"enak ga?" tanya Tay pada New yang tampak menikmati cheesecake dihadapannya sambil menonton televisi.
"enak" jawab New mengangguk gemas.
Sementara itu Tay tersenyum melihat New yang sudah mulai membaik suasana hatinya sambil terus mengusap-usap punggung New.
Keduanya kini memang sedang duduk bersebelahan diatas karpet tebal yang ada diruang tengah rumah mereka sambil menonton siaran televisi.
"cobain sayang" ujar New menoleh menatap Tay sambil menyodorkan cheesecake nya.
Dengan senang hati Tay menerima suapan itu, membuat New tersenyum senang karena ikut menikmati cheesecake itu.
"masih suka nyeri ga?" tanya Tay.
"udah engga sih mas"
"kalau ada keluhan langsung bilang mas ya"
"okeyy"
"besok kalau misalnya di kampus ngerasa ga enak badannya langsung kabarin mas ya hin"
"iyaa"
"jangan iya iya aja ya sayang, beneran dilakuin loh ya"
"iya sayangkuuuu"
"pinter"
"besok mas anter aku ke kampus?"
"iya dong"
"tapi aku masuk jam 9, mas kan kerja jam 8"
"ya emangnya siapa yang mau marah kalau mas telat 1 jam?"
"papa?"
"mana bisa papa marah kalau urusannya soal menantu kesayangan ini hm" ujar Tay sambil mengusak surai New.
"anaknya papa cemburu kahh?"
"engga ya"
"oh ya?"
"iya dong, mas seneng banget malah karena kamu disayang sama papa"
"papa sama mas mirip banget, sama-sama sayang aku"
"oiya dong, harus sayang sih sama yang ini" jawab Tay memeluk pinggang New.
"mau kiss" ujar New.
"kiss dimana?"
"bebas"
Chupp...
"lagi?" tanya Tay setelah mengecup bibir New.
"udah, aku mau lanjut makan" jawab New yang membuat Tay tertawa kecil.
"gemes banget sih ndutt"
"mulaiiii" protes New.
"ndut nduttt"
"mas Tay!!!"
"iya sayangku"
"mas jelek"
"jelek-jelek gini kamu nyantol juga ndutt"
"dasar jelek" gerutu New.
"ndut nduttt" ejek Tay memeluk pinggang New.
"ngejekin mulu manusia satu ini"
"ini tuh salah satu cara mengungkapkan rasa cinta aku tau" jawab Tay.
"iya deh iya"
"tapi kamu gemes banget tauuu"
"iya tauu"
"ndutttt"
"diem atau ku pukul?"
"iya diem sayang"