"mas udah makan malem belum?" tanya New.
"udah"
"oh okey, aku siapin baju dulu ya, mas mandi aja" ujar New yang diangguki oleh Tay.
Saat suaminya itu masuk kedalam kamar mandi, New langsung merengut kesal karena sikap Tay yang masih dingin padanya.
"kenapa sih?" gumam New.
Setelah meletakkan piyama diatas sofa yang ada dikamar mereka, New pun duduk dipinggir ranjang nya dan menatap kearah balkon kamar.
Ia termenung beberapa saat hingga tanpa sadar Tay keluar dari kamar mandi dan langsung berjalan ke arah ranjang.
Sadar akan New yang tampak diam, Tay pun mendekatinya dan menyentuh surai New dengan lembut.
New otomatis langsung mendongakkan kepalanya menatap Tay yang berdiri tepat dihadapannya.
Tanpa aba-aba buliran air mata New jatuh begitu saja membasahi pipi kemerahan miliknya.
Tay hanya mengusap-usap pelan surai New membiarkan orang yang ia cintai itu menangis dihadapannya.
"mas kalau mau marah karena kesalahan aku tuh gapapa, bilang aja salahnya dimana, jangan diemin aku" ujar New terisak.
"selalu begini, mas ga pernah bilang apapun, mas selalu diemin aku lama-lama"
"aku bingung harus tanya siapa, harus cerita sama siapa, aku ga mungkin cerita soal kita sama abang, mau cerita sama mama papa juga ga akan bisa, aku cuma bisa cerita sama mas, tapi mas diemin aku begini" isak New.
Tay pun duduk disamping New dan langsung memeluknya, mengusap-usap lembut punggung New hingga perlahan ia mulai tenang.
"mas minta maaf karena diemin kamu ya" ujar Tay.
"gamau! Aku gamau maafin!" kesal New disela tangisannya.
"hin"
"apa hin hin? Tadi manggil aku New kan? Kamu kalau kesel selalu begitu, aku ga suka dipanggil begitu, aku ga suka kamu marah, kamu ga jelasin apapun dan marah ga jelas, aku ga suka! Kamu jahat sama aku"
"iya sayang iya, maaf ya" ujar Tay sambil terus memeluk dan mengusap surainya.
"kamu yang bilang apa apa itu diomongin biar cepet selesai masalahnya tapi nyatanya kamu yang selalu diem kalau aku salah, kamu yang gamau ngomong sama aku, selalu begitu dan mau nya kamu dingertiin doang, tapi gamau ngertiin aku, aku gatau dimana salahnya aku ke kamu kalau kamu ga ngomong" ujar New terisak.
"aku cuma bisa cerita apa apa itu sama kamu karena ga mungkin ceritanya sama abang, tapi kamu malah diemin aku gamau ngomong sama aku, kamu suka ya kalau diem-dieman sama aku?" tanya New.
"engga sayang, ga gitu maksud mas"
"terus kenapa setiap kesel kamu diem, ninggalin aku kayak orang bego yang gatau salahnya apa? Kamu tau kamu yang pertama punya hubungan lebih dari temen sama aku, aku ga ngerti apapun, apa salahnya ajarin aku, kasih tau aku, benerin kalau emang aku salah, jangan diem gitu sama aku, aku ga suka"
"kamu jahat tau ga sama aku" ujar New memukul dada bidang Tay.
"iya maaf sayang, maaf ya? Mas ga akan begini lagi, ga akan bikin kamu ngerasa ga nyaman lagi, mas minta maaf ya sayang ya"
"salah aku apa?" tanya New mendongak menatap Tay dengan mata yang berlinangan air mata.
"mas ga suka kamu ngomong kalau ini rumah mas, mas ga suka kamu bilangnya pulang ke rumah mas, sementara kamu tau rumah ini hadiah dari mas untuk pernikahan kita, jadi rumah ini rumah kita, mas ga suka denger kamu ngomong seolah-olah kamu cuma numpang disini, ini rumah kamu juga hin, jangan ngomong gitu lagi"