4

292 34 17
                                    

Sudah dua minggu nic berada di amerika, mendekati tahun baru aku mengira nic akan pulang untuk merayakan tahun baru pertama bersama namun semuanya hanya mengundang kecewa, hingga tahun baru terlewat empat hari pekerjaan nic di sana belum selesai. Jujur saja, rindu.. aku rindu kehadiran suami kulkasku. Hanya mampu melihat wajahnya melalui video call itu pun tidak bisa seluasa dulu saat jarak jakarta bali. Ketika di sana pukul tujuh malam, maka di indonesia pukul tujuh pagi, seperti saat ini sesudah nic pulang kerja dia menyempatkan video call denganku. Menggunakan kemeja putih, suamiku ini masih terlihat tampan dan berkarisma meski bulan depan nic sudah berumur empat puluh tahun.
Ya ampun, baru sadar jodohku sudah berumur. Hahaha

"Tau nggak mas?"

"Enggak"

"Ish, belum juga ngomong"

Nampak nic terkekeh kecil. "Kenapa?"

"Tadi malam di mall masa ada ibu ibu bilang gini 'eh mbak artis itu kan yang jadi istri keduanya andika pratama'. Emang tampangku macam pelakor apa mas?"

Nic menggeleng tegas. "Enggak sama sekali, yang ada kamu cantik gemesin"

Bibirku mengerucut sebal. "Gombal. Lagian itu ibu ibu sliwer kali ya, tampanan suamiku lah ketimbang andika. Apalagi dibanding babang tamvan, ibaratnya nih kamu langit babang tamvan bumi. Jaaauuuh tampanan mas nic" ucapku lalu tertawa.

"Siapa babang tam.." alis nic menukik satu sebelum melanjutkan katanya. "Van?"

"Itu lho, vokalis kangen band"

Ekspresi nic seakan tengah berfikir lalu tertawa. "Sejauh ini belum ada sih yang nyamain mas sama andika vokalis itu"

Aku tertawa. "Kok aku jadi bayangin ya jadi istrinya babang tamvan" kelakarku membuat nic merubah raut menjadi datar. "Ish iya enggak, becanda sayang.."

Nic menggeram. "By, jangan pancing mas."

"Sayang.." panggilku mendayu sukses membuat nic menjilat bibir bawahnya membuat aku tertawa. Namun hanya sebentar karena nic nampak mengurut kening, dilihat dari wajahnya sih kentara sekali nic sangat kelelahan. "Capek banget ya mas?"

"Hmm" Terdengar suara nic mengaduh. "Kamu mau kenalan nggak sama teman baru mas?"

"Siapa?"

"Bentar" lalu sambungan terputus.

Teman? Siapa? Perempuan? Ya Allah kok aku jadi deg degan ya..

Ponselku berbunyi, terpampang panggilan video dari nic. Segera ku angkat. "Teman kamu cewek mas?"

Nic tertawa. "Kenapa? Cemburu? Mau kenalan kan?"

Berdehem lalu membenarkan kaos hitam yang aku pakai, aku berucap. "Coba sini kenalan sama aku, cantikan siapa"

Nic mengangkat seekor anjing ke hadapan layar. Aku kena prank kawan, sudah berpikir macam macam ternyata yang nic maksud adalah anjing.

"Beli atau apa mas?"

"Dikasih temen, namanya dil" jawab nic sambil memasang headset ke telinga.

"Halo dil, lucu banget sih"

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang