"Kak Marvel jangan gitu ah di lihatin anak anak malu tau"."Kenapa? Kamu malu?".
"Iya aku bukan anak kecil kak di perlakukan seperti itu".
Yasudah kalau kamu nggak mau.
***
Sekarang hari sudah malam dan pentas seni sudah di mulai. Setiap kelompok menunjjukkan penampilannya masing masing ada yang memerankan drama, bernyanyi, nge-dance dan masih banyak pertunjukan lainnya.
Sejak Marvel dan Reza main game bareng sekarang mereka tambah dekat khususnya Marvel yang ngikut Reza terus.
Bahkan saat ini Marvel merangkul pundak Reza sambil nonton pertunjukan dari masing masing kelompok. Sedangkan giliran Reza sudah selesai tadi saat awal di urutan ke tiga sesuai kelompok.
Marvel yang melihat Reza memakai kaos lengan pendek langsung berinisiatif melepas jaketnya lalu menyampirkan ke pundak Reza.
"Ini pakai jaket kakak biar tidak kedinginan",
dan Reza mau mausaja karena dia memang kedinginan sejak tadi.
"Terus kakak gimana kalau jaketnya di suruh makai aku?".
"Kakak pakai baju lengan panjang jadi nggak kedinginan. Coba kakak lihat tangan kamu, tuhkan dingin banget. sudah jangan di lepas jaketnya".
Marvel mencari kesempatan buat megang tangan Reza dengan berpura pura melihat suhu tangannya dingin apa tidak.
Saat enak enak lagi nonton pertunjukan tiba tiba Reza kepikiran sama kakaknya. Sepertinya seharian dia tidak bertemu dan melihat kakaknya dan hal itu membuat Reza gelisah. Dia mencari cari keberadaan kakaknya siaa tau fami berada di antara orong orang yang nonton pentas seni di sini.
Reza mengedarkan pandangannya melihat ke tempat Alex tapi disana tidak ada biasanya Fahmi selalu bareng Alex. Atau mungkin bareng Silvi? Tapi itu tidak mungkin karena Silvi juga ikut nonton bareng anak anak kelompok 3.
Hal itu benar benar membuat Reza cemas karena tadi dia mendengar percakapan Silvi yang sedang ngobrol sama Marvel mengatakan bahwa Fahmi sedang kecapek an.
Dan gerak gerik gelisah Reza tertangkap marvel.
"Reza kamu kenapa? Apa kamu sedang cari sesuatu? Kok kelihatan gelisah banget".
"Enggak kak aku cuma capek aja duduk terus badanku pegel pegel habis ikut lomba tadi". Reza beralasan dia tidak mau mengatakan kalau dia gelisah karena memikirkan kakaknya yang tidak terlihat seharian.
Sekarang sudah pukul 12 malam dan semua pertunjukan sudah selesai. Anak anak cepat cepat kembali ke tendanya masing masing karena sudah ngantuk dan kelelahan. Begitupun Reza yang harus balik ke tendanya juga.
"Reza kakak balik dulu ya kamu cepat tidur dan mimpi indah".
"Iya kak... Dah kak marvel".
Setelah Marvel pergi Reza langsung masuk ke dalam tenda dan ikut tidur bareng teman temannya.
***
"Fahmi kamu kok nggak ikut kegiatan seharian ini, ka.usakit? atau lo kecapek an?". Sekarang alex benar benar hawatir melihat wajah Fahmi yang terlihat lesu.
"Nggak tahu nih Lex aku males saja buat keluar tenda, seharian ini pikiran aku kacau".
"Kenapa kamu nggak bilang sama aku, siapa tahu aku bisa bantu. Sekarang gimana kondisi kamu, aku siap dengerin keluhan kamu".
" Aku gak punya masalah kok Lex cuma pikiran saja yang bosen entah kenapa".
Fahmi tidak mungkin mengatakan kalau dia jealous karena melihat fahmi dan Marvel mesra mesraan saat lomba radi.
"Eh Lex tadi pas lomba ada apa kok rame banget sorak soraknya".
"Oh itu... tadi pas Reza menang dia seneng banget dan melukin Marvel dan tiba tiba saja Marvel ngecup kening reza makanya anak anak teriak histeris".
Fahmi merasa sial karena salah bertanya yang membuat dirinya makin jealous. Dia benar benar takut adik tersayangnya di rebut oleh Marvel.
"Yasudah ayo kita tidur, ini malam terahir buat kita he he he".
Alex langsung memposisikan dirinya tidur yang nyaman begitu pula Fahmi, dia akan memejamkan mata meski tidak bisa tidur.
***
Sekarang sudah satu jam berlalu tapi Reza belum juga bisa memejamkan matanya. Dia benar benar kepikiran kakaknya yang belum terlihat seharian. Apa lagi dia mendengar percakaoan Silvi yang bicara sama Marvel tadi kalu Fahmi sedang kecapek an.
Sekarang dia duduk melihat temannya yang sudah tidur semua. Lalu Reza berdiri dan keluar dari tenda. Reza melihat ke kanan dan ke kiri memastikan kalau di luar tenda sudah tidak ada orang. Saat Reza merasa sudah aman dia memutuskan untuk berjalan ke tenda yang kakaknya tempati .
Sebenarnya reza orangnya penakut apalagi di tengah hutan seperti ini, tapi rasa gelisah karena memikirkan kakaknya lebih kuat jadi Reza nekat datang ke sana.
Setelah Reza sampai di tenda yang di tuju dia langsung masuk ke dalam tenda yang lampunya sudah di matikan. Tapi dia masih bisa membedakan mana yang Alex dan mana yang Fahmi. Setelah yakin orang itu Fahmi Reza langsung ikut tidur di sebelahnya dan memeluk kakaknya yang membelakangi dirinya.
Fahmi tiba tiba terkejut saat merasakan ada orang di belakangnya yang memeluk tubuhnya. Fahmi langsung berbalik ke belakang memastikan orang itu siapa.
Setelah tahu yang memeluk tubuhnya Fahmi merasa lega.
"Reza... Kamu kok di sini? Ini sudah malam apa kamu mau tidur sama kakak?".
Reza yang mendengar perkataan kakaknya langsung mengangguk.
"Aku kangen sama kakak, aku mau tidur sama kakak".
Fahmi yang melihat adiknya memelas seperti itu jadi kasihan. Fahmi mendekat pada adiknya dan membagi bantalnya agar Reza bisa tidur dengan nyaman.
Fahmi menyatukan keningnya pada kening reza.
"Rezaa kakak sayang banget sama kamu.. ".
"Aku juga sangat sayang sama kakak, makanya aku ke sini karena nggak bisa tidur mikirin kak Fahmi".
"Aku juga nggak bisa tidur mikirin kamu Reza".
Percakapan mereka berdua seperti orang pacaran saja.
"Sekarang ayo tidur kak aku sudah ada di sini".
"Reza... Kakak nggak bisa tidur kakak boleh meluk kamu nggak".
"Boleh apapun yang membuat kakak nyaman".
"Ini ada bantal guling kamu kelonin dan kakak akan ngelonin kamu".
Reza menuruti omongan kakaknya dan sekarang posisi Reza membelakangi kakaknya. Perlahan Fahmi mendekatkan tubuhnya pada Reza lalu memeluknya erat.
Perlahan Fahmi mendekat pada tengkuk Reza dan mulai menciumnya menghirup aroma Reza yang membuatnya candu, rasanya enak banget sampai dia tidak bisa menjelaskan.
"Reza... Tetek kamu sudah tidak sakit?".
"Enggak kak sudah sembuh, emang kenapa kak".
"Boleh kakak periksa nggak"
"Iya nggak papa".
Mendengar ucapan kakanya Reza langsung duduk agar kakaknya mudah untuk memeriksanya.
"Reza mau kemana?".
"Katanya kakak mau meriksa tetek aku".
"Nggak usah di lihat cuma di pegang, Kamu tiduran saja".
Lalu Reza kembali tidur membelakangi Fahmi dan Fahmi mengulangi perbuatannya mencium tengkuk Reza, lalu tangan kanannya yang ada di perut Reza dia naikkan sampai ketetek Reza.
Fahmi memejamkan matanya menikmati aroma tengkuk Reza yang nikmat, lalu tangannya yang ada di tetek Reza mulai memainkan putingnya. Reza yang di perlakukan seperti itu oleh kakaknya merasa sangat nyaman.
"Kak Fahmi... Enak kak"
"Iya kakak tahu, kakak memang ingin membuat kamu enak".
Dan perlahan mereka merasakan ngantuk dan tertidur dalam posisi yang seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
adik tercinta
JugendliteraturAda suatu ketika saat Reza tidur di kamar kakaknya Reza terganggu dalam tidurnya, sangat terasa bahwa ranjang yang ditempati sedikit bergoyang, awalnya goyangan itu pelan dan teratur namun semakin lama goyangan itu semakin cepat dan tidak teratur la...