Katanya mau ke tempat yang tenang tapi malah ke tempatnya mang udin tukang sate langgananku dan abra . Di sini yang artis aku tapi yang dimintain foto si nic . Nic diminta foto di depan banner sate ayam milik mang udin. Kata mang udin "neng by udah biasa, mamang sering liat . Kalau mas cakep ini kan baru kali ini, kaya itu lho mas yang satu nya lagi. Siapa neng?"
"Abra?"
"Iya mas abra, mamang juga udah minta fotonya mas abra. Terbukti kan sate ayam istanbul mang udin laris manis, siapa tau kalau mamang
Aplod foto masnya ini bisa membawa pelanggan makin banyak. Kan alhamdulillah neng""Iya lah terserah mamang aja. Biasa ya mang, pedes tambahin irisan cabe. Kalau mas apa?"
"Jangan dikasih irisan cabe" jawab nic begitu sudah duduk depan ku.
"Siapa abra?"
"Lawan mainku di series still single, baru kelar syutingnya beberapa minggu yang lalu"
"Dekat sama kamu?"
"Lumayan sih, mas abra udah kaya kakak aku sendiri. Kenal kan artis surya abraham? Itu lho host berita bukan berita artis tapi"
Nic mengangguk pelan. "Sekarang masih dekat?"
"B aja sih"
Setelah sate datang, kami makan dengan tenang. "Kamu kalau makan tenang begini ya mas?"
"Nggak juga sih, kamu mau sambil ngobrol?"
"Boleh"
"Mau ngobrol apa?"
"Nggak tau"
Nic menghela nafas. "Yaudah nggak usah ngobrol kalau gitu biar cepet rampung, ada yang mau mas omongin"
Namun setelah sate habis nic masih bungkam, dia malah berdiri lalu membayar sate kami . Dilanjut mengajakku pulang, bukan pulang ke rumah ku namun ke apartemennya .
Sampai di dalam nic melepas jaketnya, menyuruhku ke balkon. Di balkon ada sofa single dan meja kecil, ketimbang duduk aku lebih memilih berdiri di dekat pembatas . Merentangkan tangan menikmati semilir angin malam .Sebuah tangan muncul dari belakang, melingkari perutku yang alhamdulillah tidak membuncit. Kalau buncit insecure aku dipeluk nic begini.
Dan satu tangan lagi melingkari pundakku membuat kedua tanganku yang merentang sekarang berpegangan pada pembatas balkon.
Nic menghidu pucak kepalaku. "Kamu marah?"Marah? Kemarin sempat marah dan kecewa. Ingin ku jawab itu, namun. "Siapa ariel?"
"Adik tiriku" jawabnya, dagu nic mendarat di puncak kepalaku .
"Selain itu?"
"Dia mahasiswi yang pernah mas ajar"
Jadi benar nic pernah jadi dosen? "Kamu pernah jadi dosen?"
"Cuma dua bulan, kelas melukis. Kebetulan ariel suka melukis, mas kenal dia dari situ"
"Lalu dekat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir
Romanzi rosa / ChickLitTentang jodoh yang belum terlihat hilalnya. Dan tentang rasa, untuk siapa rasa yang menggelayuti hati. Hati seorang beiby bestiani. Untuk kamu? Masa lalu? Atau untuk kamu? Masa depan?