FIRST MEET

1.5K 122 20
                                    

***

"Sayang, buka pintunya! Kamu kenapa pulang sekolah langsung masuk kamar dan tidak mau keluar sama sekali? Ini sudah malam, keluar dek!"

"Adek tidak mau keluar! Adek marah! Adek gak suka dijodohkan!"

"Adek tolong dengar mommy sama poppy dulu sayang! Tolong buka pintunya sebelum poppy kamu marah dan dobrak pintu kamar adek. Yang nurut ya sayang, adek pintar tolong buka pintunya!"

Suara derap langkah yang tak terdengar dari luar, menghentak lemas. Lututnya bergetar. Sejak siang, Jungkook mengurung diri di dalam kamar. Ia menangis, lapar pun marah.

__
Sepulang sekolah siang tadi, Jungkook yang semula sumringah tetiba mengernyitkan dahi tanda tak suka. Ayahnya terlihat duduk berdua dengan seorang pria yang jika Jungkook diijinkan menyapa maka ia akan menyebutnya 'paman? Om? Uncle?', dan yang lebih membuatnya terkejut adalah suara gelegar tawa dari sang ayah sembari berkata "Hahaha, hebat sekali calon menantu poppy. Poppy tidak akan menyesal menyerahkan Jungkook sepenuhnya sama kamu Jin."

Menantu katanya? Lalu apa lagi yang ayahnya katakan? Tidakkah Jungkook salah dengat? Sekali lagi Jungkook mempertegas, takut jika ia salah dengar. "Menyerahkan?", karena terlihat begitu nyaman bersenda gurau dengan pria dihadapannya, sang ayah bahkan mampu menjawab tanpa menoleh ke arah suara. Suara anak semata wayang, suara anak tercintanya. "Tentu, Seokjin pria mapan. Dia pasti bisa menuruti semua kei-". Pria paruh baya tersebut menoleh dengan wajah yang sulit diartikan. Ya, sejak saat itulah Jungkook berjalan menuju kamar tanpa peduli cuitan ayahnya sama sekali.
__

"Akhirnya kamu mau buka pintu juga sayang. Mommy sama poppy khawatir sama adek. Adek belum makan dari sepulang sekolah."

Perempuan cantik yang enam belas tahun lalu memperjuangkan nyawanya untuk melahirkan seorang bayi laki-laki manis yang didambakan seluruh anggota keluarga Jeon, kini beringsut memeluk sang buah hati. Merasakan bahu belahan jiwanya bergetar, tak lantas membuat wanita tersebut tergelak. Ia tau mungkin saja Jungkook sedikit terkejut dengan kejadian siang tadi. Jungkook adalah cucu terakhir keluarga Jeon. Anak manja yang selalu mendapatkan apapun keinginannya, baik itu dari kakek nenek, paman bibi, juga semua kakak sepupunya. Lebih tepatnya jika Jungkook disebut sebagai anak emas dalam silsilah keluarga Jeon.

"Mommy, adek tidak ingin dijodohkan. Adek masih kecil mommy. Tidak ingin dijodohkan dengan bapak itu."

"Iya sayang maaf ya. Mommy dan poppy tentu tidak akan memaksa Kookie. Tapi tolong dipikirkan sekali lagi ya sayang, ini permintaan kakek. Mungkin untuk menghargai kakek, adek bisa untuk coba berkenalan dulu? Kalau sudah kenal dan tidak cocok, nanti mommy bantu bicara dengan kakek. Mau ya?"

"Tapi mom, - " Suaranya masih sedikit bergetar. Jungkook sangat menyayangi kakeknya. Sejak kecil, Jungkook lebih dekat dengan sang kakek sebab ayahnya jarang sekali berada di rumah. Perusahaan keluarga Jeon yang semakin berkembang membuat seluruh kepala keluarga harus kehilangan banyak waktu berkumpul bersama keluarga. Namun itu semua terbayar dimasa tua.

"Adek sayang kan sama kakek? Adek pasti tidak ingin buat kakek kecewa. Mau ya?"

"Ya sudah. Tapi cuma berkenalan ya mom?"

"Iya sayang."

Setidaknya Jeon Mina dapat bernafas lega. Meskipun tak berhasil membuat sang putra untuk menerima perjodohan, namun setidaknya ia berhasil membujuk Jungkook untuk bersedia mengenal Seokjin terlebih dahulu. Lagi pun apa yang salah dengan usia Seokjin? Ayah dan ibu Jungkook pun bisa menikah meski usia mereka terpaut jarak enam tahun.

My Cutie Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang