kakaknya masak langsung bangun, karena Reza memang suka masakan Fahmi dari pada masakan beli atau di buatin bibik.

"Ayo kak kita makan, tapi suapin".

"Iya kakak suapin".

Dan sekarang mereka sudah duduk di meja makan dan mulai menyantap makanan buatan Fahmi.

Kali ini Fahmi cuma masak ayam geprek tapi Reza suka. Reza sedang di suapi oleh Fahmi menggunakan tangan agar lebih mudah me nyuir ayamnya.

Bahkan sesekali Reza menyedot dan menjilat jari Fahmi yang ada sambalnya, rasanya benar benar nikmat menurut Reza. Dan dia tidak takut kalau setiap dia nyedot dan menjilat tangan Fahmi, Fahmi jadi merinding dan dek dekan. Bahkan jika Fahmi mengeluarkan suara, suaranya bakal terdengar serak.

Sedangkan ke dua teman Reza menikmati dan juga heran dengan kemesraan adik kakak ini.

Setelah mereka selesai makan Reza mengajak kedua temannya ke kamarnya.

adik tercinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang