"lu berantem sama adek gue?" tanya Mew pada Tay setelah pria itu memindahkan New keatas ranjangnya.
"engga, pas gue pergi tadi New baik-baik aja, tiba-tiba pas dijalan New telfon sambil nangis terus minta tolong, gue gatau kenapa, dia belum cerita" jelas Tay duduk dipinggir ranjang itu lalu menatap wajah New.
"lu ga denger suara lain pas dia telfon?"
"engga, dan gue tinggal New pergi itu belum lama Mew"
"gue cek cctv ruang tamu dulu" ujar Mew mengambil laptopnya dan kembali duduk dikursi belajar New.
Tay juga mendekati Mew saat pria itu kembali dengan laptopnya, berdiri disamping Mew berharap menemukan jawabannya.
"New telfon lu sekitaran jam berapa Tay?" tanya Mew.
"jam 20.19"
"oke, berarti liat dari jam 20.00" ujar Mew.
"ini pas lu pergi ya" ujar Mew saat mereka melihat rekaman cctv yang menunjukkan bahwa Tay berjalan kearah pintu dan diikuti oleh New.
"iya"
"nah ini New jalan mundur" ujar Mew.
"siapa yang masuk?"
"bentar belum keliatan"
"New ditampar!" ujar Tay kaget.
"shit! Itu mama Tay, astaga dia ngapain lagi nyakitin New?!"
Keduanya dengan jelas menyaksikan apa yang terjadi sebelum New menelfon Tay dan meminta tolong padanya.
Emosi Mew seketika memuncak saat melihat perlakuan sang ibu kepada adiknya yang sudah sangat keterlaluan.
Tay dibuat tidak habis pikir dengan kenyataan yang ia lihat sendiri, ibu kekasihnya itu sangat tega dan dengan tanpa beban menyakiti New tanpa kasihan sedikitpun.
"New lari ketempat lain sebelum dan setelah nelfon gue, dia kemana?" tanya Tay.
"kalau diliat arahnya, itu ke kamar mandi" jawab Mew.
"kenapa? Maksud gue, dia ga cuma sekali lari kesana?" bingung Tay.
"gue juga gatau, gaada cctv diarah sana" jawab Mew.
Tay kembali berjalan mendekati ranjang yang New tempati, menatap wajah pucat kekasihnya itu.
"dia takut dan cemas, mungkin ga New muntah? Karena ada ketakutan dan kecemasan yang tinggi" ujar Tay.
"bisa jadi" jawab Mew.
"lu mau kemana?"
"nyamperin manusia ga punya hati satu itu" jawab Mew.
"engga, jangan dulu Mew, lu harus mikirin apa akibatnya kalau lu meledak-ledak kesana, ujung-ujungnya New yang kena" cegah Tay.
"tapi disaat gue ga ngelakuin apapun, dia juga nyakitin New, bahkan disaat New terus meminta gue buat terus berhubungan baik dengan mereka"
"setidaknya tunggu New sadar dulu"
"gabisa, karena kalau dia sadar, dia bakalan menghalangi gue, kalau emang mereka gabisa berbuat baik sama adik gue, yaudah siap-siap juga untuk kehilangan gue" ujar Mew.
"lu yakin ini jalan yang terbaik? Gue takut New makin disakiti disaat ada celah sedikit aja"
"gue harus tegas kali ini, New ga boleh terus diperlakukan seperti ini, gue titip New" ujar Mew lalu bergegas pergi dari sana.
Tay menghela nafasnya berat, ia kembali memusatkan perhatiannya pada sang kekasih yang masih belum sadarkan diri.
"sebelum aku pergi tadi, aku usap rambut kamu, tapi manusia itu seenaknya ngejambak kamu setelah aku pergi, aku juga cium pipi kamu kan hin? Tapi dia malah ngelukain pipi ini" ujar Tay mengusap pipi New yang terdapat luka lecet.