7+

531 33 3
                                    

Warning !!!!
Ada adegan pasutri !!!





Berhubung aku tidak membawa baju ganti, aku lebih memilih pulang ketimbang check in seperti yang nic tawarkan. Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamar mandi cuci muka gosok gigi mandi kilat dan berganti pakaian favoritku saat akan tidur, yup setelan tanktop dan hotpans warna peach. Kata nic aku akan kelihatan manis saat memakai pakaian warna peach dan cream, beda lagi saat memakai warna merah terlihat seksi dan menantang. Meminimalisir keganasan nic nanti, aku lebih memilih memakai tanktop warna kalem ketimbang lingerie merah menyala oleh oleh nic dari amerika. Emang beda kan suamiku, bukan membeli oleh oleh makanan atau pakaian khas, suamiku lebih memilih membelikan sesuatu yang bisa menyenangkan matanya. Sudah sebut saja suamiku itu mesum tingkat akut.

Nah kan, nic baru masuk kamar langsung nyosor pipi. "Jangan pake skincare lho by, mas nggak suka" ujarnya lalu berlalu masuk kamar mandi. Tanganku urung mengoleskan krim malam, yang ada aku malah menyisir rambut dan memakai minyak wangi. Jujur sih, aku deg degan. Secara aku dan nic sudah LDR lama, tiga minggu lebih tiga hari. Dan selama tiga hari kemarin, aku membatasi tidur menggunakan guling meski ya berakhir guling selimut tergeletak mengenaskan.

Aaa.. berasa akan malam pertama lagi ini sih, bimbang harus tidur posisi seperti apa. Apa aku pura pura tidur? Semoga nic di dalam kamar mandi masih lama.

Dengan cepat aku segera tiduran di atas kasur tidak lupa mengubur badanku ke dalam selimut. Baru menutup mata, ranjang bagian sebelah bergerak tidak lama sebuah tangan melingkari perutku. "Mas tau kamu pura pura tidur yang". Kemudian naik ke atas tepat di belahan dadaku telapak tangan nic berlabuh. "Detak jantungmu kenceng banget yang, takut ya.."

"Enggak" refleks aku menjawab. Nic terkekeh pelan di atas kepalaku.

"Kamu nggak kangen sama mas yang?"

"Enggak"

"Tapi mas kangen banget lho"

"Nggak nanya" ketusku. Sebenarnya aku tidak marah, hanya saja rasa gugup membuat aku menjawabi perkataan nic dengan nada ketus. "Tangannya bisa minggir nggak?"

"Gini?" Telapak tangan nic sedikit menurun. "Atau gini?" Lalu menangkup salah satu dadaku. "Enaknya sih begini yang" kemudian diremasnya pelan.

"Mas.. aku mau tidur, ngantuk" rengekku dan membalikan badan menghadap nic. Wajahku menengadah sedangkan wajah nic menunduk, tangan nic pun kini merengkuh badanku dalam pelukannya.

"Mata kamu masih seger gini masa udah ngantuk? Begadang yuk yang, mas kangen deh"

"Nggak, kamu belum sepenuhnya cerita. Waktu ariel bisikin kamu, bisikin apa sih mas?" Tanyaku. Aku merubah posisi menjadi duduk karena mendongak terlalu lama capek juga. Nic pun duduk di belakangku, membawa badanku menyender di dada nic.

"Minta dianterin pulang, katanya sih aska kangen pengen melepas rindu"

"Terus kamu iyain gitu? Terus setelah dari toilet kamu kemana nyampe ngilang lama?"

"Ariel maksa mas ngikutin dia ke parkiran, tanpa aska. Ngajak mas liburan berdua ke bali. Dan ya mas tolak, kesabaran mas habis. Mas marahi dia. Untuk aska, untungnya ryuji sudah stay di sana jadi aska aman saat ditinggal kami"

"Ryuji kemana saat anak dan istrinya nempelin kamu?"

"Ke toilet, whatsApp mas suruh bawa anak dan istrinya ke toilet. Nggak mungkin juga kan ryuji marahi ariel di depan banyak orang? Beruntungnya aska ingin ke toilet. Terjadilah"

"Drama banget sumpah. Kamu pake pelet apa sih sampe adik tirimu begitu?"

"Emang kamu enggak by?"

"Enggak lah. Misal nih aku jadi ariel, ngapain sih ngejar orang yang jelas jelas nggak ada rasa sama aku? Ditambah orang itu sudah bersuami, jatohnya aku tuh nggak ada harga dirinya banget gitu lho. Laki banyak kali, dan lagi ariel nggak bersyukur banget udah punya suami tampan mapan, anak juga lucu masih aja ngejar laki orang. Sorry to say, aku bukan tipikal cewek begitu."

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang