Kencan

436 40 20
                                    

Setelah memberitahukan kepada kedua mertuanya, Faris mengajak istrinya untuk mengelilingi kota Surabaya dan tentu saja Aneesha akan menerimanya dengan antusias.

Saat ini mereka berdua sedang berada di dalam mobil. Aneesha menyadarkan kepalanya di kaca mobil, sedangkan Faris fokus menyetir dan sesekali mengusap jemari Aneesha yang berada di dalam genggamannya.

"Mau kenapa?" tanya Faris. Dia hanya mengajak Aneesha berkencan, tetapi tak mengetahui tujuan.

Aneesha melirik kecil, tak memperdulikan ucapan Faris. Aneesha mengambil ponselnya, membuat Faris menoleh ke arahnya.

"Ke pantai aja, Mas."

Aneesha membalikkan ponselnya, memperlihatkan salah satu pantai yang berada di ujung kota Surabaya, Kenjeran. Faris melihat, dirinya mengangguk menyetujui keinginan Aneesha.

Pantai itu berada tak terlalu jauh dari rumah Faris, hanya memerlukan waktu 18 menit untuk sampai ke tujuan mereka.

Setelah menunggu beberapa menit kemudian, akhirnya mobil mereka memasuki wilayah pasar bulak— pasar terdekat pantai Kenjeran. Aneesha langsung turun begitu saja setelah Faris berhasil memarkirkan mobilnya dengan benar.

"Woah, masih sama kayak dulu!" seru Aneesha antusias, dia memandang pemandangan air laut itu dengan mata yang berbinar.

Faris menggelengkan kepalanya melihat istrinya terlihat seperti anak kecil, dia mengikuti langkah kaki Aneesha yang sedikit mempercepat langkahnya agar bisa melihat pemandangan secera dekat.

"Hati hati, Sayang!" pekik Faris ketika melihat Aneesha yang tersandung batu kecil, untung saja tak sampai jatuh.

Aneesha menoleh dan menyunggingkan senyuman manisnya ke arah Faris, membuat laki laki itu berdecak dan berkacak pinggang.

"Maaf, Hubbie!" pekik Aneesha.

Kemudian dirinya kembali berlari tanpa menghiraukan Faris yang sudah mengoceh di belakang sana.

Di sisi lain, Faris menghela napasnya pelan. Ingin marah, tetapi dirinya tak bisa memarahi Aneesha. Entah mengapa setiap melihat binar di mata Aneesha membuat dirinya tak jadi mengeluarkan amarahnya.

"Nasib punya istri lebih muda," gumam Faris, setelah itu langsung menghampiri Aneesha yang sudah sampai di depan sana.

---

"Hubbie coba lihat di sana!" Aneesha menujuk beberapa ikan yang muncul di permukaan dan melompat lompat seakan mengikuti arah angin yang ada di sana.

Pandangan Faris mengikuti apa yang di tunjuk oleh istrinya. Dia tersenyum kecil dan menarik tubuh Aneesha supaya masuk ke dalam dekapannya.

Faris tidak mencari kesempatan dalam kesempitan, hanya saja saat ini mereka sedang berada di pantai dan hari memang sudah memasuki pukul 17.10 WIB. Angin di pantai biasanya akan terasa lebih dingin dari biasanya, itu alasan mengapa Faris mendekap Aneesha. Dia tak ingin istrinya merasa kedinginan.

"Hubbie bahagia ngga punya istri kaya Anes?" tanya Aneesha tiba-tiba.

Aneesha melingkarkan tangannya ke perut Faris, dia mendongak dan matanya beradu dengan mata Faris yang juga menunduk menatap dirinya.

"Menurut kamu?" Bukannya menjawab, Faris justru melemparkan pertanyaan kepadanya.

Aneesha berdecak kesal, "Engga, mungkin? Secara nih ya Anes tuh lebih bar-bar dari perempuan lainnya. Bahkan ga ada yang mau tuh temenan sama Anes," lirihnya.

Tangan Faris terangkat untuk mengusap pipi Aneesha dengan lembut. Bibirnya menyunggingkan senyuman tipis, membuat Aneesha terpana.

Entah mengapa Aneesha merasa jika Faris semakin terlebih tampan, apalagi saat ini Faris hanya menggunakan kemeja dan sarung berwarna hitam, padahal mereka berdua sedang berkencan.

Living With Mas SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang