U

304 35 10
                                    

Suasana makan malam terasa sedikit menegang, mama yang biasanya berceloteh kini diam, berbeda dengan papa masih bisa mengajak nic atau aku mengobrol disela makan . Mama tidak lagi kerasukan kan? Atau mama lagi sakit gigi? Atau memang mama sengaja enggan berbicara dengan nic? Ya nic beberapa kali mengajak mama mengobrol tapi jawaban mama hanya ya nggak mengangguk dan menggeleng. Ada yang tau kenapa?

Makan malam yang sebenarnya selesai dengan cepat tapi bagiku terasa lama, aku tau ada yang tidak beres dengan mama mungkin ini kali ya yang dinamakan ikatan cinta? Eh batin? Untuk itu saat mama mengajakku duduk di saung belakang rumah aku langsung menyetujui.

Aku tiduran di pangkuan mama sambil memandang wajah mama yang sudah terlihat tua meski begitu bagiku mama masih cantik seperti dulu. "Mama kenapa?" Aku memecah lamunan mama.

"Seharusnya mama yang tanya kamu kenapa nggak marah sama nic? Mama, mama aja yang melihat kamu ditinggal sendirian begitu merasa sakit hati. Kamu nggak marah by?" Tangan mama mengelus lembut rambutku.

"Marah ada tapi lebih dominan kecewa ma, tapi aku lagi berusaha ikhlas ma. Nggak ada gunanya juga kan marah marah? Masa aku cemburu sama anak kecil? Nic itu cuma terlalu sayang dan dekat dengan aska, mungkin nic udah pengen punya anak kali ya ma.. waaah pr buat beiby ini sih. Mama pengen cucu nic pengen anak". aku berusaha melucu, namun ekspresi mama masih terlihat tegang. "Aku udah buat kesepakatan kok dengan nic, mama tenang aja yaa". Kesepakatan apa by? Kemarin yang ku lakukan hanya mencoba berdamai tanpa memberi nic sebuah ultimatum. Yang terpenting buat mama tenang dulu, oke by..  aku menangkap elusan tangan mama, membawanya menempel ke pipiku. "jangan kepikiran tentang by ya ma, mama harus jaga kesehatan. By udah besar, insya Allah by bisa hadapi semua sendiri"

"Benar.. putri kecil mama udah besar, hatinya pun begitu baik.. seharusnya mama bersikap biasa aja ya, seperti kamu berlapang dada.."

"Aku janji, aku bisa jaga diri. Bagi by yang terpenting itu kesehatan mama. Tolong maafkan suami by ya maaa.."

"Iya sayang.. anak mama udah jadi istri orang, udah nggak bisa sering sering mama peluk begini"

"Kata siapa? Nanti by usahain selalu jenguk mama dan papa" aku melepas pelukan, berpura pura cemberut aku berujar. "Mama kan pelaku yang masukin lingerie ke tas by?" Mama mengangguk semangat. "Kapan mama masukinnya? Kok by nggak tau?"

"Waktu kamu tidur bareng sepupu sepupu kamu by, gimana lancar? Mama padahal berharap kamu hukum nic dulu by, jangan kasih jatah dulu. Biar ngerasain tersiksa nggak bisa nyentuh kamu" ya ampun pikiran mama tercintaku berasa jadi ibu mertua jahat di indosiar. Hahaha

"Emang belum kok ma, by kan sebelum akad baru mulai menstruasi"

"Nah masih ada waktu seminggu, goda nic by . Hukum laki laki itu gampang, jangan dikasih jatah"

"Kalau nic malah nyari yang lain gimana dong?"

Aw. Asem aku malah mendapat geplakan di paha. "Ngomongnya ! Jangan sampe dong, masa anak mama diselingkuhi? Nggak banget gen twinawati diselingkuhi. Kamu harus pinter pinter narik nic by, inget perawan lebih legit ketimbang yang udah longgar. Pastikan servismu nanti yang hot biar nic kecanduan"

Astaghfirullahaladzim..

"Kata mama aku suruh hukum nic dulu? Ini gimana sih?" Sumpah aku bingung.

"Iya seminggu kedepan kamu goda nic, nah kan karena kamu lagi mens pasti nic nggak bisa nyentuh kamu. Pasti tersiksa tuh"

Ya Allah ya robb.. aku mengelus dada. "Ah ternyata mama udah tua ya by, mama sayang banget sama by. Beiby itu hidup mama" mama kembali memelukku, kami berpelukan erat bahkan aku sampai menitikan air mata. "By juga sayaaaaaang banget sama mama"

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang