☆☆
Beres membersihkan halaman, Ratna dan Yasmine pergi ke hutan untuk menemui abu, si kucing liar. Disana mereka tertawa memperhatikan abu yang tampak tidak sabar menyantap makanan yang mereka bawa. Ada banyak daging ayam sisa beserta tulang, juga ikan sisa. Mereka juga merasa senang oleh keadaan abu yang terlihat semakin berisi dan sehat.
Yasmine usap lembut kepala abu. "Sehat selalu, ya, abu.."Bibir Ratna tersungging senyum, dalam hati ikut berdoa mengharapkan kesehatan untuk abu.
"Non," panggilnya kemudian."Kita sedang berdua, Ratna.. Jadi panggil aku......"
"Hahaha. Iya, sayang.. Saya kadang lupa." Ratna menggaruk tengkuk leher nya yang tak gatal.
Tangan Yasmine iseng mencubit pelan pinggang Ratna.
"Tuan Andrew dan kamu sudah lama saling mengenal?" tanya Ratna penasaran.
Mendengar nama Andrew, raut wajah Yasmine menjadi berubah. Tidak nyaman.
Dia menjawab, "Tidak. Aku hanya mengenalnya saat terakhir kali ke Batavia.""Oh.. Saya rasa tuan Andrew menyukai-"
"Ratna.." sela Yasmine.
"Iya, sayang..?"
"Bisakah kita tidak membahas orang itu? Aku tidak nyaman membahasnya." ungkap Yasmine.
Ratna genggam tangan si kekasih. "Baik, sayang.. Maaf ya.."
Terdengar gelak tawa kecil Yasmine.
Gadis itu berdiri. "Ayo, Ratna, kita berdansa!"Badan Ratna kini ikut berdiri. "Berdansa itu bagaimana? Saya tidak tau,"
"O iya.." Yasmine menepuk jidatnya sendiri. Baru ingat bahwa kekasihnya memang pasti tidak tau dansa.
Dia arahkan satu tangan Ratna di pinggang nya, satu lagi dia genggam.
"Dansa itu seperti menari. Hanya jika dansa biasa dilakukan berpasangan, dengan diiringi musik. Bisa musik yang romantis dan pelan atau musik yang ceria. Gerakannya paling dasar, kita bergerak ke kanan dan ke kiri, atau maju-mundur bergiliran dengan kompak, dan posisi kita seperti ini. Lalu bisa juga berputar-putar. Kita coba ya,"Kepala Ratna mengangguk.
Yasmine, "Sekarang kita ke kanan!"
Dua pasang kaki bergerak kanan.
"Kiri!"
Lagi. Dua pasang kaki bergerak ke kiri.
"Sekarang maju!"
Ratna maju dengan Yasmine bergerak mundur. Lalu giliran Yasmine maju, Ratna bergerak mundur.
"Nahhh!" ceria Yasmine senang.
"Mudah kan?!""Iya. Ternyata mudah juga. Ayo, kita coba lagi!" pinta Ratna bersemangat.
Kata Yasmine, "Hm.. Seandainya ada musik disini,"
"Ada.." jawab Ratna diakhiri senyum.
"Hah? Mana?"
"Coba dengarkan seksama di sekeliling kita..!"
Mata Yasmine terpejam sejenak. Bibirnya mengulas senyum oleh segala macam bunyi di hutan ini. Mulai dari bunyi suara hewan, suara gesekan semak-semak dan suara hembusan angin yang mendayu.
Lalu berkata, "Iya.. semua suara alam adalah musik yang indah."Maka selanjutnya, si kucing abu menyaksikan pasangan sejoli itu asik kompak bergerak ke kanan, ke kiri, maju, mundur, berdansa dalam kedamaian hutan. Setiap kali berada di alam bebas, rasanya dunia seperti hanya milik mereka berdua.
"Ratna.. Menurut mu kapan kita bisa memberi tau tentang hubungan kita pada orangtua?" tanya Yasmine di sela-sela berdansa.
Ratna menjawab, "Jika sekarang, memang kita berdua pasti belum siap. Tapi kapanpun nanti jika saat nya telah tiba, saya berjanji tidak akan menghindar. Saya akan menghadapi nya, bersama mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Something [END]
General FictionYou're a sunday morning kind of beauty Hindia Belanda, Jawa Barat, Tasikmalaya. 1943. Tidak ada yang tau, jika seekor kucing liar hadir, menjembatani mereka berdua pada suatu takdir. Sesuatu diantara dia & dia, sesuatu diantara mereka & kehidupan. Y...