MIRACLE

712 81 40
                                    







****











Jungkook pov

Aku ini siapa? Aku bukan orang hebat yang punya segalanya. Aku mendapatkan apapun yang aku inginkan, itu pun merupakan anugerah dari orang tuaku.

Aku Jungkook. Hanya seorang manusia biasa yang kebetulan terlahir di keluarga berada. Aku yang manja ini sungguh bergantung pada kedua orang tua dan entah apa jadinya jika aku hidup tanpa mereka.

Aku masih ingat ~ Saat aku kecil, aku pernah tersesat di sebuah gang sempit sebab teman-temanku meninggalkanku saat kami sedang asyik bermain.

Aku menangis dalam diam...

Aku takut ...

Aku marah...

Marah pada diriku sendiri yang tak mau menuruti perkataan mommy untuk tidur siang selayaknya anak baik pada umumnya.

Aku terisak hebat sampai sepasang telapak tangan terlihat mengulur tepat di depan mataku yang mulai memburam.

"Adik manis? Sedang apa disini? Kamu tersesat?"

Aku mendongak dan mendapati sosok anak laki-laki yang memiliki badan lebih besar dariku berdiri di hadapanku. Aku tak tau berapa kisaran usianya tapi yang pasti, ia jauh lebih dewasa dibandingkan aku yang masih duduk di taman kanak-kanak.

Aku mengangguk, lalu mengusap air mata yang enggan menetes hingga memenuhi pelupuk mata.

Anak laki-laki itu meraih tubuh mungilku dan membawaku ke suatu tempat tapi aku lupa dimana tempat itu. Aku hanya ingat bagian dimana tiba-tiba aku berada di dalam kamar dengan pakaian yang berbeda dengan sebelumnya.

Apakah mungkin aku hanya bermimpi?

Aku melihat jarum jam namun percuma ~ hahaha, jujur saja aku belum bisa membaca waktu. Lalu aku menengok ke arah jendela. Tirai kamar tidurku masih terbuka namun matahari sudah tiada.

Ya ~ sepertinya aku hanya bermimpi...
























Seokjin pov

Sudah ku bilang aku tak ingin pergi bermain dengan anak-anak nakal itu. Mereka selalu menunjukkan topengnya didepan nenekku hingga membuat nenek serta mamaku percaya bahwa beberapa anak seusiaku yang tinggal di dekat rumah kakek, adalah anak baik dan patut ku jadikan teman.

Ah sial! Bahkan di usia kami yang baru sepuluh tahun, aku ingat betul bagaimana dua orang yang sebaya denganku menenteng tas plastik kecil berwarna hitam dan berisi dua bungkus cerutu.

Beberapa diantaranya terlihat senang dan menyunggingkan senyum lebar. Siapa itu? Ya- mereka adalah yang lebih tua dari kami. Sudah memasuki sekolah menengah pertama tentu saja.

Sebungkus benda kotak mulai terbuka dan mereka memaksaku mencoba barang yang diharamkan oleh anak dibawah umur. Bukan-bukan! - bahkan kami masih anak-anak dan sangat jauh dari kata bawah umur itu sendiri.

Aku sudah menolak berulang kali namun seorang anak laki-laki berbadan besar mulai terlihat kesal sebab kesombonganku. Terserah! Mereka akan mengatai ku seperti apa, sebab aku memang harus mengedepankan egoku agar tak menyentuh barang-barang seperti itu.

My Cutie Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang