NOT FAIR

558 61 12
                                    



***

Dunia ini sungguh tak adil. Laki-laki manis yang tengah berusaha melakukan semua hal yang diinginkan banyak orang, kini terasa sia-sia. Beberapa hari ia terus murung dan tak punya keinginan untuk mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya. Meski begitu, isak tangis selalu terdengar paling tidak dua hingga tiga kali dalam sehari.

Suaminya terbaring lemah di ranjang pesakitan. Pun ia sama lemahnya dengan pria tersebut. Tepat di hari dimana sang suami mengalami kecelakaan, disaat itu pula Jungkook mendapat dua kabar yang saling bertolak belakang. Kabar duka, tapi juga kabar suka.

Kabar dukanya, tentu saja sang suami yang mengalami koma akibat benturan keras di kepalanya. Sementara berita sukanya adalah - Jungkook mengandung.

Tiga minggu setelah melewati beberapa malam dengan penuh gairah, akhirnya dokter menetapkan bahwa ada janin tumbuh di dalam rahim Jungkook. Tangisan, - tangisan demi tangisan yang dirasakan oleh Jungkook, terdengar pilu dan menyakitkan. Ia tak tau bagaimana me-reaksikan dua berita yang datang secara bersamaan.

"Adek, makan dulu ya sayang! Lihat, ibu mertuamu datang membawa banyak makanan untukmu."

Lelaki itu mengangkat kepalanya, menggeleng dua kali lalu kembali menunduk hingga kening menempel pada telapak tangan sang suami yang terbebas dari selang infus.

"Kamu tidak lupa ada bayi di perutmu kan sayang?"

Kalimat itu lagi? Jungkook muak! Muak sekali rasanya ia mendengar kalimat bak sebuah ancaman untuk dirinya. Tidak tahukah mereka bahwa suaminya bahkan tak dapat meneguk setetes air ke dalam kerongkongannya? Lalu kenapa mereka selalu memaksa Jungkook untuk memasukkan makanan dan minuman pada tubuhnya dengan dalih ada makhluk hidup tengah tumbuh di perutnya (?)

Tak adil baginya! Sungguh ini tak adil pula bagi Seokjin!

"Bisakah mommy berhenti mengancamku?"

"Apa maksudmu Jungkook? Siapa yang mengancammu? Mommy hanya berbicara yang sebenarnya."

Lalu seorang wanita paruh baya lainnya mendekat dan membelai lembut surai kelam yang tak lagi berkilau seperti biasanya. Itu kusam - bahkan untuk sekedar menyisir rambut saja, rasanya Jungkook malas.

"Apa yang dikatakan mommy-mu itu benar sayang. Kami tidak mengancammu. Kami hanya khawatir dengan bayimu."

"Apa hanya bayiku? Kenapa kalian tidak khawatir dengan mas Seokjin? Memangnya mas Seokjin tidak butuh dikhawatirkan? Kalau begitu aku tak mau bayi ini disini! Aku hanya mau suamiku!"

Suaranya bergetar, tak ada gairah namun penuh dengan ketegasan! Jungkook masih setia menunduk. Ia meladeni pembicaraan dua wanita di belakangnya dengan acuh.

"Ini semua karena mommy. Seandainya mommy tidak meminta adek untuk pulang ke rumah, mas Seokjin pasti akan baik-baik saja! Jungkook benci mommy."

Tenang - tak terdengar teriakan pun kalimat nada tinggi disana.

Mungkin benar (?) Ini semua adalah salah mommy Jeon karena terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga Jungkook dan Seokjin. Tanpa Jungkook berbicara seperti itu pun, Jeon Mina sudah menyalahkan dirinya sendiri dari sejak pertama ia mendengar kabar bahwa menantunya mengalami kecelakaan tragis. Namun kenyataannya kali ini adalah, rasa bersalahnya semakin membesar setelah Jungkook mengatakan hal tersebut. Mama Kim yang belum begitu dekat dengan Jungkook pun terkejut mendengar sang menantu berbicara seperti itu pada orang tuanya. Ia hanya tau bagaimana Jungkook dari cerita sang putra yang sangat berantusias menceritakan bagaimana menggemaskannya laki-laki itu. Tapi ini (?) Kenapa Jungkook sampai tega berbicara seperti itu? Apa itu dikarenakan rasa cinta Jungkook yang begitu besar pada putranya?

My Cutie Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang