P

351 37 12
                                    

Memang semua lelaki itu sama saja ya, tidak cukup satu wanita. Tidak rio tidak nic, dan kenapa harus aku yang mengalami hal ini? Sepanjang perjalanan ponsel rio berdering terus menerus siapa lagi kalau bukan athina yang menelepon, rio nampak menghela nafas sebelum akhirnya mengangkat panggilan.

"Aku lagi di jakarta"

"Kan kamu bisa sendiri kenapa harus sama aku?"

"Nggak bisa. Aku lagi sibuk"

"Urusanku bukan cuma kamu ya ina, urus masalahmu sendiri. Sudah ada yang lain kan?"

"Kamu sendiri yang membawa masuk dia, jadi aku lebih milih mengalah"

Rio menaruh ponsel ke dashboard sedikit kasar. Tangannya mengepal menonjolkan urat nadinya. Aku tidak pernah melihat rio marah seperti ini, yang aku kenal rio orang yang cukup sabar, tutur katanya pun halus .
Bukan urusanmu by.. batinku mengingatkan.

Ponsel dalam tas bergetar, sebelum mengambil ponsel aku melihat beberapa bungkus permen yuppy. Mengambil satu ku buka lalu ku makan lumayan untuk mengembalikan mood, sambil membuka ponsel ada pesan dari mama.

Mama
Kamu kemana by? Udah malam nggak pulang?

Me
Bentar lagi sampai ma

"Makan apa bee? Boleh minta satu?" Tanpa menjawab aku mengulurkan satu bungkus permen yuppy. "Bukain dong bee.. aku kan lagi nyetir" menghela nafas aku menuruti membuka permen lalu ku sodorkan ke rio. "Suapin"

GoRioRio yang sayangnya mantanku, dikasih hati minta jantung.

Menjejalkan satu permen ke mulut rio aku mendumel. "Manja banget kamu sih mas!"

"Biasanya juga gini kan bee"

"Dulu. Ingat ya pak itu lima tahun yang lalu, sekarang situasinya berbeda. Kamu dan aku itu beda, tuhannya yang sama"

"Hahaha. Kamu itu selalu bisa mengembalikan mood tau bee, makasih yaa"

"Emang mood mu kenapa? Gara gara athina yaa.."

Tidak ada jawaban dari rio, roman romannya rio dibuat patah hati ini. Karma kah?

"Diduakan ya kamu mas.. huuu syukurin, karma itu memang nyata adanya"

"Makanya jadi cowok jangan maruk, cukup satu cewek . Satu cewek aja nggak bakal habis mas, situ maunya dua . Kena tulah kan sekarang"

Kasian sekali mantanku ini.. "curhat boleh kok, sok monggo beiby yang baik hati siap mendengar keluh kesahmu"

"Emang curhat boleh?"

"Boleh dong" jawabku sambil tangan membuka bungkus permen lagi.

"Setelah tau kamu tunangan, mas mencoba jalin hubungan dengan athina ini mengesampingkan janji mama ya ke tante jesica kalau aku harus menjaga athina. Tiga minggu jalan aku udah mulai menerima tapi beberapa kali aku melihat athina jalan dengan cowok yang sama. Kalau nggak gandengan mungkin aku bisa toleransi tapi ini, mesra banget bee.."

"Apa perasaan ini yang kamu alami dulu bee? Nyesek."

Tidak ada persahabatan antara cewek dan cowok yang murni pasti salah satu ada perasaan, dan kini perasaan athina terbalas sudah. Dan sekarang pun aku biasa saja mendengar kisah rio, apa benar aku sudah move on?

"Bicarakan baik baik, siapa tau saudaranya"

"Sudah, ina mengakui sendiri kalau cowok itu bisa membuat dia nyaman"

"Kamu.." perkataanku terputus karena panggilan dari mama. "Bentar ya mama aku ini"

"Waalaikumussalam, ya ma"

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang