♡17

413 80 18
                                    

☆☆

Tanah hutan semakin basah dan becek karena hujan, Yasmine pun harus terus berpegangan tangan pada Ratna untuk keluar dari hutan.
Ya.. hujan telah berhenti, dan mereka berdua melanjutkan perjalanan. Dan akhirnya mereka telah sampai di pagar pembatas halaman rumah nyonya Fen dan hutan.

Sebelum berpisah Yasmine menceritakan, "Ratna, besok aku harus ke Batavia untuk ujian masuk Universitas."

Ratna tertegun sesaat. Besok akan berpisah lagi selama beberapa hari. Ada rasa kecewa di hatinya. Tapi mau bagaimana lagi..
Dia yang sebenarnya tidak paham betul bagaimana itu Universitas, tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, "Hati-hati dijalan, non. Semoga ujiannya lancar."

Yasmine menghela nafas lemas tak ada semangat. "Mungkin aku dan daddy akan berada di Batavia selama beberapa hari."

Bahu tegap Ratna turun."Jadi.. kita tidak akan bertemu selama beberapa hari lagi ya.."

Kepala Yasmine mengangguk sedih. Lalu terkejut kala dirinya sudah ditarik dalam dekapan Ratna. Erat sekali.

"Non Yasmine jaga kesehatan.. Semangat, ya." ucap Ratna.

Yasmine peluk erat Ratna. "Iya, Ratna. Kamu juga..
Dan aku... Mm.. Aku...-"

"Aku apa..?"

Wajah Yasmine menengadah, menatap Yasmine dengan sendu, sedih.
"Aku.. Aku pasti akan merindukan mu disana.." ungkapnya pelan.

Tanpa diduga, Ratna membubuhkan kecupan hangat nya di kepala Yasmine. Menyebabkan Yasmine terdiam membisu. Lalu seolah meleleh seperti mentega yang mencair.

Ratna berucap, "Saya pun akan sangat merindukan non Yasmine."

Mata tajam menghanyutkan itu.. Yasmine tidak sanggup berlama-lama menatapnya balik.

Sensasi aneh dalam dada semakin menyeruak bergejolak. Baik Ratna maupun Yasmine.

Tidak kuat meredam sesuatu itu, Yasmine terpaksa merenggangkan pelukan. Walau sebenarnya dia masih ingin terus berada di pelukan hangat si gadis kebun.
Dia juga teringat waktu, khawatir orang rumah menunggu nya dengan cemas karena belum pulang.

"Mm.. kamu hati-hati pulang nya, ya! Aku ke rumah sekarang." kata Yasmine.

"Iya, non Yas-"
Saat itu juga Ratna tercengang kaget oleh aksi Yasmine yang mengecup pipi kirinya secepat kilat. Kemudian Yasmine langsung lari melenggang pergi.

Ratna yang sempat mematung, baru tersadar kembali kala wajah Yasmine menengok balik kepadanya dari kejauhan. Dan tanpa rasa bersalah, dia tersenyum cantik sebelum kembali balik badan lanjut melangkah menuju rumah.

Ratna hanya dapat bengong terpaku. Dan hampir hilang akal.
Tangannya gemetar. Memegang dada yang terus berisik oleh debaran jantung hati.
Lagi-lagi itu terjadi..


Cklek
Pintu belakang dapur rumah nyonya Fen terbuka. Nyonya Fen, nona Zhao, Nur, Tati, dan Sarti, yang tengah menyiapkan bahan masak makan malam, kompak tercengang kaget kala melihat Yasmine muncul memasuki dapur. Rambutnya, gaun hijau tosca nya, basah kuyup serta terdapat noda cipratan tanah, juga sepatu kotor yang menyisakan jejak di lantai.

Nona Zhao menghampiri dengan wajah keheranan nya. "Ya ampun, Yasmine...
Kamu dari mana?"

"Aku sehabis dari kebun, mami.."

"Bermain dengan Ratna?"

Mendengar pertanyaan itu.. menimbulkan rasa gugup di hati Yasmine.
"Iya, mam.."

"Kenapa sampai basah kuyup dan kotor begini sih? Lama-lama bergaul dengan Ratna kamu hanya akan malah seperti orang kampung, Yasmine..!"

Deg
Hati Yasmine tersinggung.
Apa yang salah dengan orang kampung?
Dan memang nya dia akan berdosa jika seperti orang kampung?
Diam-diam Yasmine bergelut dengan pikiran sedihnya sendiri.
Dan dia memilih diam tanpa menanggapi ucapan sang ibu.

Something [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang