☆☆
"Berhenti! Berhenti!" pinta Yasmine setelah dirasa tidak tahan lagi menahan emosi.
Akio, "Kenapa lagi?"
"Yasmine?" suara Ratna.
Yasmine terkejut melihat Ratna bangun dari tidur. Duduk di kasur nya. Wajahnya mengedarkan pandangan mencari dirinya.
"Pergi sekarang!" bisik Yasmin pada Akio.
Tak mau membuat Yasmine marah, Akio menuruti. Menutup pintu jeruji besi itu dan mengunci nya lagi.
Sekarang Yasmine telah berada di samping kekasihnya.
"Apa yang terjadi Yasmine? Apa ada tentara Jepang yang masuk dan ingin me..lecehkan mu?" Cemas sekali wajah Ratna.
Dan bertambah cemas ketika mendengar suara Yasmine terisak-isak."Yasmine.."
Tangannya bergerak panik berusaha menggapai Yasmine, disertai nafas terengah-engah.
Setelah menggapai wajahnya, Ratna membawa Yasmine menangis dalam dekapan.
Dia tak kuasa menahan air mata.
"Maafkan saya, Yasmine.. Saya tidak mampu melindungi mu lagi. Hiks. Saya-"
Mulutnya bungkam kala bibir Yasmine menempel di bibirnya.Terdengar suara lirih Yasmine, "Jangan berbicara seperti itu lagi..! Ini semua diluar kuasa kita.
Selama ini kamu selalu menjaga, melindungi ku. Jadi sekarang tidak ada salahnya kalau aku yang menjaga dan melindungi mu. Kamu masih selalu ada untukku. Jadi tolong, jangan berpikir bahwa kamu tidak dapat menjadi berarti. Kamu sangat berarti Ratna."Luar biasa mengena di hati Ratna. Menghantarkan diri pada rasa berharga yang amat dalam.
Ratna dekap erat sang kekasih. Mencium pucuk kepalanya berkali-kali.
'Sungguh, Yasmine adalah anugerah terindah dalam hidup saya. Terimakasih, ya Tuhan..'Dibawah bias sinar rembulan yang menyelusup masuk dari jendela, Ratna dan Yasmine terlelap tidur bersama. Siap menghadapi hari esok dan seterusnya dengan kekuatan kebersamaan yang mereka miliki.
Memasuki bulan Agustus.
Diluar cukup panas terik, Yasmine pergi ke luar, tidak ingin membiarkan pakaian dijemur terlalu lama.
Di halaman terbuka khusus beraktifitas para tawanan kamp, kebetulan disana juga ada seorang perempuan bersama anak balita perempuannya yang berusia dua tahun. Mereka mengobrol sambil mengambil pakaian yang telah kering.Sempat mencolek pipi bulat anak balita itu, Yasmine bertanya, "Bagaimana Ysabelle hari ini? Apa demam nya sudah turun?"
Grace, ibu Ysabelle menjawab, "Puji Tuhan.. demam nya sudah turun, dan Ysabelle sudah tidak susah makan. Tapi tetap dia masih selalu ingin susu.."
Bibir merah mungil Ysabelle tersenyum manis.
Yasmine gemas, sekaligus sedih melihat anak-anak kecil, termasuk Ysabelle yang harus turut hidup di tempat menyedihkan ini.
Bibirnya mengulas senyum.
"Sehat-sehat ya, cantik.." Dia usap kepala mungil Ysabelle.
"Semangat Grace.. Kita harus tetap sabar. Yakin kita akan segera bebas,""Amin.. Kau juga," sahut Grace.
"EKHM!"
Suara Akio muncul mengagetkan mereka berdua.
Grace sudah berdebar-debar cemas, takut. Sedangkan Yasmine mendesah malas. Dia pun pamit pada Grace hendak lebih dulu pergi. Lalu diikuti oleh Akio.Akio bertanya, "Yasmine.. Kenapa seharian kamu menghindari ku?"
"Aku sedang tidak ingin diganggu," jawab Yasmine tanpa menatap balik dan terus berjalan.
"Ingat, kau kekasihku!" suara Akio menjadi lebih tegas.
Langkah Yasmine terhenti. Memandang Akio yang kini telah berada di depannya. "Oke.. Tapi aku minta kau jangan datang ke ruangan ku untuk melakukan itu lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Something [END]
Ficción GeneralYou're a sunday morning kind of beauty Hindia Belanda, Jawa Barat, Tasikmalaya. 1943. Tidak ada yang tau, jika seekor kucing liar hadir, menjembatani mereka berdua pada suatu takdir. Sesuatu diantara dia & dia, sesuatu diantara mereka & kehidupan. Y...