J

349 40 9
                                    

"iya ini mas langsung ke situ"

"Emang ryuji kemana?"

"Mama papa?"

"Jadi kamu di rumah sendirian? Jangan panik, aska masih rewel?"

"Selagi nunggu mas, aska kamu kompres dulu ya. Mas ke situ"

Lalu sambungan terputus. Nic menoleh ke arahku, ada senyum tipis di wajahnya. "Mas langsung pulang ya"

Aku mengangguk pasrah, sudah setengah hari aku jalan jalan dengan nic. Sudah cukup bagiku mengisi hari dengan kata "pacaran ala abg" . Kenapa ala abg? Iya karena aku dengan nic cuma nonton, ke museum, ke Gramedia, makan, tidak ada yang namanya gandengan tangan . Datar datar saja. Mungkin masih wow pacaran anak jaman sekarang sih, kadang ada panggilan ayah bunda mama papa sayangku . Bikin geli .

Mencopot seal belt, aku membuka pintu mobil . Rasanya ada yang kurang, ada yang mengganjal . Mood ku terjun bebas .

"Nanti mas kabari lagi" ucap nic sebelum mobilnya melaju cepat.

Melewati gerbang, pintu rumah, ruang tamu sampai ruang dapur, aku berhenti di depan kulkas. Mengambil botol berisi air putih lalu menenggaknya lama sampai terdengar suara 'gluk gluk' .

Mama turun dari tangga. "By, nanti kamar kamu pindah atas aja ya. Mama capek kalau mau minum susah naik turun tangga" mama menghampiriku, mengambil botol bekasku lalu menenggaknya . Jarak usia aku dan mama sangat jauh tapi mama menempatkan dirinya sendiri sebagai mama manager dan sahabat . Kami terbiasa makan minum pakai piring dan gelas yang sama .

"Males pindahnya ma" aku duduk di kursi meja makan, membuka tudung yang ternyata isinya kosong . Hm aku kena prank.

Mama ikutan duduk, menaruh bolu kukus ke meja. Aku langsung mencomotnya. Kebiasaanku nyemil sore. "Nanti suruh bibi, lagian kalau kamu menikah nggak pantas kamarnya di bawah dekat ruang tengah. Nggak ada privasi . Kalau di atas kan luas, ada kamar ada ruang santai juga. Bebas. Teritori kamu di atas, mama di bawah"

"Enakan mama dong dekat dapur, mau minum dekat"

"Ya kamu nanti beli kulkas sendiri taruh di atas"

"Kalau kaya gitu mending beiby beli rumah sendiri"

"Tak jitak kamu kalau mau keluar dari rumah ini" mama ikut mengemil .

"Terus kalau suami beiby punya rumah dianggurin gitu?"

"Hehe iya yah, yaudah nggak apa apa nanti kamu ikut suami asal jangan lupa kunjungi mama papa" mama menyender ke bahu ku. "rumah sepi ya by nggak ada papa, andai kamu udah nikah udah punya anak. Pasti rumah ramai sama tangisan bayi, mama masih pantes dipanggil mama nggak ya?"

"Bikin sendiri kalau gitu"

"Sudah tua by mama ini, papa mama mu itu rambutnya udah pada putih. Pengen dipanggil oma opa deh by"

"Iya nanti by nikah"

Mama menarik kepalanya, menoleh ke arahku. "Sama nic?"

"Kalau jodoh"

"Nic kok nggak mampir? Kamu usir ya?"

Kunyahan ku berhenti, mood ku amblas lagi kan. "Nggak. Lagi ada urusan dia, si aska sakit. Ariel di rumah sendirian, mau ke rumah sakit nggak bisa nyetir mobil sendiri"

"Ariel sama nic itu sebelum jadi kakak adik udah kenal mereka tuh, nic pernah jadi dosennya si ariel. Terus beberapa tahun nggak ketemu sekali ketemu ke makan malam perkenalan. Tante yuri kan temannya bulik mu"

"Terus?"

"Ya nggak tau, mama cuma taunya begitu. Pacar terakhir nic itu sudah pindah ke amerika. Sampai sekarang nic masih betah jomblo, maka nya mama kenalin ke kamu"

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang