Z

499 40 12
                                    

Menggunakan atasan singlet warna hitam dan rok span pendek berbahan levis aku siap menjemput sunset ditemani nic yang berdiri di belakangku, nic sesekali mendorong ayunan yang sedang aku duduki.
Matahari perlahan mulai terbenam di ujung lautan melukiskan senja yang terpantul indah menarikku berdiri mendekat ke tepi pantai, semilir angin berhembus halus menerbangkan helaian rambut yang aku gerai. Sunset, keindahan yang hadir hanya dalam sekejap terganti dengan gelapnya malam.

Sebuah benda menyelimutiku dari belakang disusul suara orang tercintaku. "Sudah petang, kita kembali ke hotel" nic merangkul pundakku merapatkan padanya. Baru beberapa langkah menjauhi tepi pantai, salah satu tim sudamala menghampiri nic berbincang. Capek berdiri aku melangkah maju ke ayunan yang sempat aku duduki, duduk dan mengambil ponsel membuka fitur kamera aku mengarahkan pada nic yang ternyata sedang melangkah ke arahku.

"Bos nanti malam jangan telat" nic menengok ke kiri pada remaja pria yang sempat berbincang dengan nic, bersamaan dengan aku memencet tombol foto. Kemudian aku membuka aplikasi whatsApp mengunggah story foto nic.

My man❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

My man❤️

Merapatkan jaket aku berdiri menyambut tangan nic, kami berjalan berdampingan dengan bergandengan tangan. Tangan besar nic melingkup hangat tanganku tidak ada kata yang terlontar, kami menikmati waktu berjalan dalam keadaan hening.
Sesampainya di hotel kami melaksanakan sholat maghrib berjamaah dan memesan makanan. Selesai makan nic memakai udeng putih polos berbeda dengan yang tadi dia pakai.

"Aku pakai gini aja sopan nggak sih mas? Aku nggak banyak bawa baju ganti" Nic memperhatikan penampilanku, rok span ku terbilang sopan karena menutup sampai bawah lutut untuk jaket denim milik nic sudah aku lepas. Nic membuka lemari mengambil sebuah kebaya warna putih dan kain batik sebagai bawahan. "Kamu pakai ini by, banyak turis di sana yang pakai kaya gini"

Festival yang aku kira kecil ternyata lumayan besar juga, banyak pengunjung dari berbagai macam negara, kalau kata nic 'banyak turis' yang menonton acara ini. Di acara ini, menampilkan tarian tradisional khas bali, memperkenalkan nama dan cara penggunaan alat musik tradisional bali. Nic sempat mengabadikan momen saat para remaja putri menari. Acara selesai pukul sembilan malam namun aku dan nic baru bisa pulang pukul sepuluh malam karena harus melakukan rapat evaluasi dan bebersih tempat.
Berjalan kaki dari pura menuju hotel semilir angin membelai lembut badanku meski aku memakai kebaya namun angin masih bisa menembus sampai aku merasakan dingin. "Dingin sayang?" Sambil memeluk diri aku menanggapi pertanyaan nic hanya dengan gumaman. "Mas lupa nggak bawa jaket"

"Bentar lagi juga sampai mas"

Badan nic lebih merapat ke arahku bahkan membawaku ke dalam pelukannya di sepanjang jalan kaki.

"Mau beli sesuatu atau pulang?" Namun belum sempat aku menjawab sebuah suara wanita menginstrupsi, disusul langkah kaki yang disamakan membarengi aku dan nic berjalan.

"Bos punya istri kok manja begitu"

"Bos mau pulang ya? Saya boleh nebeng?" Nyoh nebeng di ujung sandalku ! ini perempuan satu apa tidak melihat aku dan nic pulang jalan kaki? Mau nebeng di mananya coba?

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang