****
Pagi ini Seokjin terbangun karena tak menemukan Jungkook di sampingnya. Hanya ada Jean yang masih terlelap dalam mimpi. Seperti biasa, Seokjin akan terbangun setiap pukul empat pagi sebab biasanya, Jungkook akan merengek meminta susu. Tapi pagi ini Jungkook sudah tak ada di atas ranjang. Seokjin telusuri seisi kamar, tak ada. Akhirnya ia beranjak menuruni tangga dan melihat beberapa pelayan sudah sibuk membersihkan ruang keluarga dan ada pula yang memasang hiasan di sudut-sudut rumah.
"Dek!" Seokjin memanggil kecintaannya ketika si manis terlihat berjalan membawa dua tumpuk kue tart yang belum dihias.
"Mas Seokjin! Kok sudah bangun?"
Jungkook segera meletakkan kuenya di atas meja dan berlari menghampiri sang suami.
"Jungkook!" Langkahnya terhenti ketika mendengar sang suami menyebut namanya.
"Kenapa?"
"Jangan lari sayang! Sudah, biar mas saja yang kesana."
Pria manis itu merengut, terlalu banyak aturan setelah ia hamil. Tidak boleh begini, tidak boleh begitu, harus begini dan harus begitu. Tapi Jungkook tak bisa melawan keadaan. Setelah beberapa saat lalu ia sempat putus asa akan kehadiran bayi itu, ia semakin merasa bersalah. Apalagi setelah semalam ia menyaksikan bagaimana perlakuan Seokjin ketika memanjakan ia dan calon bayi mereka.
Tiba-tiba saja sang suami sudah berdiri dihadapannya, memeluk, lalu mengecup kening Jungkook cukup lama.
"Ada apa ini?"
"Ada kejutan buat mas Seokjin. Tapi mas Seokjinnya sudah bangun lebih dulu."
"Kejutan apa sayang?"
"Kejutan satu tahun pernikahan kita mas. Hehe."
Yah - Seokjin lupa. Mungkin karena ia terlalu lama berada di rumah sakit, jadi ia tak begitu mengingat hari dan tanggal.
"Astaga dek, mas lupa."
"Gak apa-apa kok mas. Kamu kan baru sembuh, wajar kalau belum ingat sama tanggal."
"Selamat ulangtahun pernikahan ya dek. Mas sayang sama kamu. Jangan pernah tinggalkan mas."
Wajah yang termuda memerah, membuat Seokjin tak sadar mengarahkan bibirnya agar teratur pada bibir suami kecilnya. Satu lumatan - dua lumatan - ti.....
"Ehm." Tak sampai tiga lumatan, suara mommy Jeon diiringi kekehan lembut para pelayan menyadarkan keduanya.
"Kalau mau pacaran, kalian ke kamar saja sana! Jangan disini! Mau bikin iri mbak-mbak yang masih jomblo ini ya?"
"Ah nyonya - enggak loh tuan, gak apa-apa dilanjutkan saja. Iya kan?"
Seorang pelayan berani menjawab dengan gurauan dan diiringi ketawa seisi ruangan. Para mbak pelayan ini adalah pelayan khusus yang hanya datang saat keluarga Jeon merayakan sebuah pesta. Namun semuanya sudah saling mengenal sebab mereka adalah putri para pelayan yang sudah lama mengabdi pada keluarga Jeon.
"Sudah ih, mas tidur lagi aja temani Jean. Nanti adek bangunkan kalau semuanya sudah siap."
"Tapi kamu jangan capek ya dek."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cutie Husband ✔️
Ficção AdolescenteKisah cinta klasik dua insan yang terjalin karena perjodohan. Jungkook, seorang laki-laki periang yang masih duduk di bangku sekolah, dipaksa untuk menerima perjodohan 'konyol' yang dibuat oleh sang kakek bersama sahabatnya. Menikah muda tentu bukan...