Siang ini Mew dibuat kebingungan dengan adiknya yang enggan keluar dari kamar sejak pagi.
Karena sikap New yang begitu aneh, Mew pun memutuskan untuk kembali masuk kedalam kamar adiknya itu.
"lu kenapa?" tanya Mew.
"gapapa"
"kebiasaan New, ayo cerita"
"gatau mau cerita apa"
"berantem sama Tay?"
"engga"
"terus? Ga nganter Tay ke bandara?" tanya Mew lagi.
"kalau ga jadi nikah apa gapapa bang?" tanya New yang sukses membuat Mew terkejut.
"apa lagi kali ini?" tanya Mew duduk diatas ranjang adiknya itu.
"kayaknya mas Tay bener-bener pantes dapet yang lebih baik dari gue deh"
"cerita yang bener deh chi, ada apaa?"
"gue gatau apa-apa tentang mas, ga bisa jadi pasangan yang baik juga, ada orang lain yang lebih tau mas dan lebih pantes buat mas"
"iya lu bener lu gatau apa-apa tentang Tay, bahkan lu gatau apa yang Tay mau"
"maksud abang?"
"kalau lu tau apa yang Tay mau, lu ga akan kepikiran buat batalin pernikahan kalian, Tay itu ga pernah punya hubungan romantis sama orang lain selama ini, baru sama lu doang, gue juga ga ngerti kenapa Tay bisa jatuh cintanya sama lu, sama orang yang harus dia pahami mood nya, tingkah nya, random nya, semua hal aneh itu harus Tay pahami"
"lu lagi ngejek gue ya?"
"iya lah bego" jawab Mew kesal.
"denger ya chi, mau orang lain tau tentang Tay sampai ke jumlah sel darah merahnya pun ga akan ngaruh kalau hati nya cuma buat lu! Udah deh insecure nya chi, pikiran lu itu tolong lah diajak kerja sama, ini pernikahan loh, bukan soal main-main, kalau iya itu iya, kalau engga ya engga" ujar Mew.
"Mew"
Panggilan itu otomatis membuat keduanya terkejut dan langsung menoleh kearah pintu kamar yang sejak tadi tidak tertutup.
"Tay?"
"gue boleh ngobrol sama New?"
"oke, gue keluar dulu" ujar Mew beranjak dari ranjang itu dan pergi keluar dari kamar adiknya.
Setelah Mew keluar, Tay pun masuk kedalam dan menutup pintu kamar itu, ia lalu berjalan mendekati New yang menatapnya canggung.
"kenapa hm?" tanya Tay duduk dipinggir ranjang kekasihnya itu, lalu memegang satu tangan New untuk ia genggam.
"mas marah?" tanya New menatap Tay sendu.
"kenapa mas harus marah?"
"karena aku pengen batalin pernikahan kita?"
"sayang kenapa?" tanya Tay lalu mengecup punggung tangan New.
"aku sedih karena mas bohong, mas bilang mas suka manis, mas ga pernah nolak kalau aku ajak makan makanan manis, tapi ternyata aku yang gatau apa-apa tentang mas, sementara kak Jane tau semuanya, dia lebih mengerti mas daripada aku" jawab New.
"mas minta maaf ya? Waktu itu mas pengen deket sama kamu, makanya mas cari cara biar mas bisa nyambung sama kamu, tau nya cara itu ga baik dikemudian hari, malah bikin kamu ngerasa ga pantes buat mas"
"seumur hidup itu lama mas, mas yakin mau menghabiskan waktu bareng aku?" tanya New.
"hal apa yang harus membuat mas ga yakin sayang?"