****
Bukankah sangat menjenuhkan jika keadaan setelah menikah ternyata tak berubah? Seokjin masih tetap disibukkan dengan pekerjaannya sementara saat ia pulang, ia pun masih mengerjakan pekerjaan rumah. Jangan tanyakan dimana asisten rumah tangga karena Seokjin tak memakai jasa mereka kecuali ia sudah sangat sibuk dan rumah menjadi berantakan.
Disaat lelah pun, ia hanya mendapati suami kecilnya asyik dengan dunianya sendiri. Namun entah mengapa senyuman Jungkook saat ia bahkan tak menghiraukan Seokjin, sudah cukup mampu meluruhkan seluruh kejenuhan yang Seokjin rasakan. Pria tampan itu bisa sangat bahagia hanya dengan melihat bagaimana Jungkook membuat reaksi gemas saat menonton tokoh kartun animenya bertindak jahat atau pun saat muncul adegan-adegan sedih entah kekalahan pemeran utama atau lain sebagainya.
Tak lain halnya dengan malam ini. Seokjin yang disibukkan dengan pekerjaan dari pagi buta, setibanya di rumah bukannya mendapati makanan-makanan lezat tersaji di meja makan melainkan ia harus melihat rumahnya berantakan. Banyak bungkus plastik makanan ringan dan coklat berserakan dimana-mana. Seokjin kecolongan! Suami kecilnya ketahuan membeli banyak cemilan tak sehat yang biasanya hanya akan Seokjin biarkan ia memakannya satu minggu sekali.
"Sayang. Adek!" Seokjin menepuk lembut pipi Jungkook.
Si manis menggeliat di atas sofa depan TV. Selimut tersingkap dan menampilkan tubuh Jungkook yang hanya memakai kemeja kebesaran milik Seokjin tanpa dilapisi celana. Entahlah. Seokjin sendiri heran kenapa Jungkook senang sekali memakai kemejanya belakangan ini.
"Kenapa tidur disini?"
"Pak Seokjin. Adek lapar."
Bukannya menjawab pertanyaan sang suami, malah sibuk mendeklarasikan perutnya yang keroncongan. Hari ini memang Seokjin sudah lalai. Ia bahkan tak mengirimkan makan malam untuk Jungkook hingga membuat Jungkook kelaparan dan berakhir dengan membeli beberapa makanan ringan yang mungkin saja akan membuatnya sakit tenggorokan keesokan harinya. Yah bagaimana pun juga jika ia memiliki pasangan yang seumuran, seharunya ia akan mendapati pasangan yang berinisiatif untuk membeli makan malam setidaknya untuk dirinya sendiri saat dirasa perutnya sudah lapar, dan bukannya membeli ciki.
"Adek kalau lapar kenapa tidak beli makan malam? Adek nakal ya hari ini? Kenapa beli ciki dan coklat banyak sekali? Besok kalau tenggorokan adek sakit bagaimana?"
"Adek lapar pak." Ia sedikit meninggikan intonasinya dan membuat Seokjin berhasil menggelengkan kepalanya.
Rasanya menggemaskan- menyebalkan- tapi Seokjin cinta mati.
"Iya maaf ya mas lupa tidak kirimkan makan malam untuk adek. Mau mas masakkan apa?"
"Mau telur gulung dan bola tahu saja."
Kalian yang hanya melihat bagian capeknya Seokjin saja, apakah akan berpikir yang tidak baik pada Jungkook?
Jangan!
Kalian tidak tau kan rasanya jadi Jungkook? Kehidupannya membosankan. Ingin main tak punya teman. Ingin ke rumah mommy dan poppy tapi terlalu jauh jaraknya dari apartemen. Setiap hari ia hanya menghabiskan waktunya dengan menonton anime, dan bermain ponsel di rumah. Jungkook kesepian.
"Sebentar ya, mas buatkan. Adek cuci muka dulu!"
Ia hanya mengangguk pasrah. Sebenarnya ia sudah sangat mengantuk. Tapi tak dapat dipungkiri bahwa perutnya benar-benar keroncongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cutie Husband ✔️
Teen FictionKisah cinta klasik dua insan yang terjalin karena perjodohan. Jungkook, seorang laki-laki periang yang masih duduk di bangku sekolah, dipaksa untuk menerima perjodohan 'konyol' yang dibuat oleh sang kakek bersama sahabatnya. Menikah muda tentu bukan...