"Tok tok tok Fahmi... Tok tok tok Fahmi... Kamu sudah bangun apa belum?".
Sudah lumayan lama Rita (mama Fahmi) mengetuk pintu kamar Fahmi tapi tidak ada yang menjawab dari dalam kamar, dan ahirnya Rita memutuskan untuk membuka pintu kamar Fahmi saja dan ternyata pintunya tidak di kunci.
Dan yang Rita lihat di kamar Fahmi sekarang adalah tiga insan yang masih tidur dengan kamar yang berantakan, disana banyak kulit kacang asin dan plastik plastik bungkus makanan ringan, ini pasti hasil dari nobar tadi malam, karena dalam kondisi gelap dan nyaman mereka memilih membuang sampah se enaknya sampai sekarang terlihat seperti tempat penampungan sampah.
Tak lama setelah Rita masuk kamar, Fahmi juga baru keluar dari kamar mandi.
"Mama...".
"Mama cuma mau ngecek keadaan kalian, takutnya kapten Fahmi belum bangun dan anak anak ini kesiangan, soalnya mereka masih harus sekolah kan hari ini".
"Iya ma, sebentar lagi aku bakalan bangunin mereka semua kok ma, mereka cuma tinggal mandi dan sarapan saja, karena buku pelajaran mereka sudah di siapin tadi malam sebelum kita mabar".
"Mama tahu kamu memang anak mama yang bisa di andalkan, ya sudah kalau gitu kalian mama tinggal dulu ya, mama sama papa harus berangkat pagi soalnya masih mau mampir ke rumah nenek dulu nganter makanan. Kalian jangan lupa sarapan, mama sama bibik sudah masak banyak tadi. Mama berangkat dulu ya assalamualaikum".
"Waalaikumsalam hati hati ya ma...".
"Iya...".
Saat Rita sudah keluar dari kamar Fahmi, sekarang tinggal membereskan kamar yang sangat berantakan ini, dan hanya membutuhkan waktu sepuluh menit saja kamar ini bersih kembali seperti sedia kala.
Dan sekarang waktunya membangunkan anak anak. Dan fahmi memilih membangunkan temannya Reza terlebih dahulu karena kalau Reza di bangunkan sekarang kasihan, dia masih benar benar ngantuk karena baru tidur jam 1 dini hari.
"Erik... Roni... Ayo bangun... Ini sudah pagi, kalian mau masuk sekolah apa enggak?. Erik... Roni... ayo buruan bangun, kalian sudah telat lo".
Erik langsung duduk dan membuka matanya setelah mendengar dirinya yang di bangunkan oleh fahmi, sedangkan Roni semakin mengeratkan selimutnya tidak mau bangun.
"Eh kak Fahmi... He he he, aku susah ya di bangunin".
Erik yang baru bangun langsung berwajah ceria meskipun campur campur ngantuk.
"Enggak. kamu cepet bangunnya beda seperti teman kamu ini si Roni.... Tolong dong bangunin dia, kakak sudah menyerah nih bangunin Roni".
"He he he siap kak, kalau aku yang bangunin, dia pasti mau bangun, dia tidak akan punya kesempatan tidur lagi sekarang".
Sekarang Erik bersiap siap untuk membangunkan Roni dan mulai.
"RONI.... BANGUN ROON, KITA SUDAH TELAT SEKOLAH NIH RONI RONI RONIIIIII"
Selain berteriak seperti itu Erik juga menggelitiknya, sedangkan Roni orangnya gelian jadi dia cepat bangun karena tidak betah dengan gelitikan Erik. Dan suara Erik ini bisa memecahkan gendang telinga orang yang ada di sana.
"Aaaah ha ha ha ha, ampun Rik lepasin aku... Ampun ampun".
"Gitu dong... Bangun kamu molor terus sih, kamu kira ini rumah siapa kamu enak enakan tidur, kamu nggak malu sama kak Fahmi, dari tadi kak Fahmi ngebangunin kamu, dan sebentar lagi kita sekolah, sudah ayo kita mandi biar tidak telat".
"He he he he kak Fahmi... Maaf ya kak aku tidak sadar kalau sekarang aku tidur di kamar kak Fahmi, karena rasanya aku nginap di hotel bintang lima, nyaman banget rasanya, kasurnya empuk... selimutnya halus... baunya wangi... Pokoknya say seneng kak bisa nginap di sini".
Roni yang sekarang sudah bangun langsung meminta maaf pada Fahmi.
"Iya nggak papa, kalian berdua mandi dulu saja di kamar Reza, biar Reza yang mandi di sini, dan habis ini kita sarapan bareng. Nanti kalau sudah siap kak Fahmi akan panggil kalian oke?".
"Iya Kak, kita ke kamar Reza dulu kalau begitu, mau mandi. Ayo ron cepetan".
"Iyaaa".
Setelah kedua teman Reza keluar Fahmi langsung menutup pintu kamarnya dan mulai membangunkan Reza.
"Fahmi... Dek... Dek Fahmi... Ayo bangun... Sudah siang nih, nanati kamu telat lagi".
"Kak Fahmi... Aku ngantuk banget kak... Aku nggak masuk sekolah ya hari ini".
"Rezaaa nggak ada kata bolos, pokoknya hari ini kamu harus sekolah titik".
"Reza tidak menghiraukan kakaknya bicara, Reza tetap melanjutkan tidurnya".
"Kalau kamu tidak mau bangun sendiri berarti kakak harus maksa kamu nih".
Padahal Fahmi sudah mengancamnya agar
Reza mau bangun, ternyata ancamannya itu tak berbuah apa apa. Dan dengan terpaksa Fahmi melakukan ini agar Reza tetap masuk sekolah.
Sekarang Fahmi langsung membopong Reza ke dalam kamar mandi dan di dudukkan di closet duduk sementara Fahmi masih mengisi butthup dengan air hangat, setelah airnya siap Fahmi langsung melepas baju adiknya satu persatu lalu Fahmi memasukkan Reza ke butthup yang sudah terisi air hangat itu, lalu Fahmi menyabuninya.
Reza benar seperti anak bayi yang di mandikan ibunya, dia hanya diam tidak berontak sama sekali, dan dia masih saja memejamkan mata, dia benar benar malas untuk bangun.
"Reza kamu ini kenapa sih, sudah kakak mandiin seperti ini kok kamu belum mau bangun jugaaa".
"Emmmh".
Bahkan Reza tidak menjawab apa apa hanya berdehem.
"Kamu nggak malu apa di lihat teman kamu seperti ini, manja terus sama kakak kayak anak TK?".
Reza hanya menggeleng dan tetap menutup matanya.
Sebenarnya Reza tidak sepenuhnya tidur, buktinya dia mau menggelang saat di tanya barusan.
Dan lagi lagi Fahmi harus menggendong adiknya keluar kamar mandi, dan memakaikan baju sekolahnya, untung saja seragamnya sudah Reza persiapkan sebelum Mabar kemarin, jadi Fahmi tidak usah repot repot cari seragam ke kamar Reza.
Setelah semuanya beres Fahmi pergi ke kamar Reza untuk mengajak Erik dan Roni sarapan.
"Erik... Roni... Kalian sudah siap kan?". Kalau kalian sudah siap ayo turun sekalian bawa tasnya masing masing soalnya habis ini biar bisa langsung berangkat, ayo ikut kakak ke bawah".
Sekarang mereka ber tiga sedang menuruni tangga menuju lantai satu untuk sarapan.
"Reza mana kak?".
"Reza sebentar lagi nyusul, sekarang dia masih tidur".
"Hah... Emang dia nggak telat apa?".
"Sudah jangan pikirin Reza, yang penting kalian sarapan dulu saja. Kakak mau ke atas dulu habis ini kakak juga turun lagi untuk sarapan bareng kalian".
Sekarang Fahmi sedang kembali ke kamarnya untuk menjemput Reza si putri tidur ini.
Barusan Fahmi hanya mengantar tasnya saja sama ngantar teman temannya Reza ke meja makan, sekarang giliran Reza yang Fahmi bawa ke bawah.
Sekarang Reza sudah menggendong Fahmi di punggungnya seperti biasa dan membawanya ke meja makan agar ikut sarapan. Sedangkan Erik dan Roni menatap heran pada Reza yang sudah besar itu masih di gendong kakaknya. Pemandangan itu benar benar terlihat anah bagi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
adik tercinta
Teen FictionAda suatu ketika saat Reza tidur di kamar kakaknya Reza terganggu dalam tidurnya, sangat terasa bahwa ranjang yang ditempati sedikit bergoyang, awalnya goyangan itu pelan dan teratur namun semakin lama goyangan itu semakin cepat dan tidak teratur la...