***
"Minuuu ~!"
Jungkook segera menurunkan jendela mobilnya dan berteriak memanggil Mingyu yang sepertinya juga baru sampai di rumahnya. Terlihat dari beberapa tenteng tas serta koper memenuhi tangan kanan dan kiri. Lama sekali rasanya ia tak melihat sahabat baiknya. Bahkan beberapa waktu saat mendengar berita tentang kehamilannya, Jungkook sempat beberapa kali menghubungi Mingyu namun tak mendapat respon sama sekali dari yang bersangkutan.
Bukan - bukan karena Mingyu ingin menjauh - pun tak lagi peduli pada Jungkook. Namun kepadatan jadwal sebagai seorang mahasiswa serta merangkap pekerjaan paruh waktu, membuat Minggu hampir tak memiliki waktu untuk memegang ponselnya. Kenapa harus bekerja paruh waktu kalau kekayaan orang tuanya saja bisa menghidupi sepuluh orang mahasiswa di kampus elite kota Seoul? Ya - jawabannya adalah karena ia ingin sedikit memberi kesibukan supaya rasa rindunya yang menggebu pada Jungkook, tak merusak pikirannya. Jujur saja Mingyu masih sulit menghilangkan sosok Jungkook dari hatinya. Namun dengan berbagai kesibukan yang ia jalani, ia terus berharap bahwa suatu saat ia bisa merelakan Jungkook sepenuhnya.
Mingyu tersenyum dan melepaskan tas di tangan kanannya serta ikut melambaikan tangan antusias. Air mata menggenang saat melihat betapa cantiknya Jungkook saat ini. Rambutnya yang semakin panjang serta raut wajah yang secerah mentari pagi sungguh menandakan bahwa laki-laki itu telah hidup bahagia bersama Seokjin, suaminya. Rindu - jika diijinkan, Mingyu ingin memeluk Jungkook semalaman hanya untuk menyalurkan rasa bangganya pada teman masa kecilnya itu.
"Pak sopir stop dulu! Adek mau ke tempat Minu!"
Jungkook menatap suaminya sebentar untuk meminta ijin dan "boleh!" Jawaban yang diberikan sang suami membuat Jungkook benar-benar girang. Ia kecup sebentar pipi kiri sang suami dan bergegas membuka pintu mobil.
"Jangan lari! Hati-hati sayang."
Jungkook hendak berlari jika saja Seokjin tak memberi peringatan. Ia berbalik sebentar untuk mengatakan sesuatu.
"Mas Seokjin dan Jean tunggu di rumah ya. Adek gak lama kok."
"Iya sayang. Tapi ingat ya! Jangan lari. Jalan saja!"
"Iya mas."
Jungkook tak berlari, ia jalan. Meski jalannya seperti orang kesetanan tapi ia tidak berlari!
Ia hampiri Mingyu dan peluk erat. Keduanya sama rindu tapi dalam arti yang berbeda.
"Kookie kangen Minu. Minu kenapa tidak angkat telepon Kookie?"
"Maaf Kook, aku sibuk. Pulang dari kampus, aku harus bekerja."
"Kenapa bekerja? Kan om dan tante banyak uang!"
"Ya - gak selamanya kamu bergantung sama orang tua 'kan?"
"Ooo..."
Jungkook mengangguk paham. Lalu ia ingat harus menyampaikan berita bahagia namun segera Mingyu menuntunnya untuk masuk ke dalam rumah lebih dulu.
Keduanya kini duduk bersebelahan di sofa ruang tamu rumah Mingyu. Menyapa kedua orang tua Mingyu yang kebetulan ada di rumah, lalu kembali saling bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cutie Husband ✔️
Novela JuvenilKisah cinta klasik dua insan yang terjalin karena perjodohan. Jungkook, seorang laki-laki periang yang masih duduk di bangku sekolah, dipaksa untuk menerima perjodohan 'konyol' yang dibuat oleh sang kakek bersama sahabatnya. Menikah muda tentu bukan...