FIRST NIGHT

937 87 31
                                    








***

"Dek, bisa tolong buka pintunya? Ini terkunci, mas tidak bisa masuk."

"Tidak."

Sepulang acara pesta, Jungkook hanya bisa menangis saat kedua orang tuanya meminta ia untuk pulang ke rumah Seokjin. Rumah yang sering orang-orang kaya sebut apartemen itu, adalah tempat mewah yang Seokjin miliki sejak ia masih menjadi seorang mahasiswa. Untuk seorang lulusan The International School of Geneva, Seokjin jarang mendapat kesempatan untuk pulang ke negaranya sendiri. Maka saat ia berhasil meluangkan waktu, seringkali tak ia temukan kedua orang tuanya di rumah. Jadi Seokjin membeli sebuah apartemen dengan uang hasil tabungannya sendiri selama bekerja di sebuah perusahaan yang masih berada dalam naungan keluarga Kim.

"Kenapa? Tadi adek kelihatan baik saat sedang pesta. Tapi setelah pesta selesai, adek bersikap dingin dengan mas. Mas ada salah? Mas minta maaf. Tolong buka pintunya, mas mau masuk."

"Kalau adek katakan tidak ya tidak Pak!"

"Lalu mas harus tidur dimana dek? Apartemen mas ini cuma ada dua kamar tidur, tapi kamar tidur sebelah jarang sekali dibersihkan. Mas capek tidak bisa kalau harus bersih-besih kamar terlebih dahulu. Ingin cepat istirahat."

"Terserah ya mas. Pokoknya adek tidak mau bapak masuk ke kamar ini apalagi tidur dengan adek!"

Di akhir kalimatnya, Jungkook berteriak cukup kencang. Entah mengapa amarahnya begitu memburu. Awalnya, ia sangat menikmati acara pesta pernikahannya dengan Seokjin. Namun setelah kedatangan lelaki yang sempat membuat Seokjin terlihat cemas dan ketakutan, suasana hati Jungkook berubah kelam. Seperti ada yang aneh (?) Pria yang kini telah resmi menjadi suami Jungkook, seperti tengah menyembunyikan suatu hal besar dari dirinya. Itulah yang membuat Jungkook tiba-tiba saja berubah pikiran dan tak ingin pulang ke rumah Seokjin. Ia terus memohon pada orang tuanya untuk diijinkan pulang bersama mereka namun semuanya berakhir sia-sia.

"Ya sudah kalau begitu mas tidur di sofa saja ya. Tapi mas boleh masuk ke kamar dulu? Mas mau ganti pakaian dek."

"Tidak mau pak! Adek gak mau lihat muka bapak!"

Begitulah kisah mereka di malam pertama. Bukan hanya itu, keadaan Seokjin yang terlampau lelah membuat ia teringat sesuatu yang mungkin bisa sedikit mengobati rasa lelahnya.

Tanpa membersihkan badan dan berganti kemeja, Seokjin melepas jas hitam dan menggantinya dengan jaket kulit khas pemotor handal. Ia kemudian berlalu dengan motor kesayangannya menuju kafetaria terdekat untuk sejenak melepas penatnya dengan secangkir kopi buatan barista langganannya.

Tak perlu waktu lama untuk tiba di tempat yang sudah ia janjikan dengan seseorang sebelumnya, sebab motor kesayangannya melaju dengan cepat. Jalanan mulai lengang dan dengan bebas Seokjin dapat melajukan kendaraannya sesuai keinginan hati. Ya - benar, secangkir kopi hanya alasan. Selebihnya karena - ?












Flashback on..

'Aku tunggu kamu di cafe langganan kita mas. Nanti malam setelah acaramu selesai.'

Begitulah kalimat yang lelaki tampan nan elegan itu katakan pada Seokjin. 'Mas' adalah panggilan yang Taehyung berikan untuk Seokjin sejak pertama mereka saling mengenal beberapa tahun lalu. Tepatnya sejak mereka masih menjadi mahasiswa di salah satu tempat perkuliahan di Swiss.

My Cutie Husband ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang