T

324 39 10
                                    

"maafkan mas by.. seharusnya di toko mainan mas tidak mengharapkan kamu akan menghampiri mas, seharusnya mas yang mencarimu. Maafkan mas terlalu percaya omongan ariel, maafkan mas tidak menemani mu makan, maafkan mas rencana yang kamu susun berantakan.."

"Dan malam ini mas juga yang menghancurkan pesta pernikahan kita.. mas.. sungguh bukan karena ariel, aska.. mas akui mas salah terlalu mementingkan aska. Maafkan mas by, mas lalai menjagamu.  Tolong maafkan mas yang sangat kurang ini"

"Tolong bantu mas lepas dari aska.."

Sesak. Mendengar nic berkata dengan nada tersirat penyesalan dan keputus asaan bukan membuatku senang melainkan membuatku sakit. Kenapa di usia pernikahanku yang belum ada satu hari langsung mendapatkan masalah seperti ini? Seharusnya aku dan nic tengah berbahagia, bukan terisi pilu dan rasa kekecewaan.

Kenapa takdir berulang kali membuatku berkubang rasa sakit? Aku tidak sekuat itu tuhan..

"Selamat istirahat sayang.. mimpi yang indah, mas cinta kamu" lalu tidak ada lagi suara nic, tidak ada pergerakan apapun di sebelahku. Nic tidak mau tidur denganku?
Sudut hatiku yang paling dalam ingin sekali mataku terbuka melihat keberadaan nic. Namun, sisi logika dan ego, aku enggan. Aku ingin diperjuangkan, aku ingin nic merenungi kesalahannya. Tetapi kenyaatannya.. mataku dengan kurang ajarnya terbuka, di sudut kiri ada sofa kecil nic tidur dengan posisi duduk dan kaki berselonjor di atas lantai .

Aku menyibak selimut, menghampiri nic. Mengguncang pelan lengan nic. "Mas bangun.. pindah ke kasur"

Mata nic langsung terbuka, ada senyum lemah nic berikan padaku. "Kamu kebangun sayang? Mau minum?" Dengan sigap nic merangkulku, menuntun ke kasur. Setelah aku duduk bersender ke kepa ranjang, nic ikut duduk di pinggir kasur sebelahku. "Kenapa bangun hem? Mau minum apa mau pipis?"

Sebenarnya aku terbangun karena tenggorokanku kering, namun saat akan membuka mata aku justru mendengar nic berbicara lirih membuat aku mengurungkan niat untuk minum, aku sengaja karena ingin mendengar apa yang akan nic ucapkan . Baru kali ini aku mendengar nic berbicara panjang, lirih dan tersirat rasa penyesalan . "Minum" nic telaten sekali mengelap sudut bibirku setelah selesai minum.

"Bobo lagi ya, kata dokter kamu harus banyak istirahat"

"Jam berapa sekarang mas?"

Nic melihat jam yang melingkar di tangannya, sekilas jika diperhatikan kantung mata nic sedikit tebal dan menghitam . Apa dia belum tidur dari semalam? "Jam lima sayang, mas kira masih jam tiga. kita sholat subuh berjamaah yuk by"

"Aku tadi pagi menstruasi mas"

Dari atas kasur aku melihat nic begitu khusyuk dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Benarkah dia imam sholatku? Benarkah dia yang akan menjadi nahkoda dalam kapal kecil yang baru kami rakit?

"Pagi istri" mataku terpejam saat nic melabuhkan kecupan dalam di dahiku. Saking asyiknya melamun aku tidak sadar nic sudah selesai sholat, masih menggunakan sarung nic naik ke kasur sebelahku. Pecinya dia copot dan ditaruh ke nakas. Kemudian atensinya kembali padaku, punggung tangannya menempel di dahiku. "Masih anget, stay di sini dulu ya by pulangnya nanti kalau kamu udah sembuh"

"Nggak ada yang mau kamu ucapkan mas?"

"Kamu sudah mendengarnya sayang.. kamu pura pura bobo kan tadi.." nic mencolek daguku.

"Aku nggak mau becanda"

Nic berdehem. "Mas akui mas salah, sangat salah malah. Mas juga nggak mau membela diri, maafkan mas ya by.. kamu berhak marah, kecewa tapi mas mohon tetap di samping mas, ingatkan mas kalau mas lupa salah atau pun lalai. Mas bukan sosok yang sempurna by, mas mau meluruskan bukan karena ariel tapi karena mas sendiri yang terlalu menuruti aska . Nggak ada perempuan selain kamu di hati mas by"

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang