"beberapa hari ini gue liat lu ga fokus, kenapa? Kok sering ngeliatin pintu masuk mulu?" tanya earth pada new yang sedang beristirahat dibelakang cafe.
"engga kok, gue gapapa" jawab new.
"masa sih?"
"gue gapapa kak, emang kenapa sih?"
"ya gaada, cuma rada aneh aja lu semingguan ini gue perhatiin, lagi ada masalah?"
"iya, masalahnya bos gue dateng mulu ke cafe, heran gue" jawab new yang membuat earth tertawa.
"ntar kalau gue jarang ke cafe, lu kangen kan ribet"
"gaada yang kangen sama lu ya" ujar new tak terima.
"terus kangen siapa dong?"
"ga kangen siapa-siapa juga, apasih orang ini"
"dih kok sewot"
"ya abisnya ngeselin lu" jawab new.
"yang biasanya dateng kesini udah lama ga keliatan ya?" tanya earth.
"eum" gumam new mengangguk.
Earth tersenyum menatap new yang masih memandang lurus kedepan sambil mengaduk-aduk makanannya.
"lu masih sama ya?"
"sama gimana?" tanya new.
"iya sama, masih gamau buka hati lu, bedanya kalau dulu pas gue ngejar mungkin emang lu ga begitu ada perasaan sama gue, udah terlanjur nyaman jadi kakak adek, nah kalau sekarang lu mulai ada perasaan tapi tetep gamau biarin orang itu buat masuk" jawab earth.
"sok tau"
"keliatan new, jelas banget kalau lu nyaman sama dia, nih sekarang lu kayak orang bego gaada dia"
"udah lah biarin aja, gue udah nyaman sendiri, nyaman dengan diri gue sendiri"
"lu yakin?"
"100%" jawab new.
"new, semuanya itu emang makin berasa kalau udah gaada" ujar earth.
"gue cuma mau ngingetin lu sebagai saudara, jangan sakiti hati lu sendiri, jangan terlalu keras new, gue tau lu sayang sama diri lu sendiri, tapi lu juga pantes buat disayang sama orang lain, lu berharga new, lu harus bahagia" sambung earth lalu mengusak surai new sebelum meninggalkannya sendirian.
New kembali diam, banyak hal yang ia pikirkan hingga kepalanya kembali berisik. New akui bahwa beberapa hari ini hidupnya seperti hampa, seperti ada yang hilang tapi ia menolak untuk membenarkan bahwa semua itu terjadi karena Tay yang kini tak lagi menampakkan dirinya.
.
.
.
.
.
"lu marah ya sama gue?" tanya mew saat menemui tay di ruang kerjanya.
"buat apa gue marah sama lu?"
"soal new"
"gaada hal yang harus bikin gue marah sama lu, semua yang lu lakuin cuma buat kebaikan gue sama new, gue ga marah"
"tapi lu jarang muncul di grup chat kita"
"gue sibuk, sengaja sih buat sibuk, biar ga kepikiran adek lu mulu, ntar kalau gue ga sibuk tiba-tiba gue nekat nemuin dia gimana?"
"ya tapi ga gini juga"
"udah lah gapapa kok gue, santai aja"
"tay, gue bener-bener minta maaf ya?"