MINE (2)

784 105 48
                                    

****

"Pak, makanannya enak loh. Terimakasih ya selalu ajak adek datang ke restoran yang makanannya enak-enak!"

"Mas sayang, mas.." Seokjin kembali memperingatkan suami kecilnya agar membiasakan memanggil dirinya dengan sebutan 'mas'.

"Ya sudah. Makan yang banyak kalau enak. Pelan-pelan saja makannya sayang."

Sementara Jungkook sibuk mengunyah, sang suami sibuk memperhatikan bagaimana indahnya mata Bambi pria dihadapannya yang tiba-tiba saja melebar saat menggigit bagian makanan yang ia rasa nikmat bukan main. Apalagi Jungkook tak henti mengatakan rasa terimakasihnya pada Seokjin karena selalu mau mengajaknya berkunjung ke tempat-tempat dengan makanan yang luar biasa memanjakan lidahnya. Dasar Jungkook yang bukan pemilih makanan, jadi semuanya dilahap. Orang tuanya pun tak terlalu mementingkan dimana mereka harus menghabiskan waktu makan malam hanya untuk menyenangkan hati sang anak. Karena Jungkook pasti akan merasa bahagia meski orang tuanya hanya mengajak untuk makan malam di kedai ramen sekalipun.

"Sepulang dari sini langsung pulang ya. Kita tidur."

"Heung? Tapi nanti adek ingin ke toko dekat apartemen."

"Sayang ingin beli apa? Di toko mana? Biar mas yang belikan setelah mengantar adek pulang."

"Mau beli, enggg -     adek mau beli sendiri deh."

Seokjin mengerutkan dahinya tanda tak setuju. Mengetahui hal tersebut membuat Jungkook salah tingkah. Seharusnya ia tak mengatakan ingin membeli keperluannya sendiri sebab Seokjin, suaminya itu pasti tak akan mengijinkan. Tapi jika Jungkook membeli'nya' dengan ada Seokjin yang ikut serta, rasanya akan sangat memalukan.

"Di temani mas saja ya. Nanti sepulang dari sini kita mampir ke tokonya."

"Mas enggak!" Jungkook setengah berteriak sembari menyembunyikan semburat merah jambu yang kini menyelimuti bagian bawah mata Jungkook.

Seokjin semakin heran. Apa ada yang salah dengan perkataan Seokjin hingga membuat suami kecilnya tersinggung dan marah? Ya - Seokjin kira semburat merah pada pipi Jungkook menandakan bahwa ia marah. Tanpa ia tau yang sebenarnya bahwa Jungkook tengah menahan malu yang teramat.

"Maaf dek. Jangan marah, maaf ya. Ya sudah kamu maunya bagaimana?"

"Mau pergi sendiri."

"Jangan sayang. Bahaya ini sudah malam."

"Cuma toko dekat rumah mas."

"Diantar sopir dan pengawal ya."

"Mas!!"

"Kim Jungkook kamu tau kan sekarang kamu itu pasangan saya? Akan sangat berbahaya kalau kamu berkeliaran di luar pengawasan saya."

Tubuh Jungkook menegang. Jika suaminya sudah memanggilnya hanya dengan nama dan menggunakan bahasa sangat formal, nyali Jungkook menciut.

"Tapi pengawalnya suruh tunggu diluar ya mas."

"Harus temani masuk setidaknya satu orang sayang."

"Ya sudah adek maunya ditemani kak Namjoon aja!"

"Kamu lebih memilih ditemani Namjoon dari pada mas? Astaga sayang. Memangnya mas buat kesalahan besar apa ya sampai kamu marah begitu?"

"Enggak! Ck ah udahlah gak jadi aja. Adek mau pulang."

My Cutie Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang