M

356 46 16
                                    

Jakarta selasa sore terlihat cukup macet, di perjalanan aku menyetel radio mengisi kesunyian mobil dengan lagu lagu lawas, ada lagu dari d'Masiv yang berjudul natural . Aku bernyanyi mengikuti lirik, terkadang aku menunjuk nic saat mengucap lirik 'kusuka kamu apa adanya' nic merespon dengan kekehan . Ada beberapa lagu yang aku hafal diputar stasiun radio membuat aku berkaraoke ria.

Capek, mulutku capek nyanyi tenggorokan juga kering. "Mas ada minum nggak? Capek ini mulut"

"Ini udah sampai kok, nanti minum di apartemen sepuasmu"

Begitu memasuki apartemen nic aku langsung menyelonong ke dapur membuka kulkas dan mengambil sebotol air putih.
Hah.. lega sekali rasanya.
Setelah dari kamar untuk berganti baju nic menyambangiku, membuka kulkas mengambil bolu "Kamu sedia bolu mas?"

"Jaga jaga sih kalau kamu ke sini, kamu kan suka ngemil" nic menarik pipiku pelan. "Tapi herannya badan kamu nggak melar, cuma pipi yang melar"

"Aku kan suka olahraga mas, kadang juga diet sih. Makan makanan yang sehat juga"

Aku dan nic menuju ke sofa santai, aku membawa bolu sedangkan nic membawa dua cangkir teh manis . nic menyetel film berjudul nikah yuk yang pemainnya aku sendiri.
Nic duduk bersebelahan denganku, tangan kirinya memeluk pundakku dan aku duduk menyender ke nic.
Nic menikmati film sambil menyesap teh manis, aku? Hilang nafsu ngemil ku karena malu film ku ditonton nic.
Aku meringis, rasanya aneh menonton diri sendiri beradu akting.

"Malu aku mas ditonton kamu begini" ucapku masih menatap ke televisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Malu aku mas ditonton kamu begini" ucapku masih menatap ke televisi. Mau menengok ke kanan rasanya kikuk, karena jarak pipiku dan nic sangat dekat . Nervous juga sampai aku memainkan jari sendiri.

"Akting kamu bagus kok, mas malah nggak bisa akting"

"Iya lah, kamu akting pasti dialognya lurus kaya jalan tol. Nggak ada ekspresi, sedih juga meneng wae. Datar gitu"

"Jujur banget kamu by" nic terkekeh. "tapi sekarang nggak kan? Sama kamu udah bisa senyum"

Aku menengok sedikit, nah kan bibirku mengenai sudut bibir nic. Langsung saja aku menghadap depan lagi. Adegan di depan terpampang saat aku dan marcel hendak berciuman .

"Kok nggak jadi?" Nada nic sedikit ketus.

"Jadi apanya?"

"Kamu cium mas nya.."

"Dih siapa yang mau cium kamu mas, pede"

Nic meletakan cangkirnya kemudian sedikit menyerong tangan kanannya menangkup pipiku. Menghadapkan ke wajahnya. "sudah berapa orang yang cium bibir kamu?" Nada nic datar.

"Satu, dua sama kamu"

"Kalau di film?"

"Nggak sampai nempel, aku juga nggak mau ya ada adegan yang plus plus"

Muach.. nic menciumku gemas.

"Apaan sih gaje banget, tiba tiba cium?"

"Bibir kamu yang mancing"

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang