“Jika bisa sekarang kenapa harus nanti,jika bisa nanti kenapa harus sekarang?”
~𝓡𝓮𝔂𝓱𝓪𝓷~
Januari 2018, Pagi ini langit menampakkan medung nya. Sang Surya matahari nampak tak kunjung menerbitkan sinarnya. Gerimis kecil kecil mulai turun membasahi tanah bumi Pasundan di pagi ini. Seorang remaja laki-laki yang mempunyai umur sekitar 16 tahun nampak masih nyaman tertidur dengan selimut tebal yang membaluti tubuhnya.
Tok tok...
Suara ketukan pintu kamar terdengar,namun sang pemilik kamar masih tak kunjung tersadar. "Rey...,Reyhan.." Mia, wanita tua itu berulang kali mengetuk pintu kamar reyhan namun sang pemilik tak kunjung menyahuti.
Tanpa mengetuk nya lagi wanita itu pun masuk ke kamar cucunya. Wanita tua itu menghembuskan nafas gusar saat melihat reyhan yang masih tertidur lelap sambil memeluk guling nya. Wanita itu berjalan ke arah gorden jendela untuk membukanya.
"Bangun reyhan." Nenek itu menyingkirkan selimut tebal yang membaluti tubuh cucunya.
"Bentar lagi nek." Ujarnya dengan suara serak khas Bagun tidur
Nenek itu mengelengkan kepala nya pelan. "Ayo bangun...hari ini jadwal kamu masuk sekolah baru! Jangan sampai kamu telat."
Tak ada sahutan sang empu lebih melanjutkan kembali tidurnya.
Nenek itu berkacak pinggang "bangun rey, jangan sampai kamu kenak marah lagi sama papa-mu itu. Ayo bangun."
Perlahan reyhan mulai bangkit dari tidurnya.meski matanya masih berat untuk terbuka dan nyawanya masih belum terkumpul ia harus tetap bisa bangun dan menjalani hari baru ke sekolah baru dengan bertemu teman baru.
~𝓡𝓮𝔂𝓱𝓪𝓷~
Reyhan turun dari lantai satu dan hendak ke meja makan,di meja makan sudah ada kedua orang tuanya yang sedang sibuk mengotak atik ponsel mereka tanpa mengalihkan perhatian melihat reyhan atau sekedar basa basi atau tidak menayangkan hari hari anaknya ,itu tidak pernah keluar dari mulut mereka.
Meskipun suasana nampak hening reyhan mulai membuka suara. "Pa,hari ini jadi kan anterin Rey masuk sekolah baru?"
Tak ada jawaban pria itu memilih meyeruput kopi,Arga memasukkan ponsel miliknya ke dalam jas yang kini ia kenakan. "Papa gak bisa anterin kamu,hari ini ada miting penting. Kamu suruh anterin sama mang Asep aja." Ujar arga
"Tapi-" ucapan Rey terpotong
"Jangan jadi anak manja,Rey. Kamu itu anak cowok. Sekarang kamu udah mulai duduk di bangku SMA,dan kamu harus terbiasa sendiri. Mama sama papa sibuk urusin kerjaan." Ujar Nadira ikut menimpali
"Ingat Rey, papa udah daftarin kamu di tempat sekolah yang bagus dan mahal,dan kamu harus bisa Banggain papa buat dapetin nilai yang bagus. Jangan pernah bolos sama pelajaran." Perigat Arga.
Reyhan hanya diam sambil menggenggam kuat sendok yang berada dalam genggaman nya. Bahkan sejak ia duduk di bangku sekolah dasar ia selalu bisa mendapatkan juara dan nilai yang bagus,namun semua usahanya sia sia ,papa dan mamanya tak pernah terlihat bangga akan prestasi yang ia capai. Mereka tak ada Waktu,pergi ke kantor pagi pagi sekali dan pulang larut malam. Mereka hanya sibuk dengan perkejaan masing masing tanpa memperdulikan perasaan anaknya. "Ayo berangkat." Ujar Nadira yang di balas anggukan oleh Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYHAN PUTRA JAYA [Segera Terbit] ✓
Fantasi"Dia selalu membuatku tersenyum meski tanpa bertemu.." "CINTA ITU LAYAKNYA ANGIN,TAK TERLIHAT NAMUN DAPAT DI RASAKAN " Apa jadinya jika cowok humoris di persatukan dengan seorang gadis introvet ??? __________________________________ Cerita ini murni...