8

388 27 11
                                    

Godaan terbesar untuk seorang nic adalah melihat istrinya berlenggak lenggok menggunakan daster tanpa lengan, panjang di atas lutut. Entah kenapa istri cantiknya itu tengah gemar memakai daster, alhasil setiap hari daster adalah pakaian wajib yang harus beiby gunakan saat tidak ada pekerjaan di luar rumah. Untungnya satpam berjaga di depan tidak diperbolehkan masuk sembarangan, hanya asisten rumah tangga mereka ya datang seminggu tiga kali. Dan kebiasaan istrinya yang baru nic lihat adalah mengerjakan pekerjaan rumah diiringi lagu dan diselingi jogetan yang mana dimata nic istrinya itu begitu menggemaskan. Seperti saat ini, saat menjemur pakaian di halaman belakang istrinya bukan sibuk menjemur melainkan jemarinya sibuk menyetel salon sejurus kemudian lagu joko tingkir ngombe dawet terputar.

"Seeer.. mumpung bapa negara kerja, kita jogetin ajah.. iiihaaa"

"Joko tingkir ngombe dawet jo dipikir marai mumet, hobah"

Sembari menyender pintu belakang nic bersidekap menonton aksi istrinya yang tengah melenggokan pinggul sambil tangan sang istri tengah menjemur daster kebanggannya. "Tuku donat nang kalimantan tetep semangat kanggo masa depan.. semangat mase.. mas nic ku. Asyiiiik"

Terkekeh pelan nic masih menikmati pertunjukan menggemaskan istrinya. Seharusnya nic hanya perlu mengambil berkas yang tertinggal, namun mendapati rumah sepi dirinya menjadi panik sesuatu terjadi pada istrinya. Nic bernafas lega saat mendapati istri tercintanya ternyata sedang melakukan pertunjukan kecil.

"Joko tingkir ngombe dawet jo dipikir marai mumet. Gopek jamur gone mbah wage pantang mundur terus nyambut gawe"

"Ehem" deheman yang nic keluarkan membuat beiby yang tengah asyik berjoget berhenti, badannya mendadak kaku saat menengok ke belakang. Cengiran lebar dia layangkan pada sang suami yang kini sedang melangkah mendekat padanya. Dengan terburu beiby mematikan salon kemudian menghadap sepenuhnya pada nic yang sudah berdiri di hadapannya.

"Mas kok udah pulang? Jumatan kan masih dua jam lagi"

"Ada berkas yang tertinggal"

"Udah diambil belum? Mau aku ambilin?"

Nic maju dua langkah menjadikan beiby sepenuhnya melekat padanya. "Gampang lah nanti, main yuk?"

Dahi beiby mengkerut. "Main? Kan mas kerja, lagian main ke mana coba?"

Bibir nic mendekat ke telinga beiby seraya berbisik. "Main kuda kudaan, ada yang berdiri by tanggung jawab dong" Lengan nic menjadi sasaran tepukan beiby, bukannya mengaduh nic malah terkekeh pelan. "Yuk yang.. biar nic by junior cepet hadir"

"Kan semalem udah, masih kurang?"

"Gulat sama kamu di ranjang itu selalu kurang sayang, mau yaa.."

"Bentar lagi jumatan lho"

"Masih dua jam lagi"

"Kamu kan harus balik kantor"

"Gampang lah entar, mas kan pemiliknya sekarang"

Sudah sebulan nic menetap di jakarta, perusahaan milik temannya sudah berpindah kepemilikan atas nama nic saputra. Menjadikan dirinya adalah ceo di surya arsitektur  yang kini berubah menjadi bynic arsitektur.

Keduanya menoleh saat asisten rumah tangga mereka memberi tahu adanya tamu yang sudah menunggu di ruang tamu. Saat beiby hendak ke ruang tamu menemui tamu, dia malah ditarik nic menaiki tangga. "Apa sih mas? Aku penasaran sama tamunya"

"Kamu mau nemuin tamu pake daster begini? Ganti dulu ya sayang.. pakai yang tertutup, biar mas yang temuin tamunya"

Sementara nic turun, beiby beralih ke cermin besar yang menempel di lemari pakaian. Mengamati dirinya yang memakai daster kebanggaannya, menurut beiby tidak ada yang salah dengan penampilannya saat ini. Yah meski beiby akui, daster yang dia pakai sedikit terbuka dan sedikit membentuk pantatnya. Tali yang menyangga di pundak hanya sebesar jempol jari, bagian depan berdada rendah sehingga belahan dadanya yang tidak seberapa terlihat sedikit lalu untuk panjang daster diatas lutut.  Rambutnya pun dia cepol asal, wajah beiby hanya memakai bedak tipis dan lipblam juga terpoles tipis di bibir tebalnya yang alami.

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang