♡54

272 68 18
                                    

☆ jangan lupa klik vote tiap bab♡♡


"Harusnya sedari awal saya bercerita saja pada kamu. Tapi bodoh nya.. saya tidak terpikirkan itu. Saya minta maaf... Sudah buat kamu salah paham," ungkap Ratna.

Angin malam berhembus, menggoyangkan dahan dan daun-daun hingga menciptakan bunyi gemerisik.

Yasmine masih membisu merasakan semua gejolak emosi.

Ratna kecup tangan kanan si kekasih.
"Kamu mau memberi saya kesempatan menjelaskan semua nya?"

Setelah dapat bernafas dengan tenang kembali, Yasmine menganggukkan kepala. Menciptakan senyuman senang di bibir Ratna.
Ratna menceritakan awal keakraban nya bersama Nicoline, yang berawal dari gadis itu menanyakan nama bunga yang pernah dia berikan. Awalnya Yasmine kaget, cemburu. Hampir marah. Tetapi setelah mendengar lanjutan penjelasan Ratna, dia merasa terkesan oleh kekasihnya yang baik hati dan pengasih itu. Dia juga jadi memahami bahwa keakraban mereka berdua karena kesamaan menyukai tanaman.

"Setiap kali sampai di rumah, pikiran saya lebih sering terpuruk. Bukan tidak menganggap kamu dan bi Cucum. Hanya.. saya merasa cukup senang saat pikiran sedih saya teralihkan di tempat lain. Salahsatu nya ajakan Nicoline yang suka mengajak saya berkeliling kebun.
Nicoline itu belum lulus sekolah, aku seperti menganggap nya seorang adik. Tidak ada hal lebih diantara kita. Dan yang saya jelaskan tidak ada yang kurang apalagi lebih. Saya sekarang baru paham bahwa setidaknya akan lebih baik jika saya lebih awal membicarakan semua dengan kamu. Saya minta maaf.."

Menatap lekat pada sepasang mata coklat terang milik Ratna, Yasmine diam. Kekasihnya sangat bersungguh-sungguh. Selanjutnya, dia pun bersuara, "Terimakasih sudah jujur, ingin menjelaskan semua nya padaku. Aku maafkan."

Maka Ratna langsung mendekap nya. Menciumi tangannya.

"Aku juga minta maaf sudah salah paham dan marah, tadi." kata Yasmine.

"Saya maklumi. Itu salah saya." Ratna kecup kening si kekasih.

Mata Yasmine terpejam merasakan kehangatan, kelembutan Ratna yang membuai jiwa.

"Sekarang ayo kita ke dalam! Di luar semakin dingin." seru Ratna.

"Ayo,"

Di belakang bangunan kediaman nyonya Fen, Nur dan Sarti masih mengobrol di ruang depan rumah. Mereka baru saja menyelesaikan pekerjaan dengan hanya dilakukan berdua, yang membuat mereka kadang cukup kewalahan. Dimana sebelumnya pekerjaan di rumah ini biasa dilakukan empat, atau tiga orang. Tapi, beberapa hari yang lalu Tati telah dipecat. Pekerjaan mereka berdua bertambah, sedangkan suasana rumah semakin sepi.

Sarti berkata, "Sono nya ka non Yasmine, Rokayah, jeung Ratna."
( Kangen ya sama non Yasmine, Rokayah, dan Ratna.)

"Enya.. Dimana nya aranjeunna?" sahut Nur, dia kembali meminum teh hangat nya.
( Iya.. Dimana ya mereka? )

"Mudah-mudahan aranjeuna aya dina lindungan Gusti nu maha kawasa." lanjut Nur yang diangguki Sarti.
( Mudah-mudahan mereka ada dalam perlindungan Tuhan yang maha Kuasa )

Sarti, "Amin.."





Pekerjaan di kebun teh sudah selesai. Setor ke pabrik juga sudah. Ratna melangkah pergi dengan semangat menyusuri jalan menurun setelah berpisah dengan pekerja lain yang jalan rumah nya berbeda arah.

"RATNA!"

Dia menoleh ke belakang kala mendengar suara Nicoline muncul memanggil. Terlihat gadis itu berjalan cepat menyusul nya.

"Kamu mau kemana?" tanya Nicoline.

"Saya akan pulang ke rumah, non."

Kening Nicoline berkerut. "Buru-buru sekali!"
Dia ambil sesuatu berbungkus plastik warna merah persegi panjang tipis dari saku baju, lalu menyerahkannya pada tangan Ratna.
"Ini coklat! Oleh-oleh kakak ku dari Bandung. Makan ya!"

Something [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang